Jenderal Israel yang Akan Pensiun Ini Kutuk Kekerasan Pemukim Yahudi terhadap Warga Palestina
loading...
A
A
A
GAZA - Seorang pemimpin militer Israel Mayor Jenderal Yehuda Fox mengecam keputusan pemerintah untuk memperluas permukiman di Tepi Barat yang diduduki. Dia juga mengkritik meningkatnya tingkat kekerasan pemukim di wilayah tersebut.
Mayor Jenderal Yehuda Fox, mantan kepala komando pusat Israel, mengatakan pada upacara jelang pensiun bahwa pemukim Israel telah terlibat dalam “kejahatan nasionalis” melalui kekerasan di Tepi Barat yang diduduki. Dia menuding aksi tersebut telah “menaburkan kekacauan dan ketakutan pada penduduk Palestina. yang tidak menimbulkan ancaman apa pun.”
“Ini bukan Yudaisme di mata saya. Setidaknya bukan orang yang dibesarkan bersamaku di rumah ayah dan ibuku. Ini bukan jalan Taurat. Mereka mengadopsi cara-cara musuh,” kata Fox, dilansir Al Jazeera.
Pasukan dan pemukim Israel telah meningkatkan serangan terhadap kota-kota dan desa-desa Palestina di Tepi Barat yang diduduki sejak perang Israel di Gaza dimulai pada bulan Oktober.
Sejak Oktober, setidaknya 553 warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan Israel dan pemukim di wilayah tersebut, dan 9.510 orang telah ditahan, menurut pejabat Palestina.
Komentar Fox muncul hanya beberapa hari setelah pemerintah Israel menyetujui pembangunan 5.295 unit rumah baru di sejumlah pemukiman ilegal di Tepi Barat yang diduduki.
Sekitar 3 juta warga Palestina tinggal di Tepi Barat yang diduduki Israel, dan lebih dari 500.000 warga Israel tinggal di lebih dari 100 pemukiman di seluruh wilayah tersebut. Perluasan permukiman masih menjadi hambatan besar terhadap rencana yang dijabarkan dalam Perjanjian Oslo yang menjanjikan pengalihan bertahap wilayah yang dikuasai Israel ke Palestina.
Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich, yang juga seorang pemukim, telah mengawasi peningkatan besar dalam perluasan pemukiman di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Netanyahu.
Fox mengakui bahwa itu adalah tanggung jawabnya sebagai kepala komando yang bertanggung jawab atas wilayah Tepi Barat yang diduduki, “untuk bertindak” dan mengatasi perluasan dan kekerasan pemukim, namun ia menyesal bahwa ia “tidak selalu berhasil.”
“Kemampuan Komando Pusat untuk memenuhi tugasnya juga bergantung pada keberadaan Otoritas Palestina yang berfungsi dan kuat, dengan mekanisme keamanan efektif yang menjaga hukum dan ketertiban. Secara proaktif merusak realitas keamanan dalam hal ini membahayakan keamanan Negara Israel,” tambah Fox.
Mayor Jenderal Yehuda Fox, mantan kepala komando pusat Israel, mengatakan pada upacara jelang pensiun bahwa pemukim Israel telah terlibat dalam “kejahatan nasionalis” melalui kekerasan di Tepi Barat yang diduduki. Dia menuding aksi tersebut telah “menaburkan kekacauan dan ketakutan pada penduduk Palestina. yang tidak menimbulkan ancaman apa pun.”
“Ini bukan Yudaisme di mata saya. Setidaknya bukan orang yang dibesarkan bersamaku di rumah ayah dan ibuku. Ini bukan jalan Taurat. Mereka mengadopsi cara-cara musuh,” kata Fox, dilansir Al Jazeera.
Pasukan dan pemukim Israel telah meningkatkan serangan terhadap kota-kota dan desa-desa Palestina di Tepi Barat yang diduduki sejak perang Israel di Gaza dimulai pada bulan Oktober.
Sejak Oktober, setidaknya 553 warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan Israel dan pemukim di wilayah tersebut, dan 9.510 orang telah ditahan, menurut pejabat Palestina.
Komentar Fox muncul hanya beberapa hari setelah pemerintah Israel menyetujui pembangunan 5.295 unit rumah baru di sejumlah pemukiman ilegal di Tepi Barat yang diduduki.
Sekitar 3 juta warga Palestina tinggal di Tepi Barat yang diduduki Israel, dan lebih dari 500.000 warga Israel tinggal di lebih dari 100 pemukiman di seluruh wilayah tersebut. Perluasan permukiman masih menjadi hambatan besar terhadap rencana yang dijabarkan dalam Perjanjian Oslo yang menjanjikan pengalihan bertahap wilayah yang dikuasai Israel ke Palestina.
Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich, yang juga seorang pemukim, telah mengawasi peningkatan besar dalam perluasan pemukiman di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Netanyahu.
Fox mengakui bahwa itu adalah tanggung jawabnya sebagai kepala komando yang bertanggung jawab atas wilayah Tepi Barat yang diduduki, “untuk bertindak” dan mengatasi perluasan dan kekerasan pemukim, namun ia menyesal bahwa ia “tidak selalu berhasil.”
“Kemampuan Komando Pusat untuk memenuhi tugasnya juga bergantung pada keberadaan Otoritas Palestina yang berfungsi dan kuat, dengan mekanisme keamanan efektif yang menjaga hukum dan ketertiban. Secara proaktif merusak realitas keamanan dalam hal ini membahayakan keamanan Negara Israel,” tambah Fox.
(ahm)