Pendeta yang Bikin 440 Pengikut ‘Puasa sampai Mati agar Bertemu Yesus’ Diadili

Selasa, 09 Juli 2024 - 08:50 WIB
loading...
A A A
Jaksa mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka berencana memanggil sekitar 90 saksi untuk memberikan kesaksian serta menunjukkan bukti fisik dan digital.

“Jaksa akan mengajukan bukti untuk menggambarkan bahwa terdakwa tidak berfungsi hanya sebagai kelompok pinggiran, namun lebih sebagai kelompok kriminal terorganisir yang beroperasi dengan kedok sebuah gereja di bawah kepemimpinan (Mackenzie),” kata jaksa dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari CBS News, Selasa (9/7/2024).

Mackenzie, mantan sopir taksi yang berubah menjadi pendeta, menyerahkan diri setelah polisi pertama kali memasuki hutan Shakahola pada bulan April tahun lalu dan menemukan mayat empat orang dan beberapa orang lainnya kelaparan.

Tindakan polisi ini terjadi setelah seorang kerabat salah satu korban menerima informasi dari mantan anggota Gereja Good News International pimpinan Mackenzie tentang kejadian mengerikan di hutan Shakahola.

Anggota keluarga mengatakan Mackenzie menyuruh para pengikutnya untuk bergabung dengannya di hutan Shakahola, di mana dia menawarkan mereka sebidang tanah dengan harga kurang dari USD100.

Dokumen pengadilan menyatakan bahwa pada awal tahun 2023, Mackenzie memberi tahu para pengikutnya di hutan bahwa akhir dunia akan datang dan mereka harus bersiap menghadapi kelaparan ekstrem.

Dia diduga membagi anggota menjadi kelompok-kelompok kecil yang diberi nama alkitabiah. Dipercaya bahwa kelompok-kelompok kecil ini mati bersama dan dikuburkan bersama di kuburan massal.

Mackenzie telah mendirikan gereja tersebut pada tahun 2003, tetapi menutupnya pada tahun 2019 dan pindah ke kota Shakahola yang sepi.

Pada bulan Maret tahun ini, pihak berwenang mulai menyerahkan beberapa jenazah korban kepada kerabatnya yang putus asa setelah berbulan-bulan bekerja keras untuk mengidentifikasi mereka menggunakan DNA.

Banyak pertanyaan yang muncul tentang bagaimana Mackenzie, seorang pendeta yang dianggap gadungan dengan sejarah ekstremisme, berhasil menghindari penegakan hukum meskipun dia terkenal dan memiliki kasus hukum sebelumnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1037 seconds (0.1#10.140)