Israel Kesal pada Jerman karena Nyatakan Akan Tangkap Netanyahu
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Rezim Zionis Israel menyampaikan kekesalannya pada sekutunya, Jerman, setelah Berlin menyatakan akan menangkap Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu.
Sikap Jerman itu sebagai respons atas keputusan Kepala Jaksa Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) Karim Khan yang minta pengadilan tersebut mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu atas dugaan kejahatan perang di Gaza, Palestina.
“Saya cukup dewasa untuk mengingat pemimpin Jerman yang datang ke sini beberapa hari setelah 7 Oktober, dan menyatakan Hamas adalah Nazi baru. Mereka berupaya melakukan genosida terhadap orang-orang Yahudi. Banyak orang di dunia perlu memeriksa pedoman moral mereka dan berada di sisi sejarah yang benar,” kata juru bicara PM Netanyahu, Avi Hyman, kepada Fox News Digital, yang dilansir Senin (27/5/2024).
Juru bicara Kanselir Jerman Olaf Sholz, Steffen Hebestreit, mengatakan pada Rabu pekan lalu—sebagai tanggapan terhadap pertanyaan apakah pemerintah Jerman akan melaksanakan perintah penangkapan ICC terhadap Netanyahu atas dugaan kejahatan perang selama upaya Israel untuk mengalahkan Hamas di Jalur Gaza—: “Tentu saja. Ya, kami mematuhi hukum."
Juru bicara pemerintah Israel, Tal Heinrich, dengan tajam mengkritik pegawai Jerman Michael Blume yang dia tuduh antisemitisme. Blume, dalam komentarnya kepada Jerusalem Post, menyalahkan Israel atas meningkatnya antisemitisme di Jerman.
Blume, yang bertugas memerangi antisemitisme di negara bagian Baden-WĂĽrttemberg, Jerman, mengatakan kepada DPA pada Jumat lalu bahwa pemerintah Israel bertanggung jawab atas antisemitisme karena upayanya untuk membasmi Hamas.
“Kami jelas melihat bahwa antisemitisme terkait Israel meningkat tajam,” katanya.
“Ekstremis sayap kanan dari Israel, Amerika Serikat dan Eropa, tetapi juga pemerintahan Netanyahu, menggunakan tuduhan antisemitisme dengan cara yang bersifat inflasi dan mengeksploitasinya—itu tidak membantu kita sama sekali jika kami ingin melawan antisemitisme dengan jujur,” paparnya.
Sekadar diketahui, Kepala Jaksa ICC Karim Khan sudah meminta pengadilan internasional tersebut mengeluarkan surat perintah penangkapan Netanyahu atas dugaan kejahatan perang di Gaza, Palestina. Selain Netanyahu, ICC juga membidik Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant.
Kendati demikian, Khan juga minta surat perintah penangkapan ditujukan untuk tiga petinggi Hamas—Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh, pemimpin Hamas di Gaza Yahya Sinwar, serta Panglima Brigade al-Qassam Mohammed Diab al-Masri (dikenal sebagai Mohammed al-Deif).
“Hari ini saya mengajukan permohonan surat perintah penangkapan di hadapan Pra-Peradilan Kamar I Pengadilan Kriminal Internasional dalam Situasi di Negara Palestina," kata Khan dalam sebuah pernyataan Senin pekan lalu.
“Netanyahu dan Gallant memikul tanggung jawab pidana atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan di wilayah Negara Palestina (di jalur Gaza) setidaknya sejak tanggal 8 Oktober 2023," lanjut Khan.
Kejahatan perang yang terdaftar termasuk membuat warga sipil kelaparan sebagai metode peperangan, dengan sengaja mengarahkan serangan terhadap penduduk sipil, pemusnahan dan/atau pembunuhan...termasuk dalam konteks kematian akibat kelaparan, serta penganiayaan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.
“Kantor saya menyampaikan bahwa bukti yang kami kumpulkan, termasuk wawancara dengan para penyintas dan saksi mata, materi video, foto dan audio yang diautentikasi, citra satelit dan pernyataan dari kelompok yang diduga pelaku, menunjukkan bahwa Israel telah dengan sengaja dan sistematis merampas penduduk sipil di seluruh wilayah Gaza,” imbuh Khan.
“Hal ini terjadi melalui penerapan pengepungan total atas Gaza,” jelas Khan.
