Di Mana Duha? Gadis Kecil Palestina yang Diduga Diculik Tentara Israel di Gaza

Senin, 02 September 2024 - 19:15 WIB
loading...
Di Mana Duha? Gadis...
Tentara Israel menggendong gadis Palestina asal Gaza. Foto/Younis Tirawi
A A A
JALUR GAZA - Dewan Hak Asasi Manusia PBB dan lembaga amal Save the Children telah melaporkan ribuan kasus anak-anak Palestina yang telah ditahan, dihilangkan, atau diculik setelah invasi Israel ke Jalur Gaza.

Pengguna media sosial menyoroti kisah Duha Talat, gadis Palestina berusia 8 tahun yang tampaknya dibawa pergi dari Gaza oleh seorang tentara Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

Jurnalis Palestina Younis Tirawi melaporkan kisah tersebut di akunnya di platform X pada Sabtu (31/8/2024), menulis bahwa keberadaan gadis muda itu tidak diketahui sejak Juli.

Tirawi, yang dikenal memantau dan melaporkan konten akun media sosial anggota IDF, baru-baru ini menemukan satu unggahan Instagram yang dibuat oleh Ido Zahar, seorang tentara yang bertugas di Batalyon Tzabar ke-432 militer Israel.



Zahar mengunggah foto dirinya bersama Duha Talat tanpa kehadiran anggota keluarganya. Gadis itu dilaporkan ditahan oleh IDF di dekat perbatasan Rafah di Gaza pada akhir Juli.

Zahar segera menghapus foto tersebut dan menyetel akunnya menjadi pribadi setelah unggahan Instagram tersebut menarik perhatian publik.

Prajurit kolonial Israel itu menanggapi dengan agresif ketika dimintai komentar tentang insiden tersebut, dengan menjawab, “Tidak ada cerita. Tidak ada wajah. Tidak ada apa-apa. Tolong hapus ini sepenuhnya dari mana-mana.”

Militer Israel juga bungkam ketika Tirawi bertanya, dengan seorang juru bicara hanya mengatakan insiden tersebut dilaporkan sedang diselidiki.

Para pengamat mencatat insiden serupa terjadi akhir tahun lalu ketika muncul cerita tentang seorang bayi yang diambil dari Gaza oleh seorang kapten militer Israel.

Selama wawancara yang disiarkan di stasiun radio IDF, prajurit Israel Shahar Mendelson menceritakan kisah seorang bayi yang menangis yang dibawa kembali ke Israel setelah serangan IDF di Kota Gaza.

Satu unggahan tentang insiden tersebut di platform X dilaporkan dihapus oleh akun militer resmi Israel setelah ditunjukkan bahwa penculikan anak tersebut dapat merupakan kejahatan perang.

Insiden tersebut mendapat liputan di media Israel setelah Kementerian Luar Negeri Palestina menyerukan penyelidikan.

“Laporan Save the Children yang berjudul ‘Anak-anak Hilang di Gaza’ memperkirakan ribuan anak hilang di Gaza, termasuk apa yang digambarkan organisasi tersebut sebagai ‘anak-anak yang ditahan, hilang, atau diculik (di bawah umur),” tulis Tirawi.

Dia menjelaskan, “Dewan Hak Asasi Manusia PBB, dalam siaran pers pada bulan Mei, melaporkan banyak kasus perempuan dan anak perempuan dari Gaza yang dihilangkan secara paksa oleh militer Israel.”

Tirawi menghubungi tentara lain dari Batalion Tzabar yang mengklaim Duha Talat ditahan oleh Israel karena “alasan keamanan” setelah seorang anggota keluarga yang sudah tua dilaporkan menawarkan untuk mengungkapkan lokasi terowongan Hamas di Gaza.

Namun Tirawi mencatat beberapa ketidakkonsistenan yang tampak dalam pernyataan anggota IDF tersebut.

“Kami percaya bahwa mengetahui keberadaan dan keselamatan gadis ini adalah kepentingan publik,” lanjut Tirawi di X. “Kami juga mendesak otoritas terkait memberikan informasi lebih lanjut tentang gadis yang hilang tersebut.”

Para pengguna media sosial telah menanggapi seruan tersebut untuk menarik perhatian pada cerita tersebut, dengan harapan dapat meyakinkan media-media besar untuk mengungkap kasus Duha.

Netizen khawatir Duha Talat telah diculik atau mungkin mengalami nasib yang sama seperti Hind Rajab, seorang gadis Palestina berusia enam tahun yang secara tragis dibunuh bersama keluarganya dan dua paramedis pada bulan Januari oleh tentara IDF di luar Kota Gaza.

Tindakan pembunuhan anak tersebut menyebabkan kecaman internasional.

Hampir 17.000 anak telah terbunuh sejak invasi Israel ke Gaza Oktober lalu, menurut angka terbaru dari kementerian kesehatan wilayah tersebut.

Jumlah tersebut sekitar 2,6% dari semua anak di Gaza. Ribuan anak lainnya masih terjebak di bawah reruntuhan serangan Israel dan diduga tewas di penjuru Gaza.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken sebelumnya menolak memberikan sanksi kepada unit militer Israel yang secara kredibel dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang serius terhadap anak-anak Palestina, termasuk penyerangan fisik dan seksual.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1021 seconds (0.1#10.140)