Mengulik Sejarah Hubungan Rusia dan Korut, Ternyata Tidak Selalu Mesra
loading...
A
A
A
Sebaliknya, ia menjalin hubungan diplomatik formal dengan Seoul dan mencoba membiarkan aliansi militer era Soviet dengan Korea Utara berakhir.
Kim Il-sung meninggal dunia pada 1994 dan membuat Korea Utara mengalami krisis. Kemudian, di awal 2000-an muncul nama Vladimir Putin dalam tampuk kepemimpinan Rusia.
Menariknya, Putin secara aktif berupaya memulihkan hubungan Rusia dengan Korea Utara. Ia sempat mengunjungi Pyongyang pada Juli tahun itu untuk bertemu dengan Kim Jong-il, pemimpin Korea Utara generasi kedua.
Kunjungan tersebut dipandang sebagai pernyataan Rusia bahwa pihaknya akan memulihkan hubungan dengan Korut.
Alasannya karena terjadi perbedaan pendapat antara Moskow dan negara-negara Barat mengenai isu-isu keamanan utama.
Pada 2011, Kim Jong-il meninggal dunia dan digantikan oleh putranya, Kim Jong-un. Sekitar 2012, Rusia setuju menghapuskan 90% utang Korea Utara yang diperkirakan berjumlah USD11 miliar.
Namun, Kim Jong-un justru berupaya mempercepat uji coba nuklir dan rudal Korea Utara. Rusia waktu itu masih mendukung sanksi ketat Dewan Keamanan PBB yang mencakup pembatasan pasokan minyak hingga tindakan keras terhadap ekspor tenaga kerja negara tersebut.
Kemudian, Kim Jong-un berupaya meningkatkan hubungan dengan sekutu lamanya, China dan Rusia. Pada April 2019, ia bersama Vladimir Putin berjanji memperluas kerja sama.
Pada 2022, Korea Utara memanfaatkan invasi Rusia terhadap Ukraina. Pyongyang beralih menuju pihak Moskow dan menyalahkan Amerika Serikat atas konflik tersebut.
Korea Utara mengklaim bahwa “kebijakan hegemonik” Barat memberikan justifikasi kepada Putin untuk membela Rusia dengan mengirimkan pasukan ke negara tetangganya.
Pyongyang bersama Suriah bahkan mengakui kemerdekaan dua wilayah separatis yang didukung Moskow di Ukraina timur.
7. Angin Segar dari Vladimir Putin
Kim Il-sung meninggal dunia pada 1994 dan membuat Korea Utara mengalami krisis. Kemudian, di awal 2000-an muncul nama Vladimir Putin dalam tampuk kepemimpinan Rusia.
Menariknya, Putin secara aktif berupaya memulihkan hubungan Rusia dengan Korea Utara. Ia sempat mengunjungi Pyongyang pada Juli tahun itu untuk bertemu dengan Kim Jong-il, pemimpin Korea Utara generasi kedua.
Kunjungan tersebut dipandang sebagai pernyataan Rusia bahwa pihaknya akan memulihkan hubungan dengan Korut.
Alasannya karena terjadi perbedaan pendapat antara Moskow dan negara-negara Barat mengenai isu-isu keamanan utama.
8. Naiknya Kim Jong-un
Pada 2011, Kim Jong-il meninggal dunia dan digantikan oleh putranya, Kim Jong-un. Sekitar 2012, Rusia setuju menghapuskan 90% utang Korea Utara yang diperkirakan berjumlah USD11 miliar.
Namun, Kim Jong-un justru berupaya mempercepat uji coba nuklir dan rudal Korea Utara. Rusia waktu itu masih mendukung sanksi ketat Dewan Keamanan PBB yang mencakup pembatasan pasokan minyak hingga tindakan keras terhadap ekspor tenaga kerja negara tersebut.
Kemudian, Kim Jong-un berupaya meningkatkan hubungan dengan sekutu lamanya, China dan Rusia. Pada April 2019, ia bersama Vladimir Putin berjanji memperluas kerja sama.
9. Invasi Rusia ke Ukraina
Pada 2022, Korea Utara memanfaatkan invasi Rusia terhadap Ukraina. Pyongyang beralih menuju pihak Moskow dan menyalahkan Amerika Serikat atas konflik tersebut.
Korea Utara mengklaim bahwa “kebijakan hegemonik” Barat memberikan justifikasi kepada Putin untuk membela Rusia dengan mengirimkan pasukan ke negara tetangganya.
Pyongyang bersama Suriah bahkan mengakui kemerdekaan dua wilayah separatis yang didukung Moskow di Ukraina timur.