AS Ingin Rampas Kekayaan Gembong Narkoba El Chapo Rp179,2 Triliun

Sabtu, 06 Juli 2019 - 08:52 WIB
AS Ingin Rampas Kekayaan Gembong Narkoba El Chapo Rp179,2 Triliun
AS Ingin Rampas Kekayaan Gembong Narkoba El Chapo Rp179,2 Triliun
A A A
NEW YORK - Otoritas Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa mereka sedang mencari perintah pengadilan yang mengharuskan penyitaan kekayaan gembong narkoba Meksiko; Joaquin "El Chapo" Guzman, senilai USD12,7 miliar atau lebih dari Rp179,2 triliun.

Perampasan kekayaan sebesar itu sebagai hukuman atas kejahatan pemerasan dan penyelundupan narkoba.

Laporan para jaksa penuntut di pengadilan federal Brooklyn mengatakan jumlah kekayaan yang harus disita itu mewakili jumlah total kokain, mariyuana, dan heroin yang menurut hukim telah diperdagangkan Guzman. Jumlah itu kemudian dikalikan dengan harga rata-rata narkoba tersebut.

Belum jelas aset apa, jika ada, yang dapat disita oleh Amerika Serikat untuk memenuhi keputusan tersebut. Seorang juru bicara jaksa menolak berkomentar.

"Ini sebagian besar latihan akademis karena pemerintah tidak pernah menemukan atau mengidentifikasi sepeser pun dari USD12,7 miliar yang diduga dihasilkan oleh Guzman," kata Jeffrey Lichtman, seorang pengacara untuk Guzman, seperti dikutip Reuters, Sabtu (6/7/2019).

Guzman, 62, didakwa pada 12 Februari atas 10 tuduhan setelah hakim mendengar kesaksian lebih dari 50 saksi. Para saksi menyampaikan pandangan perihal cara kerja dalam Kartel Sinaloa yang dipimpin Guzman. Gembong narkoba Meksiko itu menghadapi hukuman penjara seumur hidup pada sidang yang dijadwalkan digelar 17 Juli 2019 mendatang.

Pada hari Rabu, Hakim Distrik A Brian Cogan menolak mosi dari pengacara Guzman yang menginginkan persidangan baru. Pengacara Guzman berpendapat bahwa persidangan baru diperlukan setelah Vice News menerbitkan wawancara dengan salah satu hakim, yang mengatakan bahwa hakim tidak menaati perintah pengadilan selama kasus tersebut.

Guzman pada 1980-an membangun terowongan lintas batas yang memungkinkannya untuk memindahkan kokain dari Meksiko ke Amerika Serikat lebih cepat daripada siapa pun. Dia menghabiskan sebagian besar kariernya dalam pelarian, bergerak dari satu tempat persembunyian ke tempat persembunyian lainnya di pegunungan Sinaloa. Selama pelarian, dia dijaga oleh pengawal pribadi, dan dua kali melarikan diri dari penjara Meksiko dengan keamanan maksimum.

Dia akhirnya ditangkap pada Januari 2016 dan diekstradisi ke Amerika Serikat untuk diadili.

Terlepas dari penangkapan Guzman, Kartel Sinaloa masih menjadi distributor narkoba untuk pasar AS. Menurut Administrasi Penegakan Narkoba AS, distributor terbesar kedua setelah Kartel Sinaloa adalah Kartel Generasi Baru Jalisco. Kedua kartel itu menjadi produsen obat terlarang yang dijual di jalanan AS.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3374 seconds (0.1#10.140)