Tiga Tahanan Palestina Mogok Makan di Penjara Israel
loading...
A
A
A
TEPI BARAT - Tiga tahanan Palestina di penjara Israel , Pusat Penahanan Ofer, melakukan mogok makan untuk memprotes penahanan mereka.
“Maher Al-Akhras, Mohammad Wahdan dan Musa Zahran berada dalam tahanan administratif, sistem yang memungkinkan otoritas Israel menahan orang tanpa dakwaan untuk waktu lama,” papar Komisi Urusan Para Tahanan (PAC), dilansir kantor berita Wafa.
Maher, 49, adalah ayah dari enam anak dari kota Silat Ad-Daher, selatan Jenin, telah mogok makan selama 25 hari berturut-turut.
Dia sekarang dalam kondisi kritis, didiagnosa mengalami hipertensi pada 2018, dan sekarang mengalami penurunan berat badan secara drastis.
Wahdan, warga desan Rantis, Ramallah, menggelar mogok makan selama 16 hari secara berturut-turut. Dia memulai mogok makan saat ditahan di fasilitas Israel di Huwara sebelum dipindah ke Ofer.
Zahran, warga Ramallah sudah mogok makan selama lima hari. Dua hari setelah memulai mogok makan, dia ditempatkan di sel isolasi. (Baca Juga: Saudi: Harga untuk Hubungan dengan Israel adalah Negara Palestina)
Ribuan pria, wanita dan anak ditahan tanpa dakwaan dan tanpa batas waktu yang jelas, dalam kondisi yang sangat buruk di berbagai pusat penahanan di wilayah pendudukan. (Baca Infografis: Korsel Membuat Mesin Tank 1500HP, Indonesia Jadi Calon Pembeli)
Bulan lalu, laporan kelompok hak asasi manusia mengungkap Israel mengeluarkan 98 perintah penahanan administratif, termasuk 33 perintah baru dan 65 perintah yang diperbarui lagi. (Lihat Video: Sosialisasi Kreatif Covid-19 di Kemang Raya Menggunakan Replika Peti Mati)
“Maher Al-Akhras, Mohammad Wahdan dan Musa Zahran berada dalam tahanan administratif, sistem yang memungkinkan otoritas Israel menahan orang tanpa dakwaan untuk waktu lama,” papar Komisi Urusan Para Tahanan (PAC), dilansir kantor berita Wafa.
Maher, 49, adalah ayah dari enam anak dari kota Silat Ad-Daher, selatan Jenin, telah mogok makan selama 25 hari berturut-turut.
Dia sekarang dalam kondisi kritis, didiagnosa mengalami hipertensi pada 2018, dan sekarang mengalami penurunan berat badan secara drastis.
Wahdan, warga desan Rantis, Ramallah, menggelar mogok makan selama 16 hari secara berturut-turut. Dia memulai mogok makan saat ditahan di fasilitas Israel di Huwara sebelum dipindah ke Ofer.
Zahran, warga Ramallah sudah mogok makan selama lima hari. Dua hari setelah memulai mogok makan, dia ditempatkan di sel isolasi. (Baca Juga: Saudi: Harga untuk Hubungan dengan Israel adalah Negara Palestina)
Ribuan pria, wanita dan anak ditahan tanpa dakwaan dan tanpa batas waktu yang jelas, dalam kondisi yang sangat buruk di berbagai pusat penahanan di wilayah pendudukan. (Baca Infografis: Korsel Membuat Mesin Tank 1500HP, Indonesia Jadi Calon Pembeli)
Bulan lalu, laporan kelompok hak asasi manusia mengungkap Israel mengeluarkan 98 perintah penahanan administratif, termasuk 33 perintah baru dan 65 perintah yang diperbarui lagi. (Lihat Video: Sosialisasi Kreatif Covid-19 di Kemang Raya Menggunakan Replika Peti Mati)
(sya)