3 Alasan Kamala Harris Bela Israel Jika Terpilih sebagai Presiden AS

Senin, 26 Agustus 2024 - 13:08 WIB
loading...
3 Alasan Kamala Harris...
Ada tiga alasan Kamala Harris akan tetap membela Israel jika terpilih sebagai Presiden AS, salah satunya karena pengaruh komunitas Yahudi AS dan lobi pro-Israel. Foto/Foto/AP Photo/Jacquelyn Martin
A A A
JAKARTA - Kamala Devi Harris, Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) yang juga calon presiden (capres) dari Partai Demokrat, telah menunjukkan dukungan yang kuat atas aliansi Amerika dan Israel.

Politisi perempuan keturunan Jamaika-India ini berkali-kali mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri—sikap yang juga disuarakan oleh para politisi Amerika pada umumnya.

Jika terpilih sebagai presiden dalam pemilu November mendatang, ada beberapa alasan yang mungkin mendasari pembelaan Harris terhadap Israel.



3 Alasan Kamala Harris Membela Israel

1. Dukungan Tradisional Amerika pada Israel


Salah satu alasan utama Kamala Harris membela Israel adalah adanya dukungan tradisional yang kuat dari Amerika Serikat terhadap negara Yahudi tersebut.

Sejak berdirinya negara Israel pada tahun 1948, AS telah menjadi salah satu sekutu utama negara di Timur Tengah tersebut dalam hal politik, ekonomi, dan militer.

Harris, yang memiliki latar belakang politik yang mendukung hubungan luar negeri yang kuat, cenderung akan melanjutkan kebijakan tersebut jika terpilih sebagai presiden Amerika.

2. Kepentingan Keamanan Nasional dan Strategis AS


Kamala Harris mungkin akan mempertahankan dukungan kuat terhadap Israel karena kepentingan keamanan nasional dan strategis Amerika Serikat.

Israel merupakan sekutu penting di Timur Tengah yang berperan dalam melawan ekstremisme dan terorisme di kawasan tersebut.

Dengan mempertahankan hubungan yang kuat dengan Israel, AS dapat memastikan adanya mitra strategis yang dapat membantu dalam upaya menjaga stabilitas regional dan melawan ancaman dari "aktor-aktor" anti-Washington dan Zionis seperti Iran.

3. Pengaruh dari Komunitas Yahudi dan Lobi Pro-Israel


Dukungan dari komunitas Yahudi di Amerika Serikat dan lobi pro-Israel juga merupakan faktor yang signifikan.

Komunitas Yahudi di AS memiliki pengaruh politik dan finansial yang besar, dan banyak dari mereka mendukung kebijakan luar negeri yang menguntungkan Israel.

Sebagai seorang politisi yang paham pentingnya dukungan pemilih dan kelompok-kelompok berpengaruh, Harris mungkin akan mempertimbangkan kepentingan komunitas ini dalam kebijakan luar negeri AS.

Baru-baru ini, sebuah kelompok Muslim di AS telah menarik dukungan untuk capres Kamala Harris. Alasannya, Partai Demokrat dianggap telah membungkam pembicara pro-Palestina dalam sebuah konvensi di Chicago.

Kelompok kampanye bernama Muslim Women for Harris menyatakan telah menarik dukungannya untuk Harris dan calon wakil presiden (cawapres) Tim Walz.

Para aktivis pro-Palestina dan kelompok sekutu mereka telah menuntut agar Harris berkomitmen untuk memangkas bantuan militer AS ke Israel dan dorongan yang lebih kuat untuk gencatan senjata di Gaza.

Mereka telah berencana untuk menyuarakan posisi mereka di Konvensi Nasional Demokrat (DNC), yang berakhir pada hari Kamis lalu.

“Kami tidak dapat dengan hati nurani yang baik melanjutkan Muslim Women for Harris-Walz, mengingat informasi baru dari Uncommitted National Movement, bahwa tim Wapres Harris menolak permintaan mereka untuk menghadirkan pembicara Palestina-Amerika di panggung DNC,” tulis kelompok itu dalam sebuah pernyataan di Instagram.

“Kami berdoa agar DNC dan tim Wapres Harris membuat keputusan yang tepat sebelum konvensi ini berakhir. Demi kebaikan kita semua," lanjut kelompok tersebut, seperti dikutip dari The Guardian.

Sebelumnya pada hari Kamis, Abbas Alawieh, salah satu pemimpin Uncommitted National Movement, mengatakan bahwa Partai Demokrat telah menolak untuk mengizinkan warga Palestina-Amerika berbicara di DNC.

“Kami pikir itu tidak dapat diterima. Kami pikir ini adalah partai yang seharusnya tidak membungkam suara rakyat,” katanya dalam sebuah video yang diunggah di X.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1277 seconds (0.1#10.140)