Pakaian dengan Kipas Pendingin di Dalam Jadi Tren di Jepang

Senin, 02 September 2019 - 12:13 WIB
Pakaian dengan Kipas Pendingin di Dalam Jadi Tren di Jepang
Pakaian dengan Kipas Pendingin di Dalam Jadi Tren di Jepang
A A A
TOKYO - Jaket dengan kipas pendingin bawaan di bagian belakang telah menjadi seragam wajib pekerja yang terlibat dalam pekerjaan fisik di musim panas Jepang yang terik. Pakaian itu kini jadi tren di negara itu setelah dikembangkan produsennya menjadi busana kasual.

"Item yang dipasok (oleh pengusaha) akan menjadi faktor penentu dalam jumlah respons terhadap tawaran pekerjaan," kata seorang pengecer seragam kerja unik tersebut.

Jaket ini dilengkapi kipas dan baterai yang dapat dilepas dan dipasang untuk mendinginkan tubuh dengan mengembuskan udara ke dalamnya. Peralatan itu juga dapat menguapkan keringat pemakainya. Sebagian besar baterai memiliki kapasitas besar, dengan muatan yang dapat bertahan sepanjang hari kerja.

Satu set seragam ini dihargai sekitar 20.000 yen dan dapat dibeli secara online.

Pembuatnya adalah Kabushikigaisha Kuchofuku, perusahaan yang namanya bila diterjemahkan bermakna "Perusahaan Pakaian AC". Perusahaan ini berbasis di Itabashi, Tokyo.

Perusahaan merilis produk kipas pendingin untuk pakaian pada tahun 2004. Pada awalnya, produk itu hanya beroperasi selama tiga hingga empat jam dan sering rusak.

Setelah menjalani serangkaian perbaikan, pada tahun 2009 perusahaan meluncurkan model yang bisa bertahan selama delapan jam berturut-turut. Sejak itu, jumlah orang yang mengenakan "pakaian AC" ini mulai meningkat dengan cepat berkat informasi dari mulut ke mulut.

Pakaian khusus ini telah dibeli secara massal oleh perusahaan konstruksi. Sebagian karena faktor musim panas yang semakin terik di Jepang. Seorang karyawan Kuchofuku mengatakan, jaket kerja itu mengalami lonjakan permintaan dalam jumlah besar selama beberapa tahun terakhir.

Selain desain pakaian kerja konvensional, desain pakaian kasual juga tersedia di toko-toko pada musim panas ini.

"Kami bertujuan untuk mengembangkan sesuatu yang akan terlihat bagus bagi siapa saja," kata seorang juru bicara perusahaan, seperti dikutip The Yomiuri Shimbun, Senin (2/9/2019).

Berkat tren mode pakaian kasual yang longgar, siluet bengkak yang diciptakan oleh embusan udara di dalam jaket tidak akan membuat pemakainya terlihat aneh. Jaket itu juga mudah dipadukan dengan pakaian lain.

Kekuatan utama di balik pakaian kerja kasual ini adalah Burtle, yang dikenal sebagai produsen pakaian kerja yang bergaya. Perusahaan yang berbasis di Fuchu, prefektur Hiroshima, tersebut menggunakan warna unta, pola herringbone atau kain tidak biasa lainnya untuk seragam kerja, dan merilis pakaian kerja yang terlihat seperti jaket pengendara sepeda motor.

Jaket telah mendapatkan popularitas, karena busana ini bisa dipakai di luar pekerjaan.

Burtle memasuki pasar pakaian kipas pendingin di dalam pada musim semi 2017. Jaket perusahaan terlihat ramping bahkan ketika pemakaianya bekerja, dan desainnya membuat pemakainya cocok untuk dipakai kerja dan untuk pakaian kasual.

"Itu laku di musim panas di wilayah Kansai, di mana Stadion Koshien berada," kata juru bicara Burtle, merujuk pada Kejuaraan Bisbol Sekolah Menengah Nasional yang diadakan setiap pertengahan musim panas.

Pada musim semi, pengecer pakaian kerja utama Workman, yang berbasis di Isesaki, Prefektur Gunma, merilis merek Wind Core-nya.

Perusahaan yang dikenal sebagai pengecer pakaian kerja kasual itu telah mengadopsi desain merek baru dan rona yang sering digunakan untuk pakaian luar, yang bertujuan agar "menarik untuk acara di luar ruangan dan dipakai untuk menonton olahraga".

Produsen barang-barang olahraga dan perusahaan lain telah meminta Workman untuk bersama-sama mengembangkan produk bagi penonton Olimpiade Tokyo dan Paralimpiade musim panas mendatang.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2778 seconds (0.1#10.140)