Biden Tegaskan Dia Bangga Jadi Seorang Wanita Kulit Hitam
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) dan kandidat presiden dari Partai Demokrat Joe Biden secara terbuka mengakui bahwa dia "mengacau" selama debatnya dengan saingannya dari Partai Republik Donald Trump.
Meski demikian, Biden mengatakan kepada The Earl Ingram Show bahwa dia akan "bangkit kembali," menolak segala niatan untuk keluar dari pemilu presiden.
"Saya mengalami malam yang buruk.... Dan faktanya adalah, Anda tahu, saya mengacau," ujar Biden, setelah para pembantunya menghabiskan waktu sepekan dengan berbagai alasan, mulai dari dugaan kelebihan persiapan, hingga flu ringan dan jet lag dari perjalanan 12 hari sebelum debat.
Selama wawancara terpisah dengan WURD Philadelphia, pemimpin AS yang rawan melakukan kesalahan itu berjuang menemukan frasa yang tepat saat tampaknya mencoba merujuk pada Wakil Presiden Kamala Harris dan mengingat waktunya di pemerintahan Presiden Barack Obama.
"Ngomong-ngomong, saya bangga menjadi, seperti yang saya katakan, wakil presiden pertama, wanita kulit hitam pertama... yang bertugas dengan presiden kulit hitam. Bangga terlibat dengan wanita kulit hitam pertama di Mahkamah Agung. Ada banyak hal yang dapat kita lakukan karena... lihat, kita adalah Amerika Serikat,” ujar Biden.
Presiden AS itu juga menyampaikan pidato empat menit di Gedung Putih, memfokuskan pidatonya pada kunjungannya bulan lalu ke Normandia, untuk memperingati ulang tahun ke-80 D-Day, tetapi tampaknya keluar dari naskah dan kehilangan alur pikirannya beberapa kali, dan pada satu titik bahkan menyebut saingannya Trump sebagai "kolega."
"Dan omong-omong, Anda tahu saya berada di pemakaman Perang Dunia I di Prancis, dan.... salah satu kolega kita, mantan presiden, tidak ingin pergi dan berada di sana... Saya mungkin seharusnya tidak mengatakannya," ujar Biden sebelum tiba-tiba memotong cerita, dan melanjutkan pidatonya yang telah disiapkan.
Dalam klip lain yang diteliti dan dicemooh para kritikus, Biden menyapa orang banyak dengan "Ho! Ho! Ho! Selamat Hari Kemerdekaan!", setelah Harris hampir secara keliru memperkenalkannya sebagai wakil presiden.
Kekhawatiran mengenai apakah politisi berusia 81 tahun itu dapat menyelesaikan kampanye presiden dan menjabat empat tahun lagi di Ruang Oval muncul kembali setelah Biden tampil goyah dalam debat yang disiarkan televisi dengan Trump Kamis lalu.
Petahana itu tampak lemah dan terlihat kehilangan arah pikirannya dalam beberapa kesempatan.
Satu jajak pendapat Reuters/Ipsos pascadebat menemukan satu dari tiga Demokrat percaya Biden harus mundur, sementara beberapa donor utama dilaporkan telah mencari cara mengganti Biden dengan kandidat yang lebih kuat pada pemilihan 2024.
Lihat Juga: Daftar 11 Kapal Induk Bertenaga Nuklir AS, Aset Strategis untuk Pertahankan Pengaruh Global
Meski demikian, Biden mengatakan kepada The Earl Ingram Show bahwa dia akan "bangkit kembali," menolak segala niatan untuk keluar dari pemilu presiden.
"Saya mengalami malam yang buruk.... Dan faktanya adalah, Anda tahu, saya mengacau," ujar Biden, setelah para pembantunya menghabiskan waktu sepekan dengan berbagai alasan, mulai dari dugaan kelebihan persiapan, hingga flu ringan dan jet lag dari perjalanan 12 hari sebelum debat.
Selama wawancara terpisah dengan WURD Philadelphia, pemimpin AS yang rawan melakukan kesalahan itu berjuang menemukan frasa yang tepat saat tampaknya mencoba merujuk pada Wakil Presiden Kamala Harris dan mengingat waktunya di pemerintahan Presiden Barack Obama.
"Ngomong-ngomong, saya bangga menjadi, seperti yang saya katakan, wakil presiden pertama, wanita kulit hitam pertama... yang bertugas dengan presiden kulit hitam. Bangga terlibat dengan wanita kulit hitam pertama di Mahkamah Agung. Ada banyak hal yang dapat kita lakukan karena... lihat, kita adalah Amerika Serikat,” ujar Biden.
Presiden AS itu juga menyampaikan pidato empat menit di Gedung Putih, memfokuskan pidatonya pada kunjungannya bulan lalu ke Normandia, untuk memperingati ulang tahun ke-80 D-Day, tetapi tampaknya keluar dari naskah dan kehilangan alur pikirannya beberapa kali, dan pada satu titik bahkan menyebut saingannya Trump sebagai "kolega."
"Dan omong-omong, Anda tahu saya berada di pemakaman Perang Dunia I di Prancis, dan.... salah satu kolega kita, mantan presiden, tidak ingin pergi dan berada di sana... Saya mungkin seharusnya tidak mengatakannya," ujar Biden sebelum tiba-tiba memotong cerita, dan melanjutkan pidatonya yang telah disiapkan.
Dalam klip lain yang diteliti dan dicemooh para kritikus, Biden menyapa orang banyak dengan "Ho! Ho! Ho! Selamat Hari Kemerdekaan!", setelah Harris hampir secara keliru memperkenalkannya sebagai wakil presiden.
Kekhawatiran mengenai apakah politisi berusia 81 tahun itu dapat menyelesaikan kampanye presiden dan menjabat empat tahun lagi di Ruang Oval muncul kembali setelah Biden tampil goyah dalam debat yang disiarkan televisi dengan Trump Kamis lalu.
Petahana itu tampak lemah dan terlihat kehilangan arah pikirannya dalam beberapa kesempatan.
Satu jajak pendapat Reuters/Ipsos pascadebat menemukan satu dari tiga Demokrat percaya Biden harus mundur, sementara beberapa donor utama dilaporkan telah mencari cara mengganti Biden dengan kandidat yang lebih kuat pada pemilihan 2024.
Lihat Juga: Daftar 11 Kapal Induk Bertenaga Nuklir AS, Aset Strategis untuk Pertahankan Pengaruh Global
(sya)