Biadabnya Israel Bantai 93 Orang di Masjid dan Sekolah Gaza: ‘Mayat Berserakan, Takutlah pada Tuhan!’
loading...
A
A
A
GAZA - Kantong-kantong mayat putih berserakan di lantai dan suasana duka memenuhi udara setelah sebuah sekolah yang menampung warga Palestina yang mengungsi diserang rudal Israel pada hari Sabtu. Ini adalah pemandangan mengerikan dan semakin umum dalam perang Gaza.
Salat subuh dibubarkan oleh serangan udara tiga kali dini hari dari jet-jet tempur Israel, yang menghancurkan madrasah Al-Tabieen dan masjid di Kota Gaza.
Setelah kejadian mengerikan itu, potongan-potongan tubuh berserakan di sekitar reruntuhan dan tubuh-tubuh yang hangus dan berlumuran darah tergeletak di reruntuhan kompleks dua lantai itu.
Para relawan berwajah muram menumpuk mayat-mayat dalam selimut berlumuran darah ke dalam ambulans, sementara orang-orang yang terluka parah tergeletak mengerang di tanah.
Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan sedikitnya 93 orang tewas, 17 di antaranya adalah wanita dan anak-anak, menjadikannya salah satu serangan paling mematikan dalam perang tersebut.
Militer Israel membantah jumlah korban tewas. ”Sekolah itu menjadi sasaran amunisi presisi karena berfungsi sebagai fasilitas militer Hamas dan Jihad Islam yang aktif,” katanya.
Insiden semacam itu telah menjadi pola dalam beberapa minggu terakhir. Menurut penghitungan AFP, Minggu (11/8/2024), sedikitnya 14 sekolah yang melindungi para pengungsi Gaza telah diserang sejak 6 Juli, menewaskan lebih dari 280 orang.
"Orang-orang yang damai—wanita, anak-anak, dan pemuda—sedang melaksanakan salat Subuh seperti biasa ketika tiba-tiba sebuah rudal menghantam mereka," kata Abu Wassim, yang tinggal di dekat situ dan datang untuk meninjau lokasi kejadian.
"Mereka hanya menjadi sisa-sisa. Anak-anak tercabik-cabik, dan wanita-wanita terbakar. Apa yang bisa kami katakan atau lakukan? Apa yang ada dalam kekuasaan kami?"
Salat subuh dibubarkan oleh serangan udara tiga kali dini hari dari jet-jet tempur Israel, yang menghancurkan madrasah Al-Tabieen dan masjid di Kota Gaza.
Setelah kejadian mengerikan itu, potongan-potongan tubuh berserakan di sekitar reruntuhan dan tubuh-tubuh yang hangus dan berlumuran darah tergeletak di reruntuhan kompleks dua lantai itu.
Para relawan berwajah muram menumpuk mayat-mayat dalam selimut berlumuran darah ke dalam ambulans, sementara orang-orang yang terluka parah tergeletak mengerang di tanah.
Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan sedikitnya 93 orang tewas, 17 di antaranya adalah wanita dan anak-anak, menjadikannya salah satu serangan paling mematikan dalam perang tersebut.
Militer Israel membantah jumlah korban tewas. ”Sekolah itu menjadi sasaran amunisi presisi karena berfungsi sebagai fasilitas militer Hamas dan Jihad Islam yang aktif,” katanya.
Insiden semacam itu telah menjadi pola dalam beberapa minggu terakhir. Menurut penghitungan AFP, Minggu (11/8/2024), sedikitnya 14 sekolah yang melindungi para pengungsi Gaza telah diserang sejak 6 Juli, menewaskan lebih dari 280 orang.
"Orang-orang yang damai—wanita, anak-anak, dan pemuda—sedang melaksanakan salat Subuh seperti biasa ketika tiba-tiba sebuah rudal menghantam mereka," kata Abu Wassim, yang tinggal di dekat situ dan datang untuk meninjau lokasi kejadian.
"Mereka hanya menjadi sisa-sisa. Anak-anak tercabik-cabik, dan wanita-wanita terbakar. Apa yang bisa kami katakan atau lakukan? Apa yang ada dalam kekuasaan kami?"