Tembak Mati 6 Anggota Keluarga Mantan Istri, Pria AS Dihukum Mati

Sabtu, 12 Oktober 2019 - 15:14 WIB
Tembak Mati 6 Anggota Keluarga Mantan Istri, Pria AS Dihukum Mati
Tembak Mati 6 Anggota Keluarga Mantan Istri, Pria AS Dihukum Mati
A A A
TEXAS - Hakim pengadilan di Texas, Amerika Serikat (AS) menjatuhkan hukuman mati terhadap seorang pria yang menembak mati enam anggota keluarga mantan istrinya. Hakim menolak klaim pengacara bahwa terdakwa menderita penyakit mental.

Vonis mati dijatuhkan pada hari Jumat waktu sempat setelah panel hakim bermusyawarah sekitar empat jam.

Pembunuhan terhadap enam orang, termasuk empat anak-anak, dilakukan Ronald Lee Haskell, 39, pada 2014. Pada sidang bulan lalu, terdakwa didakwa melakukan pembunuhan besar-besaran.

Pengacara Haskell berargumen keras agar kliennya seharusnya dihukum penjara seumur hidup, bukan hukuman mati. Menurut pengacara, Haskell semestinya menghabiskan sisa hidupnya dengan memikirkan apa yang telah ia lakukan dan akhirnya meninggal di penjara.

Pengacara mengatakan Haskell memiliki riwayat panjang perihal penyakit mental yang dideritanya, di mana ia dirawat oleh banyak dokter. Argumen itu yang disuarakan pengacara agar dipertimbangkan hakim dengan tujuan hukuman diringankan.

Jaksa penuntut mengatakan Haskell telah merencanakan untuk membunuh siapa saja yang membantu mantan istrinya; Melanie Lyon, setelah sang mantan istri meninggalkannya. Katie Stay adalah saudara perempuan Melanie Lyonn dan telah melakukan perjalanan dari rumahnya di Houston ke rumah Melanie Lyon di Utah untuk membantu saudara perempuannya itu meninggalkan Haskell.

Lyon bersaksi bahwa Haskell secara fisik melecehkannya dan anak-anak mereka. Hal itu yang membuatnya memutuskan untuk bercerai. Lyon kemudian pindah ke Texas untuk bersama keluarganya.
Pihak berwenang mengatakan Haskell melakukan perjalanan dari California dan membuntuti keluarga Lyon selama dua hari sebelum membunuh enam anggota keluarga Lyon dan membiarkan hidup satu anggota keluarga saudara perempuan Lyon.
Haskell membunuh Stephen dan Katie Stay berserta anak-anak mereka; Zach, 4, Rebecca, 7, Emily, 9, dan Bryan, 13.

Jaksa penuntut, Kaylynn Williford, menggambarkan bagaimana Haskell menembak Zach, 4, di bagian pundak. Menurutnya, korban ketakutan dan bergegas mendekati ayahnya di sofa. Zach menyembunyikan kepalanya di bahu ayahnya untuk perlindungan.

Tetapi pada saat itu, ayah Zach telah tewas setelah ditembak. "Dia bergegas ke ayahnya, karena itulah yang dilakukan anak-anak lelaki kecil," kata Williford, seperti dikutip Fox News, Sabtu (12/10/2019).

Haskell kemudian mendekati Zach. Menurut Williforf, terdakwa mengarahkan pistol ke bagian belakang kepala anak kecil dan menarik pelatuknya.

"Seberapa dingin dan dendam Anda sampai harus mengambil nyawa seorang anak berusia 4 tahun?," tanya Williford kepada terdakwa.

Cassidy Stay, 15, putri pasangan Stephen dan Katie Stay, selamat dari pembantaian dengan berpura-pura mati setelah dia ditembak di kepala. Dia kemudian memanggil polisi untuk memberi tahu mereka bahwa Haskell sedang dalam perjalanan ke rumah kakek-neneknya. Dari laporan itulah, polisi menangkap Haskell sebelum dia tiba.

Cassidy bersaksi di persidangan bahwa dia sempat memohon kepada pamannya saat pembantaian terjadi agar sang paman tidak menyakiti keluarganya. Namun, Haskell tetap melepaskan tembakan.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4316 seconds (0.1#10.140)