Iran akan Tunjukkan Respons Matang atas Pembunuhan Pemimpin Hamas oleh Israel
loading...
A
A
A
TEHERAN - Respons Iran atas pembunuhan kepala politik Hamas Ismail Haniyeh oleh Israel akan ditandai dengan pendekatan yang terukur, menurut Aliasghar Shafieian, penasihat media kampanye untuk Presiden Iran yang baru terpilih Masoud Pezeshkian.
"Mungkin 40 tahun yang lalu, beberapa tindakan Iran dilakukan karena kegembiraan dan emosi," ujar dia kepada media Amerika Serikat (AS) pada Senin (12/8/2024), seraya menambahkan, “Iran akan menanggapi dengan cara yang dewasa."
“Respons Teheran diperkirakan tidak akan seperti serangan selama berjam-jam yang terjadi pada bulan April,” ungkap dia.
Shafieian mengatakan, “Pembunuhan Haniyeh adalah misi yang didasarkan pada intelijen. Respons Iran akan bersifat serupa dan pada tingkat yang sama."
“Iran mengatakan responsnya akan terbatas untuk menghindari eskalasi konflik,” ungkap seorang anggota parlemen Irak yang memiliki hubungan dengan pejuang yang didukung Iran di negara itu mengatakan kepada surat kabar tersebut.
"Kami diberi tahu (oleh Iran) bahwa itu akan menjadi respons terbatas," ujar dia, seraya menambahkan bahwa Teheran "tidak ingin memperluas perang."
Sementara itu, seorang warga Lebanon yang memiliki hubungan dengan gerakan Hizbullah mengatakan kepada surat kabar itu bahwa Iran khawatir Israel dan AS dapat menyerang program nuklirnya untuk "pada dasarnya menetralkan pencegahan nuklir Iran."
Pada tanggal 31 Juli, Hamas mengatakan serangan Israel telah menewaskan Haniyeh di kediamannya di Teheran, tempat dia tiba untuk menghadiri pelantikan presiden baru Iran.
Gerakan itu menganggap Israel dan AS bertanggung jawab atas kematian Haniyeh dan mengatakan serangan itu tidak akan dibiarkan begitu saja.
"Mungkin 40 tahun yang lalu, beberapa tindakan Iran dilakukan karena kegembiraan dan emosi," ujar dia kepada media Amerika Serikat (AS) pada Senin (12/8/2024), seraya menambahkan, “Iran akan menanggapi dengan cara yang dewasa."
“Respons Teheran diperkirakan tidak akan seperti serangan selama berjam-jam yang terjadi pada bulan April,” ungkap dia.
Shafieian mengatakan, “Pembunuhan Haniyeh adalah misi yang didasarkan pada intelijen. Respons Iran akan bersifat serupa dan pada tingkat yang sama."
“Iran mengatakan responsnya akan terbatas untuk menghindari eskalasi konflik,” ungkap seorang anggota parlemen Irak yang memiliki hubungan dengan pejuang yang didukung Iran di negara itu mengatakan kepada surat kabar tersebut.
"Kami diberi tahu (oleh Iran) bahwa itu akan menjadi respons terbatas," ujar dia, seraya menambahkan bahwa Teheran "tidak ingin memperluas perang."
Sementara itu, seorang warga Lebanon yang memiliki hubungan dengan gerakan Hizbullah mengatakan kepada surat kabar itu bahwa Iran khawatir Israel dan AS dapat menyerang program nuklirnya untuk "pada dasarnya menetralkan pencegahan nuklir Iran."
Pada tanggal 31 Juli, Hamas mengatakan serangan Israel telah menewaskan Haniyeh di kediamannya di Teheran, tempat dia tiba untuk menghadiri pelantikan presiden baru Iran.
Gerakan itu menganggap Israel dan AS bertanggung jawab atas kematian Haniyeh dan mengatakan serangan itu tidak akan dibiarkan begitu saja.
(sya)