Pertama Kalinya, Ukraina Gunakan Jet Tempur F-16 Tembak Jatuh Rudal Rusia
loading...
A
A
A
KYIV - Angkatan Udara Ukraina, untuk pertama kalinya, menembak jatuh beberapa rudal Rusia dengan mengandalkan jet tempur F-16 buatan Amerika Serikat (AS).
Itu disampaikan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. yang mengeklaim kejadian itu berlangsung pada Senin lalu.
Meski demikian, dia masih mengeluh bahwa jumlah jet tempur yang dipasok negara-negara Barat sejauh ini tidak mencukupi.
Sejumlah negara NATO, termasuk AS, Prancis, Bulgaria, Denmark, Belanda, Belgia, Kanada, Luksemburg, Norwegia, Polandia, Portugal, Rumania, dan Swedia, berjanji untuk menyumbangkan pesawat tersebut ke Kyiv tahun lalu.
Negara-negara tersebut membentuk "Koalisi F-16" untuk memperlancar pengiriman dan mengatur pelatihan pilot Ukraina.
Meskipun tidak ada batas waktu yang ditetapkan, dengan pesawat yang diharapkan tiba dalam beberapa gelombang selama beberapa tahun, Ukraina dapat mengharapkan sekitar 85 unit jet tempur F-16, menurut perkiraan media Barat.
"F-16 [memiliki] hasil yang baik...Sebagai bagian dari serangan rudal [Rusia] yang sangat besar ini [pada hari Senin], kami menembak jatuh beberapa dengan bantuan F-16," kata Zelensky, seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (29/8/2024).
Dia berterima kasih kepada para pendukung dari negara-negara Barat karena telah memasok pesawat tempur tersebut. Namun, dia menyerukan lebih banyak pengiriman dan program pelatihan yang lebih luas bagi para pilot Ukraina.
Pada hari Senin, Rusia melancarkan apa yang oleh otoritas di Kyiv digambarkan sebagai "salah satu serangan gabungan terbesar" sejak dimulainya perang pada Februari 2022.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, serangan presisi tinggi besar-besaran terhadap Ukraina dilakukan dengan menggunakan senjata jarak jauh berbasis udara dan laut, serta pesawat nirawak.
Serangan itu menargetkan fasilitas energi yang mendukung kompleks industri pertahanan Ukraina khususnya, serta beberapa lapangan udara yang menyimpan amunisi udara yang dipasok Barat.
"Semua target yang ditunjuk telah diserang," bunyi pernyataan kementerian tersebut.
Awal bulan ini, Zelensky mengonfirmasi di saluran Telegramnya kedatangan pertama F-16 buatan AS, tetapi tidak mengungkapkan jumlahnya.
Dia memuji jet tempur tersebut. "Pesawat yang mampu memberikan hasil pertempuran yang persis seperti itu yang akan membawa kemenangan kami lebih dekat—perdamaian yang adil bagi Ukraina," katanya.
Moskow telah memperingatkan bahwa F-16, sebagaimana halnya senjata Barat lainnya yang diberikan kepada Kyiv, tidak akan mengubah hasil konflik, dan hanya akan memperpanjang pertumpahan darah.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa jet tempur tersebut bukanlah “pil ajaib” dan secara bertahap akan ditembak jatuh dan dihancurkan oleh pasukan Rusia.
"Kedatangan F-16 tidak akan dapat secara signifikan memengaruhi dinamika peristiwa di garis depan," ujarnya.
Itu disampaikan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. yang mengeklaim kejadian itu berlangsung pada Senin lalu.
Meski demikian, dia masih mengeluh bahwa jumlah jet tempur yang dipasok negara-negara Barat sejauh ini tidak mencukupi.
Sejumlah negara NATO, termasuk AS, Prancis, Bulgaria, Denmark, Belanda, Belgia, Kanada, Luksemburg, Norwegia, Polandia, Portugal, Rumania, dan Swedia, berjanji untuk menyumbangkan pesawat tersebut ke Kyiv tahun lalu.
Negara-negara tersebut membentuk "Koalisi F-16" untuk memperlancar pengiriman dan mengatur pelatihan pilot Ukraina.
Meskipun tidak ada batas waktu yang ditetapkan, dengan pesawat yang diharapkan tiba dalam beberapa gelombang selama beberapa tahun, Ukraina dapat mengharapkan sekitar 85 unit jet tempur F-16, menurut perkiraan media Barat.
"F-16 [memiliki] hasil yang baik...Sebagai bagian dari serangan rudal [Rusia] yang sangat besar ini [pada hari Senin], kami menembak jatuh beberapa dengan bantuan F-16," kata Zelensky, seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (29/8/2024).
Dia berterima kasih kepada para pendukung dari negara-negara Barat karena telah memasok pesawat tempur tersebut. Namun, dia menyerukan lebih banyak pengiriman dan program pelatihan yang lebih luas bagi para pilot Ukraina.
Pada hari Senin, Rusia melancarkan apa yang oleh otoritas di Kyiv digambarkan sebagai "salah satu serangan gabungan terbesar" sejak dimulainya perang pada Februari 2022.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, serangan presisi tinggi besar-besaran terhadap Ukraina dilakukan dengan menggunakan senjata jarak jauh berbasis udara dan laut, serta pesawat nirawak.
Serangan itu menargetkan fasilitas energi yang mendukung kompleks industri pertahanan Ukraina khususnya, serta beberapa lapangan udara yang menyimpan amunisi udara yang dipasok Barat.
"Semua target yang ditunjuk telah diserang," bunyi pernyataan kementerian tersebut.
Awal bulan ini, Zelensky mengonfirmasi di saluran Telegramnya kedatangan pertama F-16 buatan AS, tetapi tidak mengungkapkan jumlahnya.
Dia memuji jet tempur tersebut. "Pesawat yang mampu memberikan hasil pertempuran yang persis seperti itu yang akan membawa kemenangan kami lebih dekat—perdamaian yang adil bagi Ukraina," katanya.
Moskow telah memperingatkan bahwa F-16, sebagaimana halnya senjata Barat lainnya yang diberikan kepada Kyiv, tidak akan mengubah hasil konflik, dan hanya akan memperpanjang pertumpahan darah.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa jet tempur tersebut bukanlah “pil ajaib” dan secara bertahap akan ditembak jatuh dan dihancurkan oleh pasukan Rusia.
"Kedatangan F-16 tidak akan dapat secara signifikan memengaruhi dinamika peristiwa di garis depan," ujarnya.
(mas)