Menteri Israel Akan Bangun Sinagoga di Masjid Al-Aqsa Tuai Kecaman, Bisa Memantik Perang Agama

Selasa, 27 Agustus 2024 - 08:18 WIB
loading...
Menteri Israel Akan...
Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir berdoa di kompleks Masjid Al-Aqsa dengan perlindungan polisi Israel. Dia berupaya membangun sinagoga di kompleks masjid suci tersebut. Foto/Stringer/Anadolu
A A A
YERUSALEM - Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir kembali melontarkan gagasan provokatif, yakni akan membangun sinagoga di situs Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur. Gagasannya menuai kecaman dari para pejabat Zionis.

Ben-Gvir, yang dikenal sebagai menteri ekstremis Zionis, mengeklaim pada hari Senin bahwa orang Yahudi memiliki hak untuk berdoa di Masjid Al-Aqsa.

"Kebijakan tersebut mengizinkan berdoa di Temple Mount (Masjid Al-Aqsa). Ada hukum yang sama untuk orang Yahudi dan Muslim. Saya akan membangun sinagoga di sana," kata Ben-Gvir, pemimpin Partai Kekuatan Yahudi, kepada Army Radio,yang dikutip Anadolu, Selasa (27/8/2024).



Ini adalah pertama kalinya Ben-Gvir berbicara terbuka tentang upayanya membangun sinagoga di situs Masjid Al-Aqsa. Namun, dia telah berulang kali menyerukan dalam beberapa bulan terakhir untuk mengizinkan ibadah orang Yahudi di lokasi tersebut.

Komentar Ben-Gvir muncul di tengah serbuan berulang kali ke kompleks situs suci tersebut oleh pemukim ilegal Israel dengan perlindungan pasukan polisi Israel yang berada di bawah tanggung jawab menteri tersebut.

Benny Gantz, tokoh oposisi Israel, mengecam keras gagasan Ben-Gvir. Dia menyebut Ben-Gvir sebagai "pembakar yang tidak bertanggung jawab", yang mengancam akan memicu perang agama.

Menteri Dalam Negeri Israel Moshe Arbel meminta Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menempatkan Ben-Gvir pada tempatnya.

"Terutama terkait apa yang dia katakan pagi ini tentang Temple Mount," katanya, yang dikutip Army Radio.

"Kata-katanya yang tidak bertanggung jawab (Ben-Gvir) membahayakan aliansi strategis Israel dengan negara-negara Islam yang merupakan bagian dari koalisi melawan poros kejahatan Iran," katanya.

"Kurangnya kecerdasannya dapat menyebabkan pertumpahan darah," ujarnya.

Menanggapi pernyataan berulang Ben-Gvir selama beberapa bulan terakhir, kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengeklaim bahwa status quo di Masjid Al-Aqsa tetap tidak berubah.

Status quo, yang berlaku sejak sebelum pendudukan Israel tahun 1967, menunjuk Wakaf Islam di Yerusalem, di bawah menteri Wakaf dan urusan Islam Yordania, sebagai pihak yang bertanggung jawab untuk mengelola Masjid Al-Aqsa, yang merupakan tempat ibadah khusus umat Islam.

Namun, sejak tahun 2003, polisi Israel secara sepihak mengizinkan pemukim ilegal memasuki Masjid Al-Aqsa pada hari kerja, kecuali hari Jumat dan Sabtu, tanpa persetujuan dari Wakaf Islam.

Serbuan Ben-Gvir yang sering ke Masjid Al-Aqsa dan pernyataannya yang menganjurkan doa orang Yahudi di lokasi tersebut telah memicu gelombang kecaman dari dunia Arab dan Islam serta masyarakat internasional.

Tindakannya juga membuat marah partai-partai keagamaan Israel yang menentang serbuan tersebut karena kurangnya kemurnian ritual yang diperlukan untuk memasuki apa yang diyakini orang Yahudi sebagai lokasi kuil tua komunitas tersebut.

Harian Israel Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa pihaknya telah memperoleh video dan foto yang menunjukkan para pemukim ekstremis melakukan doa selama penyerbuan mereka ke Masjid Al-Aqsa, di hadapan polisi Israel.

Tidak ada komentar dari polisi Israel mengenai laporan tersebut.

Masjid Al-Aqsa dianggap sebagai situs tersuci ketiga dalam Islam. Orang-orang Yahudi menyebut situs itu sebagai Temple Mount, yang diyakini sebagai lokasi dua kuil Yahudi kuno.

Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Masjid Al-Aqsa berada, selama Perang Arab-Israel tahun 1967.

Pada tahun 1980, Israel mencaplok seluruh kota Yerusalem, sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1134 seconds (0.1#10.140)