"Yang merupakan bagian dari rencana bersama untuk menggunakan kelaparan sebagai metode perang dan tindakan kekerasan lainnya terhadap penduduk sipil Gaza," paparnya.
Sikap Jerman itu sebagai respons atas keputusan Kepala Jaksa Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) Karim Khan yang minta pengadilan tersebut mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu atas dugaan kejahatan perang di Gaza, Palestina.
“Saya cukup dewasa untuk mengingat pemimpin Jerman yang datang ke sini beberapa hari setelah 7 Oktober, dan menyatakan Hamas adalah Nazi baru. Mereka berupaya melakukan genosida terhadap orang-orang Yahudi. Banyak orang di dunia perlu memeriksa pedoman moral mereka dan berada di sisi sejarah yang benar,” kata juru bicara PM Netanyahu, Avi Hyman, kepada Fox News Digital, yang dilansir Senin (27/5/2024).
Juru bicara Kanselir Jerman Olaf Sholz, Steffen Hebestreit, mengatakan pada Rabu pekan lalu—sebagai tanggapan terhadap pertanyaan apakah pemerintah Jerman akan melaksanakan perintah penangkapan ICC terhadap Netanyahu atas dugaan kejahatan perang selama upaya Israel untuk mengalahkan Hamas di Jalur Gaza—: “Tentu saja. Ya, kami mematuhi hukum."
Juru bicara pemerintah Israel, Tal Heinrich, dengan tajam mengkritik pegawai Jerman Michael Blume yang dia tuduh antisemitisme. Blume, dalam komentarnya kepada Jerusalem Post, menyalahkan Israel atas meningkatnya antisemitisme di Jerman.
Blume, yang bertugas memerangi antisemitisme di negara bagian Baden-WĂĽrttemberg, Jerman, mengatakan kepada DPA pada Jumat lalu bahwa pemerintah Israel bertanggung jawab atas antisemitisme karena upayanya untuk membasmi Hamas.
“Kami jelas melihat bahwa antisemitisme terkait Israel meningkat tajam,” katanya.
“Ekstremis sayap kanan dari Israel, Amerika Serikat dan Eropa, tetapi juga pemerintahan Netanyahu, menggunakan tuduhan antisemitisme dengan cara yang bersifat inflasi dan mengeksploitasinya—itu tidak membantu kita sama sekali jika kami ingin melawan antisemitisme dengan jujur,” paparnya.
Sekadar diketahui, Kepala Jaksa ICC Karim Khan sudah meminta pengadilan internasional tersebut mengeluarkan surat perintah penangkapan Netanyahu atas dugaan kejahatan perang di Gaza, Palestina. Selain Netanyahu, ICC juga membidik Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant.
Kendati demikian, Khan juga minta surat perintah penangkapan ditujukan untuk tiga petinggi Hamas—Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh, pemimpin Hamas di Gaza Yahya Sinwar, serta Panglima Brigade al-Qassam Mohammed Diab al-Masri (dikenal sebagai Mohammed al-Deif).
“Hari ini saya mengajukan permohonan surat perintah penangkapan di hadapan Pra-Peradilan Kamar I Pengadilan Kriminal Internasional dalam Situasi di Negara Palestina," kata Khan dalam sebuah pernyataan Senin pekan lalu.
“Netanyahu dan Gallant memikul tanggung jawab pidana atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan di wilayah Negara Palestina (di jalur Gaza) setidaknya sejak tanggal 8 Oktober 2023," lanjut Khan.
Kejahatan perang yang terdaftar termasuk membuat warga sipil kelaparan sebagai metode peperangan, dengan sengaja mengarahkan serangan terhadap penduduk sipil, pemusnahan dan/atau pembunuhan...termasuk dalam konteks kematian akibat kelaparan, serta penganiayaan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.
“Kantor saya menyampaikan bahwa bukti yang kami kumpulkan, termasuk wawancara dengan para penyintas dan saksi mata, materi video, foto dan audio yang diautentikasi, citra satelit dan pernyataan dari kelompok yang diduga pelaku, menunjukkan bahwa Israel telah dengan sengaja dan sistematis merampas penduduk sipil di seluruh wilayah Gaza,” imbuh Khan.
“Hal ini terjadi melalui penerapan pengepungan total atas Gaza,” jelas Khan.
"Yang merupakan bagian dari rencana bersama untuk menggunakan kelaparan sebagai metode perang dan tindakan kekerasan lainnya terhadap penduduk sipil Gaza," paparnya.
(mas)