India dan Pakistan Perang Singkat di Tengah Wabah Corona
loading...
A
A
A
SRINAGAR - India dan Pakistan terlibat perang singkat di perbatasan kedua negara pada Minggu. Militer kedua negara saling tembak di tengah pandemi virus corona baru, COVID-19.
Baku tembak tersebut menyebabkan tiga warga sipil India tewas dan melukai dua warga sipil Pakistan. Para pejabat militer dari kedua negara bersenjata nuklir ini telah mengonfirmasi konflik singkat tersebut.
Pasukan India dan Pakistan saling menembakkan mortir dan artileri di sepanjang perbatasan de facto yang dikenal sebagai Garis Kontrol (LoC) yang membagi wilayah Kashmir yang disengketakan. Pertukaran tembakan secara sporadis dimulai pada hari Sabtu dan berlanjut hingga hari Minggu.
Kedua negara mengklaim wilayah tersebut sepenuhnya, tetapi hanya memerintah sebagian, dan sering saling menuduh melanggar pakta gencatan senjata tahun 2003 dengan saling menembak di sepanjang area LoC.
Kepala Polisi Kashmir, Vijay Kumar, mengatakan kepada Reuters bahwa pasukan Pakistan menargetkan warga sipil yang tinggal di dekat LoC. Menurutnya, serangan itu menewaskan tiga orang, termasuk seorang anak dan seorang wanita, serta melukai lima orang lainnya.
Pakistan menyalahkan pasukan India atas pelanggaran gencatan senjata dan menargetkan warga sipil di Kashmir.
Pejabat hubungan masyarakat (humas) Angkatan Darat Pakistan, Mayor Jenderal Babar Iftikhar, melalui Twitter menyatakan dua warga sipil Pakistan terluka akibat tembakan militer India.
Ketegangan antara kedua negara mulai memanas kembali ketika New Delhi mencabut status otonomi wilayah Kashmir pada tahun 2019 dan menjadikannya sebagai wilayah yang dikelola secara federal oleh India. Sebelum status dicabut, wilayah itu memiliki hak otonomi atas semua hal kecuali pertahanan, komunikasi dan urusan luar negeri.
New Delhi menuduh tetangganya melatih dan mengirim gerilyawan melintasi perbatasan untuk melancarkan serangan dan mendukung gerakan separatis melawan kekuasaan India.
Namun, Islamabad membantah telah memberikan dukungan materi kepada militan di Kashmir. Pakistan hanya mengakui telah memberikan dukungan moral dan diplomatik untuk penentuan nasib sendiri rakyat Kashmir.
Konflik singkat selama dua hari ini mengabaikan pandemi COVID-19 yang sedang melanda seluruh dunia termasuk India dan Pakistan.
Data worldometers pada Senin (13/4/2020) pukul 00.30 WIB menunjukkan Pakistan memiliki 5.183 kasus infeksi COVID-19 dengan 88 kematian dan 1.026 pasien berhasil disembuhkan. Sedangkan India memiliki 8.504 kasus infeksi COVID-19 dengan 289 kematian dan 972 pasien berhasil disembuhkan.
Baku tembak tersebut menyebabkan tiga warga sipil India tewas dan melukai dua warga sipil Pakistan. Para pejabat militer dari kedua negara bersenjata nuklir ini telah mengonfirmasi konflik singkat tersebut.
Pasukan India dan Pakistan saling menembakkan mortir dan artileri di sepanjang perbatasan de facto yang dikenal sebagai Garis Kontrol (LoC) yang membagi wilayah Kashmir yang disengketakan. Pertukaran tembakan secara sporadis dimulai pada hari Sabtu dan berlanjut hingga hari Minggu.
Kedua negara mengklaim wilayah tersebut sepenuhnya, tetapi hanya memerintah sebagian, dan sering saling menuduh melanggar pakta gencatan senjata tahun 2003 dengan saling menembak di sepanjang area LoC.
Kepala Polisi Kashmir, Vijay Kumar, mengatakan kepada Reuters bahwa pasukan Pakistan menargetkan warga sipil yang tinggal di dekat LoC. Menurutnya, serangan itu menewaskan tiga orang, termasuk seorang anak dan seorang wanita, serta melukai lima orang lainnya.
Pakistan menyalahkan pasukan India atas pelanggaran gencatan senjata dan menargetkan warga sipil di Kashmir.
Pejabat hubungan masyarakat (humas) Angkatan Darat Pakistan, Mayor Jenderal Babar Iftikhar, melalui Twitter menyatakan dua warga sipil Pakistan terluka akibat tembakan militer India.
Ketegangan antara kedua negara mulai memanas kembali ketika New Delhi mencabut status otonomi wilayah Kashmir pada tahun 2019 dan menjadikannya sebagai wilayah yang dikelola secara federal oleh India. Sebelum status dicabut, wilayah itu memiliki hak otonomi atas semua hal kecuali pertahanan, komunikasi dan urusan luar negeri.
New Delhi menuduh tetangganya melatih dan mengirim gerilyawan melintasi perbatasan untuk melancarkan serangan dan mendukung gerakan separatis melawan kekuasaan India.
Namun, Islamabad membantah telah memberikan dukungan materi kepada militan di Kashmir. Pakistan hanya mengakui telah memberikan dukungan moral dan diplomatik untuk penentuan nasib sendiri rakyat Kashmir.
Konflik singkat selama dua hari ini mengabaikan pandemi COVID-19 yang sedang melanda seluruh dunia termasuk India dan Pakistan.
Data worldometers pada Senin (13/4/2020) pukul 00.30 WIB menunjukkan Pakistan memiliki 5.183 kasus infeksi COVID-19 dengan 88 kematian dan 1.026 pasien berhasil disembuhkan. Sedangkan India memiliki 8.504 kasus infeksi COVID-19 dengan 289 kematian dan 972 pasien berhasil disembuhkan.
(min)