5 Kasus Negara Jual Wilayahnya ke Negara Lain, Termasuk Rusia Jual Alaska ke AS Rp117 Miliar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kasus sebuah negara menjual wilayahnya ke negara lain merupakan fenomena langka, namun nyata terjadi di masa silam. Contoh yang terkenal adalah Rusia menjual Alaska kepada Amerika Serikat (AS).
Transaksi seperti itu memiliki dampak signifikan terhadap peta politik dan ekonomi global.
5 Kasus Negara Menjual Wilayahnya ke Negara Lain
Pada tahun 1867, Rusia—yang saat itu bernama Kerajaan Rusia atau Imperium Rusia—menjual wilayahnya; Alaska, kepada Amerika Serikat (AS).
Kala itu, Alaska dijual sehargaUSD7.200.000 (sekitar 2 sen per hektare) atau lebih dari Rp117 miliar berdasarkan kurs hari ini (1USD=Rp16.271).
Pembelian Alaska oleh AS menambah wilayah Amerika secara signifikan dan membuka potensi sumber daya alam seperti minyak dan gas.
Pada tahun 1803, Prancis—yang saat itu masih berstatus kekaisaran—menjual wilayah yang dikuasainya, Louisiana, kepada Amerika Serikat.
Kala itu, Lousiana dijual seharga USD15.000.000.
Transaksi ini menggandakan ukuran Amerika Serikat dan memberikan kontrol atas jalur perdagangan utama di Mississippi dan New Orleans.
Pada tahun 1853, Meksiko menjual wilayah Arizona dan New Mexico kepada Amerika Serikat—yang dikenal sebagai penjualan Gadsen.
Wilayah-wilayah tersebut dijual seharga USD10.000.000.
Transaksi itu membantu menetapkan perbatasan yang jelas antara Amerika Serikat dan Meksiko serta memfasilitasi pembangunan infrastruktur seperti jalur kereta api.
Pada tahun 1667, Belanda menjual wilayah koloninya; Suriname, kepada Inggris sebagai bagian dari Perjanjian Breda.
Tidak diketahui harga penjualan tersebut, namun transaksi ini juga mencakup pertukaran wilayah yang lebih besar, termasuk New Amsterdam (sekarang New York) di Amerika Serikat.
AS pada akhirnya memerdekakan diri. Begitu juga dengan Suriname.
Penjualan wilayah itu mempengaruhi pengaturan kolonial di Amerika Utara dan Karibia.
Pada tahun 1784, Swedia menjual Pulau Saint-Barthélemy kepada Prancis.
Tidak diketahui secara spesifik harga penjualan pulau tersebut.
Namun, transaksi itu mengakhiri periode kekuasaan Swedia dan menjadikan pulau tersebut bagian dari Imperium Prancis.
Transaksi seperti itu memiliki dampak signifikan terhadap peta politik dan ekonomi global.
5 Kasus Negara Menjual Wilayahnya ke Negara Lain
1. Penjualan Alaska
Pada tahun 1867, Rusia—yang saat itu bernama Kerajaan Rusia atau Imperium Rusia—menjual wilayahnya; Alaska, kepada Amerika Serikat (AS).
Kala itu, Alaska dijual sehargaUSD7.200.000 (sekitar 2 sen per hektare) atau lebih dari Rp117 miliar berdasarkan kurs hari ini (1USD=Rp16.271).
Pembelian Alaska oleh AS menambah wilayah Amerika secara signifikan dan membuka potensi sumber daya alam seperti minyak dan gas.
2. Penjualan Louisiana
Pada tahun 1803, Prancis—yang saat itu masih berstatus kekaisaran—menjual wilayah yang dikuasainya, Louisiana, kepada Amerika Serikat.
Kala itu, Lousiana dijual seharga USD15.000.000.
Transaksi ini menggandakan ukuran Amerika Serikat dan memberikan kontrol atas jalur perdagangan utama di Mississippi dan New Orleans.
3. Penjualan Gadsden
Pada tahun 1853, Meksiko menjual wilayah Arizona dan New Mexico kepada Amerika Serikat—yang dikenal sebagai penjualan Gadsen.
Wilayah-wilayah tersebut dijual seharga USD10.000.000.
Transaksi itu membantu menetapkan perbatasan yang jelas antara Amerika Serikat dan Meksiko serta memfasilitasi pembangunan infrastruktur seperti jalur kereta api.
4. Penjualan Suriname
Pada tahun 1667, Belanda menjual wilayah koloninya; Suriname, kepada Inggris sebagai bagian dari Perjanjian Breda.
Tidak diketahui harga penjualan tersebut, namun transaksi ini juga mencakup pertukaran wilayah yang lebih besar, termasuk New Amsterdam (sekarang New York) di Amerika Serikat.
AS pada akhirnya memerdekakan diri. Begitu juga dengan Suriname.
Penjualan wilayah itu mempengaruhi pengaturan kolonial di Amerika Utara dan Karibia.
5. Penjualan Pulau Saint-Barthélemy
Pada tahun 1784, Swedia menjual Pulau Saint-Barthélemy kepada Prancis.
Tidak diketahui secara spesifik harga penjualan pulau tersebut.
Namun, transaksi itu mengakhiri periode kekuasaan Swedia dan menjadikan pulau tersebut bagian dari Imperium Prancis.
(mas)