Iran Beri Tahu AS dan UE: Pembalasan terhadap Agresi adalah Hak yang Sah
loading...
A
A
A
TEHERAN - Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan Iran memandang hak menghukum agresor sebagai hak yang sah bagi semua negara. Dia menggambarkannya sebagai cara menghentikan kejahatan dan agresi.
“Iran tidak akan pernah menyerah pada tekanan, sanksi, intimidasi, dan agresi, tetapi tetap memiliki hak untuk menanggapi agresor berdasarkan prinsip-prinsip internasional,” tegas presiden tersebut seperti dikutip Kantor Berita Mahasiswa Iran (ISNA).
Selain itu, Pezeshkian mengkritik kebungkaman masyarakat internasional atas kejahatan Israel di Gaza, dengan menyatakan kebungkaman ini, bersama dengan dukungan Barat untuk Israel, hanya mendorong agresi lebih lanjut.
“Orang-orang di dunia mengharapkan negara-negara Eropa, terutama Jerman, untuk memainkan peran yang efektif dalam mengakhiri genosida Zionis di Gaza alih-alih mendukung rezim ini,” ujar Pezeshkian kepada Kanselir Jerman Olaf Scholz dalam percakapan telepon pada Senin, menurut jaringan media yang berbasis di Lebanon, Al-Mayadeen.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani menyuarakan pendirian Pezeshkian, dengan menegaskan Iran berkomitmen mempertahankan kedaulatannya dan tidak akan meminta izin untuk menjalankan hak-haknya yang sah.
Dalam pernyataan pada Selasa, Kanaani menolak seruan dari Prancis, Jerman, dan Inggris agar Teheran menunjukkan sikap menahan diri, dengan alasan permintaan ini “tidak memiliki logika politik dan bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum internasional” dan juga “merupakan dukungan publik dan praktis” untuk Israel.
“Negara-negara Eropa tidak mengajukan keberatan terhadap kejahatan internasional Israel dan dengan kurang ajar meminta Iran tidak menanggapi pelanggaran terhadap kedaulatan dan integritas teritorialnya,” tegas dia.
Sambil menegaskan kembali bahwa Iran bertekad menghalangi Israel, Kanaani meminta ketiga negara Eropa untuk “sekali dan untuk selamanya menentang perang di Gaza dan hasutan perang Israel.”
Pernyataan Kanaani setelah para pemimpin Inggris, Prancis, dan Jerman, mengeluarkan pernyataan bersama pada Senin yang mendesak Iran dan sekutunya menahan diri dari menyerang Israel.
Dalam perkembangan terkait, Amerika Serikat telah meminta Turki dan sekutu lain yang memiliki hubungan dengan Iran untuk berupaya mengurangi ketegangan di Timur Tengah, menurut Al-Jazeera.
Sementara itu, Iran memamerkan pesawat nirawak jarak jauh Mohajer-10 di pameran pertahanan di Rusia, yang menyoroti kemampuan canggihnya, termasuk jangkauan 2.000 kilometer, daya tahan terbang 24 jam, dan kapasitas muatan 300 kilogram.
Laporan berita mengatakan pesawat nirawak Iran tersebut memiliki tulisan berikut, “Siapkan tempat perlindungan Anda.”
Israel dilaporkan membangun bunker untuk para pemimpin rezim penjajah Zionis menjelang serangan Iran dan sekutunya.
“Iran tidak akan pernah menyerah pada tekanan, sanksi, intimidasi, dan agresi, tetapi tetap memiliki hak untuk menanggapi agresor berdasarkan prinsip-prinsip internasional,” tegas presiden tersebut seperti dikutip Kantor Berita Mahasiswa Iran (ISNA).
Selain itu, Pezeshkian mengkritik kebungkaman masyarakat internasional atas kejahatan Israel di Gaza, dengan menyatakan kebungkaman ini, bersama dengan dukungan Barat untuk Israel, hanya mendorong agresi lebih lanjut.
“Orang-orang di dunia mengharapkan negara-negara Eropa, terutama Jerman, untuk memainkan peran yang efektif dalam mengakhiri genosida Zionis di Gaza alih-alih mendukung rezim ini,” ujar Pezeshkian kepada Kanselir Jerman Olaf Scholz dalam percakapan telepon pada Senin, menurut jaringan media yang berbasis di Lebanon, Al-Mayadeen.
Hak yang Sah
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani menyuarakan pendirian Pezeshkian, dengan menegaskan Iran berkomitmen mempertahankan kedaulatannya dan tidak akan meminta izin untuk menjalankan hak-haknya yang sah.
Dalam pernyataan pada Selasa, Kanaani menolak seruan dari Prancis, Jerman, dan Inggris agar Teheran menunjukkan sikap menahan diri, dengan alasan permintaan ini “tidak memiliki logika politik dan bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum internasional” dan juga “merupakan dukungan publik dan praktis” untuk Israel.
“Negara-negara Eropa tidak mengajukan keberatan terhadap kejahatan internasional Israel dan dengan kurang ajar meminta Iran tidak menanggapi pelanggaran terhadap kedaulatan dan integritas teritorialnya,” tegas dia.
Sambil menegaskan kembali bahwa Iran bertekad menghalangi Israel, Kanaani meminta ketiga negara Eropa untuk “sekali dan untuk selamanya menentang perang di Gaza dan hasutan perang Israel.”
Pernyataan Kanaani setelah para pemimpin Inggris, Prancis, dan Jerman, mengeluarkan pernyataan bersama pada Senin yang mendesak Iran dan sekutunya menahan diri dari menyerang Israel.
Dalam perkembangan terkait, Amerika Serikat telah meminta Turki dan sekutu lain yang memiliki hubungan dengan Iran untuk berupaya mengurangi ketegangan di Timur Tengah, menurut Al-Jazeera.
Sementara itu, Iran memamerkan pesawat nirawak jarak jauh Mohajer-10 di pameran pertahanan di Rusia, yang menyoroti kemampuan canggihnya, termasuk jangkauan 2.000 kilometer, daya tahan terbang 24 jam, dan kapasitas muatan 300 kilogram.
Laporan berita mengatakan pesawat nirawak Iran tersebut memiliki tulisan berikut, “Siapkan tempat perlindungan Anda.”
Israel dilaporkan membangun bunker untuk para pemimpin rezim penjajah Zionis menjelang serangan Iran dan sekutunya.
(sya)