Orang Dekat Ungkap Alasan Menlu Iran Mengundurkan Diri
A
A
A
TEHERAN - Salah seorang sekutu Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif mengungkapkan kemungkinan alasan diplomat top Iran tersebut memutuskan mundur dari jabatannya secara tiba-tiba.
Berbicara dalam kondisi anonim, sekutu Zarif itu mengatakan, pengunduran diri tersebut dimotivasi oleh kritik terhadap perjanjian nuklir dengan lima negara kekuatan dunia. Tekanan terhadap Zarif semakin kuat di Iran sejak Amerika Serikat (AS) meninggalkan kesepakatan itu tahun lalu.
Kesepakatan nuklir Iran memang telah menyebabkan perpecahan di dalam negeri antara kubu politik garis keras dan moderat. Zarif dan Presiden Iran, Hassan Rouhani adalah beberapa tokoh moderat di Iran.
"Ada pertemuan tertutup setiap minggu, di mana para pejabat tinggi membombardirnya dengan pertanyaan tentang kesepakatan itu dan apa yang akan terjadi selanjutnya. Dia dan bosnya (Rouhani) berada di bawah tekanan yang sangat besar," ucapnya, seperti dilansir Reuters pada Rabu (27/2).
Sementara itu, menurut seorang politisi garis keras di Iran, yang juga berbicara dalam kondisi anonim menuturkan, tekanan terhadap Zarif dan Rouhani bisa berkurang jika Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei mengumumkan bahwa dia mendukung kedua orang itu.
"Jika dia (Khamenei) secara terbuka mendukung Zarif dan Rouhani, krisis ini akan berakhir dengan cara yang baik dan itu akan mempersempit kesenjangan antara berbagai kubu politik di negara ini," kata politisi tersebut.
Berbicara dalam kondisi anonim, sekutu Zarif itu mengatakan, pengunduran diri tersebut dimotivasi oleh kritik terhadap perjanjian nuklir dengan lima negara kekuatan dunia. Tekanan terhadap Zarif semakin kuat di Iran sejak Amerika Serikat (AS) meninggalkan kesepakatan itu tahun lalu.
Kesepakatan nuklir Iran memang telah menyebabkan perpecahan di dalam negeri antara kubu politik garis keras dan moderat. Zarif dan Presiden Iran, Hassan Rouhani adalah beberapa tokoh moderat di Iran.
"Ada pertemuan tertutup setiap minggu, di mana para pejabat tinggi membombardirnya dengan pertanyaan tentang kesepakatan itu dan apa yang akan terjadi selanjutnya. Dia dan bosnya (Rouhani) berada di bawah tekanan yang sangat besar," ucapnya, seperti dilansir Reuters pada Rabu (27/2).
Sementara itu, menurut seorang politisi garis keras di Iran, yang juga berbicara dalam kondisi anonim menuturkan, tekanan terhadap Zarif dan Rouhani bisa berkurang jika Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei mengumumkan bahwa dia mendukung kedua orang itu.
"Jika dia (Khamenei) secara terbuka mendukung Zarif dan Rouhani, krisis ini akan berakhir dengan cara yang baik dan itu akan mempersempit kesenjangan antara berbagai kubu politik di negara ini," kata politisi tersebut.
(esn)