Israel Ancam Gunakan 'Rudal Bodoh' di Gaza setelah AS Setop Transfer Senjata Presisi

Jum'at, 10 Mei 2024 - 15:01 WIB
loading...
Israel Ancam Gunakan Rudal Bodoh di Gaza setelah AS Setop Transfer Senjata Presisi
Anggota parlemen Israel Tally Gotlive. Foto/YONATAN SINDEL/FLASH90
A A A
TEL AVIV - Anggota Knesset (parlemen Israel) Tally Gotlive mengancam akan menggunakan “rudal yang tidak presisi” atau “rudal bodoh” dalam perang di Jalur Gaza sebagai tanggapan atas penghentian pengiriman senjata Amerika Serikat (AS) ke Tel Aviv.

“AS tidak mengancam akan memberi kami rudal yang tepat sasaran. Oh ya? Ya, saya mendapat kabar untuk AS. Kami memiliki rudal yang tidak presisi, dan kami memiliki hak untuk membela diri,” ujar Tally Gotlive, anggota Partai Likud yang dipimpin Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu, mengatakan kepada Channel 7 Israel.

“Jadi, mungkin daripada menggunakan misil yang presisi dan menghancurkan ruangan tertentu, atau bangunan tertentu, saya akan menggunakan misil saya yang tidak presisi, dan saya hanya akan menghancurkan sepuluh bangunan. Itulah yang akan saya lakukan,” papar dia.

Anggota sayap kanan Knesset itu pada Kamis (9/5/2024) mengklaim, “Israel memiliki hak untuk membela diri, dan akan menggunakan apa yang kami miliki.”

Biden mengatakan dalam wawancara di CNN pada Rabu bahwa dia telah menghentikan pengiriman senjata ke Israel karena serangannya di Rafah, tempat sekitar 1,5 juta pengungsi Palestina berlindung dari perang Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.

“Saya tegaskan bahwa jika mereka masuk ke Rafah, mereka belum masuk ke Rafah, jika mereka masuk ke Rafah, saya tidak akan memasok senjata yang secara historis digunakan untuk menghadapi Rafah, untuk menghadapi kota-kota, yang mengatasi masalah itu,” ungkap Biden.



Keputusannya telah memicu badai kemarahan di Israel, dan beberapa pejabat pemerintah Zionis mengutuk Presiden AS.

Biden mengakui senjata AS telah digunakan untuk membunuh warga sipil di Gaza.

Presiden AS menambahkan tindakan Israel di Rafah, sejauh ini, belum melewati “garis merah” yang akan mendorongnya untuk merombak kebijakannya di Gaza.

Israel telah membunuh lebih dari 34.900 orang dan melukai 78.500 warga lainnya dalam serangan brutal di Jalur Gaza.

Lebih dari tujuh bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur, mendorong 85% penduduk daerah kantong tersebut mengungsi di tengah blokade makanan, air bersih dan obat-obatan yang melumpuhkan.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) yang, pada bulan Januari, mengeluarkan keputusan sementara yang memerintahkan Zionis menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0917 seconds (0.1#10.140)