Israel Pertimbangkan Serahkan Kendali Penyeberangan Rafah ke UE dan Palestina
loading...
A
A
A
GAZA - Otoritas Israel mempertimbangkan menyerahkan pengelolaan penyeberangan perbatasan Rafah dengan Mesir kepada Misi Bantuan Perbatasan Uni Eropa ke Rafah (EUBAM) dan pejabat Palestina.
Bloomberg mengutip sumber yang mengetahui masalah ini, melaporkan pada Kamis (18/7/2024).
“Meski Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu mencemooh gagasan Israel menyerahkan penyeberangan tersebut, pejabat Israel telah berunding dengan Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) tentang usulan tersebut,” ungkap sumber tersebut kepada Bloomberg.
Pada saat yang sama, gerakan Hamas Palestina membantah telah terjadi pertemuan di Qatar antara dua anggota terkemuka gerakan tersebut dan direktur dinas intelijen Mossad Israel, untuk membahas kemungkinan kendali Uni Eropa atas penyeberangan perbatasan Rafah.
Sementara itu, Penasihat Komunikasi Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan pemerintahan Presiden AS Joe Biden tidak dapat mengonfirmasi laporan bahwa Israel tengah mempertimbangkan mengalihkan kendali penyeberangan Rafah ke UE dan Palestina.
"Saya tidak dalam posisi untuk mengonfirmasi laporan tersebut," ungkap Kirby.
Namun, Kirby mengatakan dia mengetahui laporan tersebut. Kirby mengatakan AS ingin melihat penyeberangan dibuka dengan cara yang memungkinkan aliran bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
“AS terus berkomunikasi dengan mitra Mesir dan Israel untuk mencapai hasil tersebut,” imbuh Kirby.
Bulan lalu, Menteri Ekonomi Nasional Palestina Mohammed Al-Amour mengatakan pemerintah Palestina siap mengendalikan pos pemeriksaan Rafah di perbatasan dengan Mesir di hadapan pengamat internasional, dengan syarat pasukan Israel ditarik.
Israel telah membunuh lebih dari 38.800 warga Palestina di Gaza. Sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak.
Bloomberg mengutip sumber yang mengetahui masalah ini, melaporkan pada Kamis (18/7/2024).
“Meski Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu mencemooh gagasan Israel menyerahkan penyeberangan tersebut, pejabat Israel telah berunding dengan Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) tentang usulan tersebut,” ungkap sumber tersebut kepada Bloomberg.
Pada saat yang sama, gerakan Hamas Palestina membantah telah terjadi pertemuan di Qatar antara dua anggota terkemuka gerakan tersebut dan direktur dinas intelijen Mossad Israel, untuk membahas kemungkinan kendali Uni Eropa atas penyeberangan perbatasan Rafah.
Sementara itu, Penasihat Komunikasi Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan pemerintahan Presiden AS Joe Biden tidak dapat mengonfirmasi laporan bahwa Israel tengah mempertimbangkan mengalihkan kendali penyeberangan Rafah ke UE dan Palestina.
"Saya tidak dalam posisi untuk mengonfirmasi laporan tersebut," ungkap Kirby.
Namun, Kirby mengatakan dia mengetahui laporan tersebut. Kirby mengatakan AS ingin melihat penyeberangan dibuka dengan cara yang memungkinkan aliran bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
“AS terus berkomunikasi dengan mitra Mesir dan Israel untuk mencapai hasil tersebut,” imbuh Kirby.
Bulan lalu, Menteri Ekonomi Nasional Palestina Mohammed Al-Amour mengatakan pemerintah Palestina siap mengendalikan pos pemeriksaan Rafah di perbatasan dengan Mesir di hadapan pengamat internasional, dengan syarat pasukan Israel ditarik.
Israel telah membunuh lebih dari 38.800 warga Palestina di Gaza. Sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak.
(sya)