5 Alasan Dataran Tinggi Golan Jadi Titik Konflik Abadi di Timur Tengah
loading...
A
A
A
GAZA - Dataran Tinggi Golan merupakan bagian dari Suriah hingga tahun 1967, ketika Israel merebut sebagian besar wilayah tersebut dalam Perang Enam Hari, mendudukinya, dan mencaploknya pada tahun 1981. Pencaplokan sepihak tersebut tidak diakui secara internasional, dan Suriah menuntut pengembalian wilayah tersebut.
Suriah mencoba merebut kembali Dataran Tinggi tersebut dalam perang Timur Tengah tahun 1973, tetapi digagalkan. Israel dan Suriah menandatangani gencatan senjata pada tahun 1974 dan Golan relatif tenang sejak saat itu.
Pada tahun 2000, Israel dan Suriah mengadakan pembicaraan tingkat tertinggi mengenai kemungkinan pengembalian Golan dan perjanjian damai. Namun, negosiasi tersebut gagal dan pembicaraan selanjutnya juga gagal.
Foto/EPA
Israel mengatakan bahwa perang saudara di Suriah menunjukkan perlunya mempertahankan dataran tinggi tersebut sebagai zona penyangga antara kota-kota Israel dan ketidakstabilan tetangganya.
Video yang diunggah ke media sosial pada hari Sabtu ini menunjukkan momen ketika sebuah roket menghantam lapangan sepak bola di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.
Pemerintah Israel mengatakan bahwa mereka juga khawatir bahwa Iran, sekutu Presiden Suriah Bashar al-Assad, berusaha membangun dirinya secara permanen di sisi perbatasan Suriah untuk melancarkan serangan terhadap Israel.
Kedua belah pihak menginginkan sumber daya air dan tanah yang subur secara alami di Golan.
Suriah bersikeras bahwa bagian Golan yang dikuasai Israel tetap menjadi wilayah pendudukan dan telah menuntut pengembaliannya.
Foto/EPA
Lebih dari 40.000 orang tinggal di Golan yang diduduki Israel, lebih dari setengahnya adalah penduduk Druze.
Druze adalah minoritas Arab yang mempraktikkan cabang Islam dan banyak penganutnya di Suriah telah lama setia kepada rezim Assad.
Suriah mencoba merebut kembali Dataran Tinggi tersebut dalam perang Timur Tengah tahun 1973, tetapi digagalkan. Israel dan Suriah menandatangani gencatan senjata pada tahun 1974 dan Golan relatif tenang sejak saat itu.
Pada tahun 2000, Israel dan Suriah mengadakan pembicaraan tingkat tertinggi mengenai kemungkinan pengembalian Golan dan perjanjian damai. Namun, negosiasi tersebut gagal dan pembicaraan selanjutnya juga gagal.
5 Alasan Dataran Tinggi Golan Jadi Titik Konflik Abadi di Timur Tengah
1. Israel Ingin Membangun Zona Penyangga
Foto/EPA
Israel mengatakan bahwa perang saudara di Suriah menunjukkan perlunya mempertahankan dataran tinggi tersebut sebagai zona penyangga antara kota-kota Israel dan ketidakstabilan tetangganya.
Video yang diunggah ke media sosial pada hari Sabtu ini menunjukkan momen ketika sebuah roket menghantam lapangan sepak bola di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.
Pemerintah Israel mengatakan bahwa mereka juga khawatir bahwa Iran, sekutu Presiden Suriah Bashar al-Assad, berusaha membangun dirinya secara permanen di sisi perbatasan Suriah untuk melancarkan serangan terhadap Israel.
Kedua belah pihak menginginkan sumber daya air dan tanah yang subur secara alami di Golan.
Suriah bersikeras bahwa bagian Golan yang dikuasai Israel tetap menjadi wilayah pendudukan dan telah menuntut pengembaliannya.
2. Separuh Penduduk Golan Adalah Suku Druze
Foto/EPA
Lebih dari 40.000 orang tinggal di Golan yang diduduki Israel, lebih dari setengahnya adalah penduduk Druze.
Druze adalah minoritas Arab yang mempraktikkan cabang Islam dan banyak penganutnya di Suriah telah lama setia kepada rezim Assad.