Pembicaraan Damai Gagal, Taliban: AS Akan Menyesal

Rabu, 11 September 2019 - 06:02 WIB
Pembicaraan Damai Gagal, Taliban: AS Akan Menyesal
Pembicaraan Damai Gagal, Taliban: AS Akan Menyesal
A A A
KABUL - Taliban mengatakan Amerika Serikat (AS) akan menyesal meninggalkan perundingan perdamaian yang macet. Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump telah membatalkan pertemuan yang sangat ditunggu-tunggu dengan kelompok itu.

Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid mengatakan bahwa Washington akan menyesal tidak kembali ke meja perundingan. Kelompok Islam itu akan melanjutkan jihad dan berjuang untuk mengakhiri pendudukan asing di Afghanistan.

"Kami memiliki dua cara untuk mengakhiri pendudukan di Afghanistan, satu adalah jihad dan pertempuran, yang lain adalah pembicaraan dan negosiasi," kata juru bicara Taliban.

"Jika Trump ingin menghentikan pembicaraan, kami akan mengambil jalan pertama dan mereka akan segera menyesalinya," tambahnya seperti dikutip dari TASS, Rabu (11/9/2019).

Pada tanggal 2 September, Perwakilan AS untuk Rekonsiliasi Afghanistan Zalmay Khalilzad bertemu dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dan memberikan kepadanya proyek rekonsiliasi damai yang dicapai antara Taliban dan pemerintah Washington. Pada hari Sabtu, Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa ia telah membatalkan pertemuan dengan perwakilan Taliban dan Ghani yang dijadwalkan untuk 8 September. Trump juga menolak untuk berpartisipasi dalam negosiasi rekonsiliasi damai dengan Taliban setelah serangan teror terhadap Kabul, di mana pendukung kelompok tersebut mengaku bertanggung jawab. (Baca juga: Trump Pastikan Pembicaraan Damai dengan Taliban Telah Mati )

Taliban awalnya hancur lebur setelah digempur serangan udara AS pasca 11/9 dan intervensi Barat. Kelompok ini kemudian bangkit dan membalas. Secara bertahap kelompok itu memperluas pengaruhnya di timur, barat dan selatan negara itu.

Sekarang, mereka mengendalikan lebih banyak petak tanah di Afghanistan daripada di mana pun sejak 2001. Peta interaktif oleh jurnal Long War menunjukkan jumlah wilayah yang cukup besar yang dimiliki atau diperebutkan Taliban.

Ketika pembicaraan terhenti dan pertempuran berlanjut, para pejabat tinggi AS menyuarakan pesimisme atas strategi menarik keluar pasukan dari Afghanistan. Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengakui minggu ini bahwa proses perdamaian sudah mati untuk saat ini, menambahkan bahwa Washington sedang mencari komitmen signifikan dari kelompok militan itu.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4685 seconds (0.1#10.140)