Yahya Sinwar Jadi Pemimpin Baru Hamas, Ini Respons Abu Ubaidah
loading...
A
A
A
GAZA - Yahya Sinwar telah dipilih menjadi pemimpin baru Hamas menggantikan Ismail Haniyeh yang telah dibunuh di Teheran, Iran. Abu Ubaidah, juru bicara militer Hamas; Brigade al-Qassam, merespons baik dengan menyatakan sumpah setia pada pemimpin baru.
Dalam sebuah unggahan yang dibagikan di saluran Telegramnya, Abu Ubaidah menyatakan bahwa terpilihnya Sinwar sebagai pimpinan Gerakan Perlawanan Palestina; Hamas, merupakan bukti vitalitas, persatuan, dan kekuatan kelompok tersebut.
“Brigade Al-Qassam bersumpah setia kepada pemimpin pejuang Yahya Sinwar dan mengumumkan kesiapan penuh mereka untuk melaksanakan keputusannya,” kata Abu Ubaidah.
“Mereka melihat terpilihnya dia sebagai pimpinan gerakan, menggantikan pemimpin pejuang syahid kami Ismail Haniyeh, sebagai bukti vitalitas, kohesi, dan kekuatan gerakan, atas karunia Allah SWT,” imbuh dia, seperti dikutip dari Palestine Chronicle, Minggu (11/8/2024).
Dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa, Hamas mengumumkan bahwa Yahya Sinwar adalah pemimpin barunya, setelah pembunuhan biro politik gerakan tersebut, Ismail Haniyeh.
Haniyeh dibunuh di Teheran pada 31 Juli, sehingga Hamas harus mengambil keputusan dan tantangan untuk memilih pemimpin baru.
Kepemimpinan Hamas terbagi antara tiga komando, satu dipimpin oleh Saleh al-Arouri di Tepi Barat, yang lain oleh Yahya Sinwar di Gaza, dan Khaled Meshaal di luar negeri.
Haniyeh adalah pemimpin keseluruhan.
Israel dituduh membunuh Arouri pada bulan Januari, dan Haniyeh pada 31 Juli. Rezim Zionis tidak mengaku maupun menyangkal atas pembunuhan Haniyeh.
Dalam sebuah unggahan yang dibagikan di saluran Telegramnya, Abu Ubaidah menyatakan bahwa terpilihnya Sinwar sebagai pimpinan Gerakan Perlawanan Palestina; Hamas, merupakan bukti vitalitas, persatuan, dan kekuatan kelompok tersebut.
“Brigade Al-Qassam bersumpah setia kepada pemimpin pejuang Yahya Sinwar dan mengumumkan kesiapan penuh mereka untuk melaksanakan keputusannya,” kata Abu Ubaidah.
“Mereka melihat terpilihnya dia sebagai pimpinan gerakan, menggantikan pemimpin pejuang syahid kami Ismail Haniyeh, sebagai bukti vitalitas, kohesi, dan kekuatan gerakan, atas karunia Allah SWT,” imbuh dia, seperti dikutip dari Palestine Chronicle, Minggu (11/8/2024).
Dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa, Hamas mengumumkan bahwa Yahya Sinwar adalah pemimpin barunya, setelah pembunuhan biro politik gerakan tersebut, Ismail Haniyeh.
Haniyeh dibunuh di Teheran pada 31 Juli, sehingga Hamas harus mengambil keputusan dan tantangan untuk memilih pemimpin baru.
Kepemimpinan Hamas terbagi antara tiga komando, satu dipimpin oleh Saleh al-Arouri di Tepi Barat, yang lain oleh Yahya Sinwar di Gaza, dan Khaled Meshaal di luar negeri.
Haniyeh adalah pemimpin keseluruhan.
Israel dituduh membunuh Arouri pada bulan Januari, dan Haniyeh pada 31 Juli. Rezim Zionis tidak mengaku maupun menyangkal atas pembunuhan Haniyeh.