Situasi Genting, Pesawat Sipil Diminta Hati-hati Terbang di Langit Ukraina-Rusia
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Administrasi Penerbangan Federal (FAA) Amerika Serikat (AS) memperingatkan seluruh maskapai penerbangan untuk "sangat berhati-hati" ketika terbang di langit perbatasan Ukraina-Rusia .
Alasannya situasi di wilayah itu sedang genting dan berpotensi menimbulkan risiko keselamatan penerbangan.
"Meningkatnya ketegangan regional antara Rusia dan Ukraina, yang berpotensi mengakibatkan pertempuran lintas batas tanpa pemberitahuan, peningkatan aktivitas militer dan/atau konflik," bunyi pemberitahuan FAA yang dikeluarkan untuk operator penerbangan AS namun juga penting untuk maskapai negara lain.
Mengutip Reuters, Selasa (20/4/2021), sejak 2014, FAA telah melarang operasi penerbangan sipil AS di wilayah sekitar perbatasan Ukraina-Rusia. Pemberitahuan itu juga mengatakan maskapai penerbangan harus memberikan pemberitahuan setidaknya 72 jam kepada FAA tentang penerbangan yang direncanakan di wilayah tersebut.
FAA dan regulator udara lainnya prihatin tentang potensi jatuhnya pesawat sipil selama konflik karena salah diidentifikasi.
Pada tahun 2014, Malaysia Airlines MH17 terbang dari Amsterdam ke Kuala Lumpur ketika ditembak jatuh di timur Ukraina oleh rudal yang ditembakkan dari wilayah yang dikuasai oleh pemberontak pro-Rusia selama pertempuran dengan pasukan pemerintah Ukraina.
Sebanyak 298 orang di dalam pesawat Malaysia itu tewas, di mana dua pertiga dari mereka adalah warga negara Belanda.
Alasannya situasi di wilayah itu sedang genting dan berpotensi menimbulkan risiko keselamatan penerbangan.
"Meningkatnya ketegangan regional antara Rusia dan Ukraina, yang berpotensi mengakibatkan pertempuran lintas batas tanpa pemberitahuan, peningkatan aktivitas militer dan/atau konflik," bunyi pemberitahuan FAA yang dikeluarkan untuk operator penerbangan AS namun juga penting untuk maskapai negara lain.
Mengutip Reuters, Selasa (20/4/2021), sejak 2014, FAA telah melarang operasi penerbangan sipil AS di wilayah sekitar perbatasan Ukraina-Rusia. Pemberitahuan itu juga mengatakan maskapai penerbangan harus memberikan pemberitahuan setidaknya 72 jam kepada FAA tentang penerbangan yang direncanakan di wilayah tersebut.
FAA dan regulator udara lainnya prihatin tentang potensi jatuhnya pesawat sipil selama konflik karena salah diidentifikasi.
Pada tahun 2014, Malaysia Airlines MH17 terbang dari Amsterdam ke Kuala Lumpur ketika ditembak jatuh di timur Ukraina oleh rudal yang ditembakkan dari wilayah yang dikuasai oleh pemberontak pro-Rusia selama pertempuran dengan pasukan pemerintah Ukraina.
Sebanyak 298 orang di dalam pesawat Malaysia itu tewas, di mana dua pertiga dari mereka adalah warga negara Belanda.
(min)