Kata Putin, AS Tak Akan Selamatkan Sekutu NATO-nya Jika Dilenyapkan Bom Nuklir Rusia

Minggu, 09 Juni 2024 - 06:22 WIB
loading...
Kata Putin, AS Tak Akan...
Presiden Vladimir Putin ragu AS akan selamatkan sekutu NATO-nya di Eropa jika terjadi perang nuklir dengan Rusia. Foto/REUTERS
A A A
MOSKOW - Presiden Vladimir Putin mengatakan jika negara-negara anggota NATO di Eropa berhasil memprovokasi Rusia untuk melakukan respons nuklir, Amerika Serikat (AS) mungkin akan diam saja.

Berbicara di Forum Ekonomi Internasional St Petersburg (SPIEF), Putin ditanya tentang retorika yang semakin agresif dari beberapa negara Eropa, yang disamakan oleh moderator Sergey Karaganov dengan tindakan menggonggong terhadap hyena.

“Negara-negara Eropa harus berpikir: jika pihak-pihak yang melakukan pertukaran nuklir dengan kita dilenyapkan, akankah Amerika terlibat dalam pertukaran tersebut, pada tingkat senjata strategis, atau tidak? Saya sangat meragukannya,” kata Putin menanggapi komentar Karaganov.

Presiden Rusia menjelaskan bahwa, meskipun Amerika Serikat dan Rusia sama-sama memiliki sistem peringatan dini yang dikembangkan dengan baik untuk mendeteksi rudal yang masuk, negara-negara anggota NATO di Eropa tidak memilikinya.



“Dalam hal ini, mereka kurang lebih tidak berdaya,” katanya, seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (9/6/2024).

“Selain itu, senjata nuklir taktis Rusia tiga hingga empat kali lebih kuat dibandingkan bom yang digunakan Amerika terhadap Hiroshima dan Nagasaki,” lanjut Putin.

“Kita mempunyai jumlah yang jauh lebih banyak—baik di benua Eropa, dan bahkan jika AS mendatangkannya dari Amerika—kita masih memiliki jumlah yang jauh lebih banyak.”

Perang nuklir semacam itu, kata Putin, akan menimbulkan korban yang tak terhingga.

Meskipun tidak mengesampingkan perubahan terhadap doktrin nuklir Rusia, Putin mengatakan bahwa saat ini pihaknya hanya mengizinkan penggunaan senjata atom jika terjadi ancaman terhadap kedaulatan dan integritas wilayah negara Rusia, yang saat ini belum berlaku.

Bahkan, menurut Putin, tidak perlu membicarakan eskalasi nuklir ketika industri militer dan pertahanan Rusia sudah efektif dan jauh lebih mampu dibandingkan musuh-musuhnya dalam hal lapis baja dan kekuatan udara.

AS dan sekutu-sekutunya telah menyalurkan senjata, amunisi, dan peralatan ke Ukraina selama dua tahun terakhir, sambil bersikeras bahwa mereka ingin memberikan kekalahan strategis pada Rusia namun bukan pihak dalam konflik tersebut.

Dalam beberapa minggu terakhir, Washington, London, dan anggota NATO lainnya mengumumkan bahwa mereka mencabut pembatasan penggunaan senjata oleh Kyiv terhadap Rusia, sehingga memicu seruan agar Moskow melakukan pembalasan.

Mengutip kebutuhan untuk menyampaikan pesan kepada Barat, bulan lalu Kremlin memerintahkan distrik militer yang berbatasan dengan Ukraina untuk melakukan latihan penempatan senjata nuklir non-strategis.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2122 seconds (0.1#10.140)