Partai Konservatif Menderita Kekalahan Terburuk dalam Sejarah Pemilu Inggris
loading...
A
A
A
LONDON - Partai Konservatif atau Partai Tory, yang telah berkuasa selama 14 tahun, akan menderita kekalahan terburuk dalam sejarah pemilu Inggris.
Itu merupakan data exit poll yang dirilis saat pemungutan suara ditutup pada Kamis malam.
Menurut jajak pendapat tersebut, Partai Buruh akan memenangkan 410 dari 650 kursi, naik dari 205 kursi di House of Commons (Dewan Rakyat), sementara Partai Tory yang berkuasa selama ini akan mendapatkan 131 kursi, turun dari 344 kursi.
Partai Demokrat Liberal diprediksi meraih 61 kursi, Partai Reformasi pimpinan Nigel Farage meraih 13 kursi, dan Partai Nasional Skotlandia (SNP) meraih 10 kursi. Partai Hijau diprediksi meraih dua kursi dan Partai Welsh Plaid Cymru meraih empat kursi.
Sky News, dalam laporannya pada Jumat (5/7/2024), menggambarkan hasil yang diraih Partai Konservatif sebagai “keruntuhan pemilu terbesar dalam sejarah pemilu Inggris.”
Hasil resmi akan diumumkan mulai Jumat nanti malam.
Exit poll pemilu 2024 mewawancarai para pemilih di 133 tempat pemungutan suara (TPS) yang dipilih oleh lembaga Ipsos, dan didanai oleh beberapa perusahaan media Inggris, termasuk Sky News dan lembaga penyiaran negara; BBC.
Kesuksesan Partai Buruh tampaknya dimotivasi oleh kebencian para pemilih terhadap Partai Konservatif, yang telah memerintah sebagai mayoritas sejak tahun 2015, dan bukan karena kepercayaan terhadap pemimpin partai; Keir Starmer.
“Ini lebih merupakan rasa jijik terhadap Partai Konservatif dibandingkan senang dengan tawaran Partai Buruh yang mendorong politik,” kata Ben Page, kepala lembaga pemungutan suara Ipsos, kepada The Guardian.
“Peringkat pribadi Starmer adalah yang terendah yang pernah dilihat Ipsos untuk seorang pemimpin oposisi yang sejauh ini unggul dalam niat memilih secara keseluruhan.”
Menurut Ipsos, lebih sedikit pemilih yang berpikir bahwa Partai Buruh layak untuk memerintah, memiliki tim pemimpin yang baik, atau memahami permasalahan Inggris dibandingkan pada tahun 2014.
Itu merupakan data exit poll yang dirilis saat pemungutan suara ditutup pada Kamis malam.
Menurut jajak pendapat tersebut, Partai Buruh akan memenangkan 410 dari 650 kursi, naik dari 205 kursi di House of Commons (Dewan Rakyat), sementara Partai Tory yang berkuasa selama ini akan mendapatkan 131 kursi, turun dari 344 kursi.
Partai Demokrat Liberal diprediksi meraih 61 kursi, Partai Reformasi pimpinan Nigel Farage meraih 13 kursi, dan Partai Nasional Skotlandia (SNP) meraih 10 kursi. Partai Hijau diprediksi meraih dua kursi dan Partai Welsh Plaid Cymru meraih empat kursi.
Sky News, dalam laporannya pada Jumat (5/7/2024), menggambarkan hasil yang diraih Partai Konservatif sebagai “keruntuhan pemilu terbesar dalam sejarah pemilu Inggris.”
Hasil resmi akan diumumkan mulai Jumat nanti malam.
Exit poll pemilu 2024 mewawancarai para pemilih di 133 tempat pemungutan suara (TPS) yang dipilih oleh lembaga Ipsos, dan didanai oleh beberapa perusahaan media Inggris, termasuk Sky News dan lembaga penyiaran negara; BBC.
Kesuksesan Partai Buruh tampaknya dimotivasi oleh kebencian para pemilih terhadap Partai Konservatif, yang telah memerintah sebagai mayoritas sejak tahun 2015, dan bukan karena kepercayaan terhadap pemimpin partai; Keir Starmer.
“Ini lebih merupakan rasa jijik terhadap Partai Konservatif dibandingkan senang dengan tawaran Partai Buruh yang mendorong politik,” kata Ben Page, kepala lembaga pemungutan suara Ipsos, kepada The Guardian.
“Peringkat pribadi Starmer adalah yang terendah yang pernah dilihat Ipsos untuk seorang pemimpin oposisi yang sejauh ini unggul dalam niat memilih secara keseluruhan.”
Menurut Ipsos, lebih sedikit pemilih yang berpikir bahwa Partai Buruh layak untuk memerintah, memiliki tim pemimpin yang baik, atau memahami permasalahan Inggris dibandingkan pada tahun 2014.
(mas)