Israel Sangat Takut dengan Pemimpin Baru Hamas Yahya Sinwar, Berikut 5 Alasannya
loading...
A
A
A
GAZA - Setelah membunuh Ismail Haniyeh, pemimpin politik Hamas, Israel justru semakin tidak tenang dan takut. Itu disebabkan karena Hamas sudah menunjuk Yahya Sinwar sebagai pemimpin barunya.
Itu juga menunjukkan Israel sudah gagal dalam melemahkan Hamas. Kelompok pejuang Islam di Palestina itu menunjukkan kesolidan dan persatuannya dengan patuh dipimpin Yahya Sinwar.
Foto/EPA
Melansir Al Jazeera, Yahya Sinwar adalah orang yang dianggap bertanggung jawab oleh Israel atas serangan pada 7 Oktober. Ia dilaporkan melakukannya tanpa berkonsultasi dengan pimpinan politik Hamas.
Foto/EPA
Sekarang, Sinwar mengendalikan sayap militer dan politik Hamas. Berdasarkan hal itu, ia adalah negosiator utama yang harus diajak berkonsultasi dan berunding dengan Israel, sekutunya, mitra regional, dan kelompok Palestina, sehubungan dengan pertukaran tahanan atau gencatan senjata yang sangat dicari dan sulit dicapai di Gaza. Itu bukan pertanda baik.
Foto/EPA
Menteri Luar Negeri Israel Katz mengecam penunjukan Yahya Sinwar sebagai pemimpin biro politik Hamas setelah pembunuhan Ismail Haniyeh.
Di X, Katz mengatakan tadi malam bahwa penunjukan tersebut adalah "alasan lain untuk segera menyingkirkan [Sinwar] dan menghapus memori organisasi ini dari muka bumi". Israel berulang kali melancarkan operasi pembunuhan terhadap Yahya Sinwar.
Foto/EPA
Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz kembali menggunakan media sosial untuk mengecam penunjukan Yahya Sinwar sebagai pemimpin Hamas.
Dalam unggahan baru di X, Katz mengatakan promosi Sinwar mengirimkan "pesan yang jelas kepada dunia bahwa masalah Palestina kini sepenuhnya dikendalikan oleh Iran dan Hamas".
Menteri Israel itu juga mengklaim pendudukan Israel di Tepi Barat dapat dibenarkan karena itu adalah satu-satunya hal yang menghentikan Hamas untuk mengambil alih sepenuhnya. Ia juga menyalahkan Iran, sekutu Hamas, karena diduga mencoba menyelundupkan senjata ke Yordania dan Tepi Barat yang diduduki.
"Israel harus mempertahankan kendali atas keamanan dan urusan luar negeri untuk mencegah terbentuknya kubu ekstremis Iran-Islamis lainnya dan memungkinkan warga Palestina untuk mengelola urusan internal mereka", kata Katz.
Foto/EPA
Itu juga menunjukkan Israel sudah gagal dalam melemahkan Hamas. Kelompok pejuang Islam di Palestina itu menunjukkan kesolidan dan persatuannya dengan patuh dipimpin Yahya Sinwar.
Israel Sangat Takut dengan Pemimpin Baru Hamas Yahya Sinwar, Berikut 5 Alasannya
1. Orang yang Bertanggung Jawab dalam Serangan 7 Oktober
Foto/EPA
Melansir Al Jazeera, Yahya Sinwar adalah orang yang dianggap bertanggung jawab oleh Israel atas serangan pada 7 Oktober. Ia dilaporkan melakukannya tanpa berkonsultasi dengan pimpinan politik Hamas.
2. Memadukan Sayap Militer dan Politik Hamas
Foto/EPA
Sekarang, Sinwar mengendalikan sayap militer dan politik Hamas. Berdasarkan hal itu, ia adalah negosiator utama yang harus diajak berkonsultasi dan berunding dengan Israel, sekutunya, mitra regional, dan kelompok Palestina, sehubungan dengan pertukaran tahanan atau gencatan senjata yang sangat dicari dan sulit dicapai di Gaza. Itu bukan pertanda baik.
3. Sering Selamat dari Operasi Pembunuhan Israel
Foto/EPA
Menteri Luar Negeri Israel Katz mengecam penunjukan Yahya Sinwar sebagai pemimpin biro politik Hamas setelah pembunuhan Ismail Haniyeh.
Di X, Katz mengatakan tadi malam bahwa penunjukan tersebut adalah "alasan lain untuk segera menyingkirkan [Sinwar] dan menghapus memori organisasi ini dari muka bumi". Israel berulang kali melancarkan operasi pembunuhan terhadap Yahya Sinwar.
Baca Juga
4. Memperkuat Hubungan Hamas dan Iran
Foto/EPA
Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz kembali menggunakan media sosial untuk mengecam penunjukan Yahya Sinwar sebagai pemimpin Hamas.
Dalam unggahan baru di X, Katz mengatakan promosi Sinwar mengirimkan "pesan yang jelas kepada dunia bahwa masalah Palestina kini sepenuhnya dikendalikan oleh Iran dan Hamas".
Menteri Israel itu juga mengklaim pendudukan Israel di Tepi Barat dapat dibenarkan karena itu adalah satu-satunya hal yang menghentikan Hamas untuk mengambil alih sepenuhnya. Ia juga menyalahkan Iran, sekutu Hamas, karena diduga mencoba menyelundupkan senjata ke Yordania dan Tepi Barat yang diduduki.
"Israel harus mempertahankan kendali atas keamanan dan urusan luar negeri untuk mencegah terbentuknya kubu ekstremis Iran-Islamis lainnya dan memungkinkan warga Palestina untuk mengelola urusan internal mereka", kata Katz.
5. Memperkuat Posisi Geopolitik Hamas
Foto/EPA