Suriah Diduga Aktifkan S-300 Rusia, Jet Tempur Israel Terancam
A
A
A
DAMASKUS - Militer Suriah diduga mulai mengaktifkan tiga dari empat sistem pertahanan rudal S-300 yang dipasok Rusia. Citra satelit yang dirilis perusahaan satelit Israel, ImageSat International, menguatkan dugaan tersebut.Jika dugaan itu terkonfirmasi, maka pesawat-pesawat jet tempur Israel bisa terancam tertembak jika nekat melakukan serangan udara di wilayah Suriah.
Citra satelit menunjukkan hanya satu dari empat empat sistem rudal S-300 yang tempatkan di Masyaf, Suriah barat laut dalam kondisi tertutup jaring kamuflase.
"Karena ketegangan regional saat ini dan ereksi terdeteksi dari peluncur, ada kemungkinan bahwa kegiatan yang disebutkan menunjukkan peningkatan tingkat operasional dan kewaspadaan," kata ImageSat dalam penilaian mereka terhadap gambar satelit.
"Penyamaran peluncur keempat jarang dan menimbulkan tanda tanya tentang tingkat operasional seluruh baterai dan khususnya peluncur yang tertutup dan dilipat," lanjut pihak ImageSat, dikutip The Jerusalem Post, Rabu (6/2/2019).
Rusia telah memasok peluncur, radar, dan kendaraan kendali serta perangkat sistem rudal air-to-surface (udara-ke-permukaan) S-300 yang canggih kepada militer rezim Presiden Bashar al-Assad pada awal Oktober 2018. Pengiriman senjata pertahanan itu sebagai respons atas jatuhnya pesawat pengintai Rusia oleh sistem rudal S-200 Suriah dalam insiden penembakan tak disengaja ketika sistem itu sedang merespons serangan udara jet-jet tempur Israel pada September lalu.
Insiden ini telah menyebabkan hubungan antara Israel dan Rusia renggang.
Sebelumnya pada hari Selasa, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa dia akan mengunjungi Moskow akhir bulan ini untuk bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Pertemuan kedua pemimpin itu, jika terlaksana, akan menjadi yang pertama sejak hubungan kedua negara bermasalah.
Sekadar diketahui, rezim Damaskus mengoperasikan berbagai sistem pertahanan udara kuno era Soviet, seperti SA-2s, SA-5s, dan SA-6s, SA-17 dan SA-22. Moskow juga telah memasok sitem pertahanan Pantsir S-1 jarak pendek.
S-300 yang canggih akan menjadi ancaman bagi jet tempur Israel karena sistem pertahanan rudal jarak jauh itu dapat melacak objek, seperti pesawat terbang dan rudal balistik, dalam jangkauan 300 kilometer.
Citra satelit menunjukkan hanya satu dari empat empat sistem rudal S-300 yang tempatkan di Masyaf, Suriah barat laut dalam kondisi tertutup jaring kamuflase.
"Karena ketegangan regional saat ini dan ereksi terdeteksi dari peluncur, ada kemungkinan bahwa kegiatan yang disebutkan menunjukkan peningkatan tingkat operasional dan kewaspadaan," kata ImageSat dalam penilaian mereka terhadap gambar satelit.
"Penyamaran peluncur keempat jarang dan menimbulkan tanda tanya tentang tingkat operasional seluruh baterai dan khususnya peluncur yang tertutup dan dilipat," lanjut pihak ImageSat, dikutip The Jerusalem Post, Rabu (6/2/2019).
Rusia telah memasok peluncur, radar, dan kendaraan kendali serta perangkat sistem rudal air-to-surface (udara-ke-permukaan) S-300 yang canggih kepada militer rezim Presiden Bashar al-Assad pada awal Oktober 2018. Pengiriman senjata pertahanan itu sebagai respons atas jatuhnya pesawat pengintai Rusia oleh sistem rudal S-200 Suriah dalam insiden penembakan tak disengaja ketika sistem itu sedang merespons serangan udara jet-jet tempur Israel pada September lalu.
Insiden ini telah menyebabkan hubungan antara Israel dan Rusia renggang.
Sebelumnya pada hari Selasa, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa dia akan mengunjungi Moskow akhir bulan ini untuk bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Pertemuan kedua pemimpin itu, jika terlaksana, akan menjadi yang pertama sejak hubungan kedua negara bermasalah.
Sekadar diketahui, rezim Damaskus mengoperasikan berbagai sistem pertahanan udara kuno era Soviet, seperti SA-2s, SA-5s, dan SA-6s, SA-17 dan SA-22. Moskow juga telah memasok sitem pertahanan Pantsir S-1 jarak pendek.
S-300 yang canggih akan menjadi ancaman bagi jet tempur Israel karena sistem pertahanan rudal jarak jauh itu dapat melacak objek, seperti pesawat terbang dan rudal balistik, dalam jangkauan 300 kilometer.
(mas)