4 Kamp Pengungsi di Gaza, Tempat Berlindung Warga Palestina saat Genosida Israel

Jum'at, 07 Juni 2024 - 21:10 WIB
loading...
4 Kamp Pengungsi di...
Warga Palestina berjalan sambil memeriksa kerusakan setelah pasukan Israel mundur dari sebagian kamp pengungsi Jabalia, di Jalur Gaza utara, 30 Mei 2024. Foto/REUTERS/Mahmoud Issa
A A A
GAZA - Kamp pengungsi di Gaza merupakan tempat penampungan bagi warga Palestina yang terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat genosida yang dilakukan Israel.

Berbagai kamp pengungsi pun muncul di Gaza. Kamp pengungsi menjadi tempat yang diharapkan menjadi perlindungan bagi warga sipil. Meski demikian, Israel terus menyerang kamp-kamp pengungsi itu hingga menewaskan dan melukai banyak warga Palestina.

Berikut ini beberapa kamp pengungsi yang ada di Gaza:

1. Kamp Nuseirat


Kamp Nuseirat terletak di Jalur Gaza bagian tengah, kamp ini baru-baru ini menjadi sorotan karena serangan udara Israel yang menewaskan 40 pengungsi Palestina.

Kamp ini terletak di tengah Jalur Gaza, lima kilometer timur laut Deir al-Balah. Kamp ini didirikan untuk menampung pengungsi dari daerah selatan Palestina seperti Beersheba dan dataran pesisir.

Menurut Biro Pusat Statistik Palestina, kamp ini memiliki populasi sekitar 86.598 jiwa pada tahun 2017. Jumlah tersebut jelas meningkat drastis karena genosida Israel memaksa hampir seluruh warga Gaza terus mengungsi di dalam wilayah yang dikepung itu.

Kamp Nuseirat baru-baru ini menjadi sorotan karena serangan udara Israel yang menewaskan 40 orang yang mencari perlindungan di sekolah yang dikelola PBB.

2. Kamp Jabalia


Kamp Jabalia adalah salah satu kamp pengungsi terbesar di Gaza. Kamp ini menampung lebih dari 100 ribu orang, kebanyakan adalah keturunan Palestina yang terdampak perang Arab-Israel pada tahun 1948.

Terletak di utara Kota Gaza, kamp ini dekat dengan desa yang bernama sama. Pengungsi yang menetap di kamp ini kebanyakan berasal dari desa-desa di Palestina selatan setelah Perang 1948.

Jabalia adalah kamp pengungsi terbesar di Jalur Gaza dengan 116.011 pengungsi Palestina terdaftar di UNRWA. Jumlah pengungsi saat ini jelas meningkat pesat seiring genosida Israel yang masih berlangsung.

Kamp Jabalia mengalami kerusakan besar setelah operasi militer Israel selama tiga pekan. Sebagian besar korban selama operasi Zionis adalah wanita dan anak-anak.

3. Kamp Maghazi


Kamp Maghazi juga telah mengalami serangan meskipun berada di zona evakuasi yang ditentukan oleh Israel sendiri.

Terletak di tengah Jalur Gaza, kamp ini berada di selatan kamp Bureij. Kamp ini didirikan pada tahun 1949 dan merupakan salah satu kamp pengungsi terkecil di Gaza, baik dalam hal ukuran maupun populasi.

Pada Juli 2023, UNRWA melaporkan populasi kamp ini sekitar 33.000 jiwa. Jumlah populasinya jelas bertambah seiring genosida Israel yang masih terjadi.

Kamp Maghazi mengalami kehancuran setelah serangan udara Israel yang menewaskan puluhan orang dan melukai banyak lainnya.

4. Kamp Bureij


Kamp Bureij terletak di bagian tengah Jalur Gaza, di timur jalan Salah al-Din, dalam wilayah administratif Deir al-Balah.

Kamp ini didirikan untuk menampung warga Palestina yang diusir dari rumah mereka yang berada di wilayah yang kini menjadi Israel pada tahun 1948. Selama beberapa dekade, kamp ini telah berkembang menjadi distrik urban yang padat.

Kamp Bureij telah mengalami serangkaian serangan udara dan ofensif darat oleh militer Israel. Pada tanggal 5 Juni 2024, kamp ini menjadi sasaran serangan udara yang intens dan serangan darat oleh pasukan Israel.

Serangan ini menyebabkan korban jiwa, termasuk anak-anak, wanita, dan polisi yang membantu melindungi pengiriman bantuan di kota Rafah.

Respons internasional Serangan terhadap kamp pengungsi seperti Bureij telah menarik perhatian dan kecaman internasional.

Organisasi-organisasi hak asasi manusia dan badan-badan PBB telah menyerukan perlindungan bagi warga sipil dan pengungsi yang terjebak dalam konflik.

Bantuan dan Layanan UNRWA, badan PBB yang bertanggung jawab atas pengungsi Palestina, terus berupaya menyediakan layanan pendidikan, kesehatan, dan bantuan sosial bagi pengungsi di Kamp Bureij.

Namun, kondisi hidup di kamp tetap sulit, dengan akses terbatas ke sumber daya dasar dan layanan, serta kerentanan terhadap kekerasan dan konflik berkelanjutan.

Kamp-kamp ini dioperasikan dengan bantuan dari UNRWA (Badan PBB untuk Pengungsi Palestina), yang menyediakan layanan pendidikan, kesehatan, dan bantuan sosial bagi pengungsi.

Tragedi terbaru di Kamp Nuseirat menunjukkan betapa rawannya warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, terhadap serangan Israel. Genosida oleh rezim penjajah Zionis tersebut menambah daftar panjang penderitaan yang dialami para pengungsi Palestina di Gaza.

Berbagai organisasi internasional terus berupaya untuk memberikan bantuan dan mencari solusi jangka panjang bagi pengungsi di Gaza.

Meski demikian, genosida Israel, situasi politik yang kompleks dan siklus kekerasan yang berulang membuat prospek perdamaian dan stabilitas tetap menjadi tantangan besar.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1591 seconds (0.1#10.140)