Driver Rudal yang Tembak Jatuh Malaysia Airlines MH17 Dipenjara

Kamis, 18 Juli 2019 - 11:46 WIB
Driver Rudal yang Tembak...
Driver Rudal yang Tembak Jatuh Malaysia Airlines MH17 Dipenjara
A A A
KIEV - Driver atau pengemudi trailer pengangkut rudal yang menembak jatuh pesawat Malaysia Airlines MH17 telah dijebloskan di penjara Ukraina. Pesawat pembawa 298 orang itu ditembak jatuh oleh rudal surface-to-air tahun 2014 ketika pertempuran antara tentara Ukraina dan separatis di wilayah timur negara itu berkecamuk.

Dinas Keamanan Ukraina (SBU) pada hari Rabu mengumumkan bahwa pria yeng mengemudikan trailer pengangkut misil itu ditangkap dua tahun lalu dan sekarang menjalani hukuman penjara di negara tersebut.

Malaysia Airlines MH17 ditembak ketika berada di wilayah udara Ukraina lima tahun lalu. Pesawat itu terbang dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur. Semua orang di dalam pesawat, termasuk beberapa penumpang asal Indonesia, tewas.

Sebuah tim penyelidik yang dipimpin Belanda menyalahkan Rusia karena memasok rudal tersebut. Namun, Moskow menegaskan rudal itu sudah lama tidak diproduksi dan menuding balik pasukan Ukraina yang kemungkinan mengoperasikannya.

Insiden itu adalah yang paling mematikan dalam perang antara pemberontak yang didukung Rusia dan pasukan Ukraina yang telah menewaskan lebih dari 10.000 orang. Pertempuran besar berakhir dengan kesepakatan damai pada 2015, meskipun bentrokan mematikan masih terjadi.

"Kami telah menentukan individu dari para petempur yang membawanya (rudal) dengan kendaraan ke Donetsk," kata seorang pejabat SBU; Vitaly Mayakov, dalam konferensi pers. Pengumuman itu dibuat bersamaan dengan peringatan lima tahun tragedi MH17.

"Kami menahannya, dia sekarang menjalani hukuman di sini, di Ukraina," ujarnya, seperti dikutip Reuters, Kamis (18/7/2019). Dia tidak mengidentifikasi pengemudi tersebut dan tidak pula menjelaskan mengapa informasi ini tidak diumumkan sebelumnya.

Mayakov mengatakan bahwa lebih dari 150 orang yang terlibat dalam pengangkutan peluncur rudal ke dan dari Ukraina telah diidentifikasi.

Tim investigasi internasional yang dipimpin Belanda telah menetapkan empat tersangka atas serangan terhadap pesawat Malaysia itu, yakni tiga pria Rusia dan seorang pria Ukraina.

Pihak berwenang Belanda mengatakan Rusia belum bekerja sama dengan penyelidikan dan diperkirakan tidak akan menyerahkan para tersangka. Kementerian Luar Negeri Rusia membantah bahwa pihaknya tidak bekerja sama dengan mengatakan pada hari Rabu penyelidikan itu dimaksudkan untuk merusak reputasi Moskow.
(mas)
Berita Terkait
Pengadilan Belanda Lacak...
Pengadilan Belanda Lacak Rudal BUK yang Jatuhkan Malaysia Airlines MH17
Hakim: Sudah Pasti MH17...
Hakim: Sudah Pasti MH17 Dijatuhkan Rudal BUK Rusia
Ada Indikasi Putin Suplai...
Ada Indikasi Putin Suplai Rudal yang Menembak Jatuh Pesawat MH-17
Mengenang Malaysia Airlines...
Mengenang Malaysia Airlines MH17 Dirudal Jatuh di Langit Ukraina, 298 Tewas Termasuk 12 WNI
Situasi Genting, Pesawat...
Situasi Genting, Pesawat Sipil Diminta Hati-hati Terbang di Langit Ukraina-Rusia
Tersangka Penembak Malaysia...
Tersangka Penembak Malaysia Airlines MH17: Rusia Harus Mengebom Nuklir Anggota NATO
Berita Terkini
Perundingan AS dan Iran...
Perundingan AS dan Iran Berlansung Konstruktif dan Positif, Akankah Konflik Timur Tengah Mereda?
39 menit yang lalu
Rusia Lacak Kapal Selam...
Rusia Lacak Kapal Selam Nuklir Inggris yang Teknologinya Dinilai Sangat Tua dan Ketinggalan Zaman
1 jam yang lalu
The Times: Inggris Terlibat...
The Times: Inggris Terlibat Perang Rusia-Ukraina, Termasuk Kerahkan Pasukan Rahasia
6 jam yang lalu
Wanita Ini Melahirkan...
Wanita Ini Melahirkan Bayi Orang Lain karena Kesalahan dalam Proses IVF
6 jam yang lalu
Taliban Eksekusi 4 Pria...
Taliban Eksekusi 4 Pria di Stadion Afghanistan yang Penuh Sesak
10 jam yang lalu
Trump Copot Potret Obama...
Trump Copot Potret Obama di Gedung Putih, Diganti dengan Potretnya yang Lolos dari upaya Pembunuhan
12 jam yang lalu
Infografis
Negara NATO yang Halangi...
Negara NATO yang Halangi Kemenangan Israel dari Palestina
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved