Studi Terbaru Sebut Algoritma TikTok Secara Aktif Tekan Kritik terhadap China

Selasa, 20 Agustus 2024 - 08:56 WIB
loading...
Studi Terbaru Sebut...
Studi terbaru NCRI menyebut algoritma TikTok secara aktif menekan kritik terhadap China. Foto/Journal of Democracy
A A A
BEIJING - Sebuah studi terbaru menyebutkan bahwa TikTok, layanan hosting video berdurasi pendek milik perusahaan internet ByteDance asal China, menggunakan algoritmanya untuk menekan konten yang mengungkap pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di China.

Langkah itu untuk membentuk persepsi pengguna TikTok yang menjadi target.

Para peneliti dari Rutgers University asal Amerika dan Institut Penelitian Penularan Jaringan (NCRI) mengatakan bahwa algoritma aplikasi berbagi video milik China tersebut secara aktif menekan konten yang mengkritik Partai Komunis China (CCP) sekaligus meningkatkan propaganda pro-China dan mempromosikan konten-konten mengganggu dan tidak relevan.

"Melalui penggunaan influencer perjalanan, akun gaya hidup perbatasan, dan kreator konten terkait CCP lainnya, platform tersebut secara sistematis meredam diskusi sensitif tentang isu-isu seperti genosida etnis dan pelanggaran hak asasi manusia," bunyi laporan studi tersebut, seperti dikutip dari The Hong Kong Post, Selasa (20/8/2024).



Sebelumnya pada Desember tahun lalu, NCRI menerbitkan laporan awal yang menemukan kemungkinan kuat konten di TikTok diperkuat atau ditekan berdasarkan keselarasannya dengan kepentingan rezim China.

Laporan tersebut diakhiri dengan peringatan: "Jika penelitian di masa mendatang menemukan bahwa pengguna TikTok menunjukkan sikap dan penilaian terhadap peristiwa dunia yang selaras dengan distorsi informasi ini, negara-negara demokrasi perlu mempertimbangkan tindakan balasan yang tepat untuk melindungi integritas informasi dan mengurangi potensi dampak di dunia nyata."

Persepsi Pengguna TikTok


Temuan ini menggarisbawahi urgensi untuk menyelidiki mekanisme spesifik dan implikasi yang lebih luas dari potensi manipulasi algoritmik, menurut NCRI.

NCRI mengatakan penelitian awalnya menyoroti potensi manipulasi konten di TikTok, tetapi tidak menyelidiki apakah algoritma atau praktik moderasi tertentu digunakan untuk menekan topik sensitif terhadap CCP.

Selain itu, laporan awal tidak membandingkan sifat dan dampak konten pro-CCP dan anti-CCP di seluruh platform media sosial utama lainnya seperti Instagram dan YouTube.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1979 seconds (0.1#10.140)