Terungkap, Jet Siluman F-35B Lightning II Tak Bisa Tangani Petir
A
A
A
WASHINGTON - Pesawat jet tempur siluman F-35 Joint Strike Fighter (JSF) memang dinamai "Lightning II" sebagai penghormatan kepada dua pesawat Lockheed Martin era Perang Dunia II. Namun, satu variannya yakni F-35B, ternyata tidak bisa menangani masalah petir.
Mengutip National Interest, Senin (18/2/2019), pada awal Agustus lalu Korps Marinir Amerika Serikat (AS) mengajukan permohonan untuk penangkal petir portabel guna menarik sambaran petir dari pesawat F-35B yang saat ini diparkir di Stasiun Udara Korps Marinir Iwakuni di Jepang.
"Karena F-35 sebagai pesawat jenis komposit tidak memberikan perlindungan petir pasif yang melekat, penangkal petir yang diminta diperlukan untuk mengerahkan pesawat ke lapangan udara, ekspedisi apa pun untuk mendukung operasi tempur atau latihan yang tidak mendukung semua persyaratan perlindungan petir untuk F-35B," bunyi dokumen Korps Marinir.
Menurut penilaian intensif tahunan Pentagon terhadap program F-35, yang dilakukan oleh Kantor Direktur Uji dan Evaluasi Operasional dan diterbitkan pada bulan Januari, Lockheed Martin saat ini sedang menguji kemampuan proteksi petir baru yang dirancang untuk secara tepat melindungi Autonomic Logistics Information System (ALIS) dari sambaran petir yang tiba-tiba.
The War Zone, yang pertama kali mengidentifikasi permohonan Korps Marinir minggu lalu, memiliki rincian penangkal petir khusus untuk menjaga ALIS aman dari guncangan luar. Tetapi yang lebih penting, The War Zone mencatat bahwa sistem bahan bakar F-35 memiliki risiko unik, yaitu kebakaran.
"Dikombinasikan dengan kurangnya proteksi petir yang melekat pada pesawat, sulit dan rumit untuk membuat sistem bahan bakar 'lembam' begitu pesawat berada di darat," tulis The War Zone dalam ulasannya.
"Ini artinya ada potensi yang berbeda untuk penumpukan uap oksigen dan bahan bakar di dalam tangki bahan bakar yang bisa berbahaya dengan sendirinya. Jika sambaran petir mengenai pesawat yang tidak inert di tanah, akan ada risiko yang meningkat bahwa itu akan memicu ledakan atau menyebabkan kebakaran," lanjut ulasan tersebut.
Masalah ini bukan hal baru. Menurut laporan Pentagon 2012, pengujian sistem inerting tangki bahan bakar satu dekade lalu mengidentifikasi kekurangan dalam mempertahankan tingkat oksigen tangki bahan bakar yang lebih rendah untuk mencegah ledakan tangki bahan bakar. "Kekurangan yang membutuhkan tingkat perlindungan dari ancaman dan dari ledakan tangki bahan bakar diinduksi oleh petir," bunyi laporan Pentagon.
Pangkalan Udara Korps Marinir Skuadron Serangan Tempur Laut 121 Iwakuni (VMFA-121) menjadi pangkalan militer AS pertama yang mengoperasikan F-35 tahun lalu.
Mengutip National Interest, Senin (18/2/2019), pada awal Agustus lalu Korps Marinir Amerika Serikat (AS) mengajukan permohonan untuk penangkal petir portabel guna menarik sambaran petir dari pesawat F-35B yang saat ini diparkir di Stasiun Udara Korps Marinir Iwakuni di Jepang.
"Karena F-35 sebagai pesawat jenis komposit tidak memberikan perlindungan petir pasif yang melekat, penangkal petir yang diminta diperlukan untuk mengerahkan pesawat ke lapangan udara, ekspedisi apa pun untuk mendukung operasi tempur atau latihan yang tidak mendukung semua persyaratan perlindungan petir untuk F-35B," bunyi dokumen Korps Marinir.
Menurut penilaian intensif tahunan Pentagon terhadap program F-35, yang dilakukan oleh Kantor Direktur Uji dan Evaluasi Operasional dan diterbitkan pada bulan Januari, Lockheed Martin saat ini sedang menguji kemampuan proteksi petir baru yang dirancang untuk secara tepat melindungi Autonomic Logistics Information System (ALIS) dari sambaran petir yang tiba-tiba.
The War Zone, yang pertama kali mengidentifikasi permohonan Korps Marinir minggu lalu, memiliki rincian penangkal petir khusus untuk menjaga ALIS aman dari guncangan luar. Tetapi yang lebih penting, The War Zone mencatat bahwa sistem bahan bakar F-35 memiliki risiko unik, yaitu kebakaran.
"Dikombinasikan dengan kurangnya proteksi petir yang melekat pada pesawat, sulit dan rumit untuk membuat sistem bahan bakar 'lembam' begitu pesawat berada di darat," tulis The War Zone dalam ulasannya.
"Ini artinya ada potensi yang berbeda untuk penumpukan uap oksigen dan bahan bakar di dalam tangki bahan bakar yang bisa berbahaya dengan sendirinya. Jika sambaran petir mengenai pesawat yang tidak inert di tanah, akan ada risiko yang meningkat bahwa itu akan memicu ledakan atau menyebabkan kebakaran," lanjut ulasan tersebut.
Masalah ini bukan hal baru. Menurut laporan Pentagon 2012, pengujian sistem inerting tangki bahan bakar satu dekade lalu mengidentifikasi kekurangan dalam mempertahankan tingkat oksigen tangki bahan bakar yang lebih rendah untuk mencegah ledakan tangki bahan bakar. "Kekurangan yang membutuhkan tingkat perlindungan dari ancaman dan dari ledakan tangki bahan bakar diinduksi oleh petir," bunyi laporan Pentagon.
Pangkalan Udara Korps Marinir Skuadron Serangan Tempur Laut 121 Iwakuni (VMFA-121) menjadi pangkalan militer AS pertama yang mengoperasikan F-35 tahun lalu.
(mas)