Ini Spesifikasi Roket Katyusha Hizbullah yang Serang Israel
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kelompok Hizbullah Lebanon telah meluncurkan serangan berskala besar, yang melibatkan ratusan roket Katyusha dan drone, ke Israel pada hari Minggu (25/8/2024).
Sebaliknya, Israel mengerahkan sekitar 100 jet tempur untuk serangan pre-emptive ke Lebanon untuk mencegah Hizbullah melakukan lebih banyak serangan.
Aksi saling serang ini mengakibatkan kematian tiga orang di Lebanon dan seorang tentara di Israel.
Roket Katyusha menjadi andalan Hizbullah dalam serangannya ke Israel, yang diklaim menargetkan situs-situs utama militer Zionis termasuk fasilitas sistem pertahanan Iron Dome.
Spesifikasi Roket Katyusha Hizbullah yang Serang Israel
Roket Katyusha pertama kali dikembangkan oleh Uni Soviet selama Perang Dunia II.
Nama Katyusha diambil dari sebuah lagu populer Soviet dan merujuk pada peluncur roket yang dipasang pada truk.
Rudal ini dirancang untuk memberikan dukungan tembakan yang intensif dengan kapasitas peluncuran cepat.
-Kaliber: Roket Katyusha memiliki berbagai ukuran, dengan kaliber umum adalah 122 mm. Namun, beberapa varian lebih besar seperti 132 mm juga ada.
-Jarak Tempuh: Jarak efektif dari roket Katyusha bervariasi tergantung pada modelnya, dengan rentang umum antara 8 hingga 20 kilometer. Beberapa varian dapat mencapai hingga 40 kilometer.
-Daya Ledak: Roket ini biasanya dilengkapi dengan hulu ledak yang berisi sekitar 20-30 kilogram bahan peledak, dengan tipe hulu ledak yang beragam, termasuk fragmentasi, high-explosive, dan cluster.
-Peluncur: Roket Katyusha sering diluncurkan dari peluncur pelat logam yang dapat dipasang pada truk atau kendaraan lainnya. Sistem peluncur dapat menampung beberapa rudal sekaligus, memungkinkan serangan berkelanjutan dalam waktu singkat.
-Akurasi: Roket Katyusha dikenal karena akurasi yang relatif rendah dibandingkan dengan sistem rudal modern lainnya. Sistem ini lebih mengandalkan volume tembakan untuk mencapai targetnya.
Hizbullah, kelompok militan pro-Iran yang berbasis di Lebanon, telah menggunakan roket Katyusha dalam beberapa konflik, terutama selama Perang Lebanon 2006.
Rudal ini memungkinkan Hizbullah untuk melancarkan serangan roket dari posisi yang terlindung dan memberikan tekanan terhadap posisi militer dan sipil di Israel.
Penggunaan Katyusha oleh Hizbullah sering kali disertai dengan taktik guerilla, mengoptimalkan efek dari rudal tersebut dalam konflik.
Roket Katyusha memiliki dampak signifikan dalam konteks konflik regional.
Meskipun akurasinya terbatas, kemampuan untuk meluncurkan banyak roket secara bersamaan menjadikannya senjata yang efektif dalam menciptakan ketidakstabilan dan menekan lawan.
Dalam konflik yang melibatkan Hizbullah, penggunaan Katyusha sering kali diarahkan untuk menyerang target-target di daerah pemukiman dan posisi militer Israel, menambah kompleksitas dan dampak psikologis dari konflik.
Sebaliknya, Israel mengerahkan sekitar 100 jet tempur untuk serangan pre-emptive ke Lebanon untuk mencegah Hizbullah melakukan lebih banyak serangan.
Aksi saling serang ini mengakibatkan kematian tiga orang di Lebanon dan seorang tentara di Israel.
Roket Katyusha menjadi andalan Hizbullah dalam serangannya ke Israel, yang diklaim menargetkan situs-situs utama militer Zionis termasuk fasilitas sistem pertahanan Iron Dome.
Spesifikasi Roket Katyusha Hizbullah yang Serang Israel
1. Sejarah dan Asal-usul
Roket Katyusha pertama kali dikembangkan oleh Uni Soviet selama Perang Dunia II.
Nama Katyusha diambil dari sebuah lagu populer Soviet dan merujuk pada peluncur roket yang dipasang pada truk.
Rudal ini dirancang untuk memberikan dukungan tembakan yang intensif dengan kapasitas peluncuran cepat.
2. Spesifikasi Teknis
-Kaliber: Roket Katyusha memiliki berbagai ukuran, dengan kaliber umum adalah 122 mm. Namun, beberapa varian lebih besar seperti 132 mm juga ada.
-Jarak Tempuh: Jarak efektif dari roket Katyusha bervariasi tergantung pada modelnya, dengan rentang umum antara 8 hingga 20 kilometer. Beberapa varian dapat mencapai hingga 40 kilometer.
-Daya Ledak: Roket ini biasanya dilengkapi dengan hulu ledak yang berisi sekitar 20-30 kilogram bahan peledak, dengan tipe hulu ledak yang beragam, termasuk fragmentasi, high-explosive, dan cluster.
-Peluncur: Roket Katyusha sering diluncurkan dari peluncur pelat logam yang dapat dipasang pada truk atau kendaraan lainnya. Sistem peluncur dapat menampung beberapa rudal sekaligus, memungkinkan serangan berkelanjutan dalam waktu singkat.
-Akurasi: Roket Katyusha dikenal karena akurasi yang relatif rendah dibandingkan dengan sistem rudal modern lainnya. Sistem ini lebih mengandalkan volume tembakan untuk mencapai targetnya.
3. Penggunaan oleh Hizbullah
Hizbullah, kelompok militan pro-Iran yang berbasis di Lebanon, telah menggunakan roket Katyusha dalam beberapa konflik, terutama selama Perang Lebanon 2006.
Rudal ini memungkinkan Hizbullah untuk melancarkan serangan roket dari posisi yang terlindung dan memberikan tekanan terhadap posisi militer dan sipil di Israel.
Penggunaan Katyusha oleh Hizbullah sering kali disertai dengan taktik guerilla, mengoptimalkan efek dari rudal tersebut dalam konflik.
4. Dampak Strategis dan Operasional
Roket Katyusha memiliki dampak signifikan dalam konteks konflik regional.
Meskipun akurasinya terbatas, kemampuan untuk meluncurkan banyak roket secara bersamaan menjadikannya senjata yang efektif dalam menciptakan ketidakstabilan dan menekan lawan.
Dalam konflik yang melibatkan Hizbullah, penggunaan Katyusha sering kali diarahkan untuk menyerang target-target di daerah pemukiman dan posisi militer Israel, menambah kompleksitas dan dampak psikologis dari konflik.
(mas)