Soal Pergantian Rezim di Venezuela, AS Akan Sabar

Senin, 15 April 2019 - 21:16 WIB
Soal Pergantian Rezim di Venezuela, AS Akan Sabar
Soal Pergantian Rezim di Venezuela, AS Akan Sabar
A A A
BOGOTA - Seorang pejabat mengatakan Amerika Serikat (AS) tidak memiliki batas waktu untuk perubahan pemerintahan di Venezuela. Namun, ia menegaskan, Presiden Nicolas Maduro dipastikan tidak akan tetap berkuasa.

Washington telah memberlakukan sejumlah sanksi terhadap pemerintah Maduro dalam upaya untuk menekannya keluar dari kekuasaan dan memungkinkan pemimpin oposisi, Juan Guaido, untuk mengambil kendali pemerintahan.

"Tidak ada batas waktu untuk kembali ke demokrasi, tetapi itu akan datang, saya yakin," kata James Story, Kuasa Usaha AS untuk Venezuela, dalam sebuah wawancara.

"Ini tidak akan pernah menjadi sesuatu yang mudah," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Senin (15/4/2019).

Maduro menyalahkan sanksi AS atas masalah ekonomi negaranya dan menyebut Guaido sebagai boneka AS. Lebih dari 3 juta rakyat Venezuela melarikan diri dari hiperinflasi, kekurangan makanan dan obat-obatan serta krisis politik.

"Argumen bahwa sanksi AS menyebabkan masalah Venezuela 'tidak tahan air'," kata Story, yang mengunjungi Kolombia untuk menemani Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dalam perjalanan ke kota perbatasan Cucuta.

"Sanksi yang menghantam sebagian besar ekonomi (Venezuela) sangat baru," ujarnya.

"Kami memiliki banyak pilihan dalam hal bagaimana kami terlibat dalam sanksi ekonomi, bagaimana kami menerapkannya, bagaimana kami menggunakan lisensi umum, bagaimana kami memastikan bahwa kami berusaha untuk memiliki dampak minimal pada orang," terangnya.

Sebaliknya, Story meminta Maduro menyalahkan pejabat Venezuela yang korup.

"Mereka adalah orang-orang yang tidak fokus pada melakukan hal yang benar untuk warga negara mereka melainkan orang-orang yang berfokus pada pengayaan diri," ucapnya.

"Kami sedang berusaha membawa bahan makanan dan obat-obatan jenis lain untuk mendukung rakyat Venezuela yang menderita. Dan Kuba mengimpor petugas intelijen yang hanya fokus pada penindasan perbedaan pendapat dan memastikan bahwa militer tidak mengusir Maduro," tuding Story.

Tetapi bantuan kemanusiaan, yang sebagian besar ditolak oleh Maduro, kata Story, mungkin dapat memasuki Venezuela karena individu.

"Saya pikir Anda akan melihat lebih banyak bantuan masuk karena Anda akan melihat lebih banyak orang yang putus asa berusaha membantu sesama warga Venezuela," tukasnya.

Guaido pada Januari lalu mengajukan ketentuan dalam konstitusi negara itu untuk menjadi presiden sementara, dengan alasan terpilihnya kembali Maduro pada pemilu 2018 tidak sah. Sementara sebagian besar negara-negara Barat telah mengakui Guaido sebagai kepala negara, Rusia, China, dan Kuba mendukung Maduro.

Maduro memutuskan hubungan diplomatik dengan AS setelah mengakui Guaido. Departemen Luar Negeri AS mengatakan bulan lalu akan menarik semua personel diplomatik dari negara OPEC itu, dengan alasan mereka telah menjadi "kendala kebijakan AS."
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4449 seconds (0.1#10.140)