AS Kirim Kapal Perang ke Selat Taiwan, China Marah
loading...
A
A
A
TAIPEI - Sebuah kapal perang Amerika Serikat (AS) berlayar melalui Selat Taiwan yang sempit kemarin, kurang dari dua minggu sebelum presiden baru Taiwan menjabat. Manuver Amerika itu memicu kemarah China.
China mengeklaim kedaulatan atas Taiwan yang telah memerintah sendiri secara demokratis, dan mengatakan pihaknya memiliki yurisdiksi atas selat tersebut.
Taiwan dan Amerika Serikat menolak klaim Beijing, dengan mengatakan Selat Taiwan adalah jalur perairan internasional.
Kapal perang AS, dan terkadang pesawat patroli Angkatan Laut AS, melewati atau melintasi selat tersebut sebulan sekali.
Penentuan waktu misi terbaru ini sangat sensitif, mengingat itu dilakukan menjelang pelantikan presiden terpilih Taiwan Lai Ching-te pada 20 Mei—politisi Taipei yang menurut China adalah seorang separatis berbahaya.
Armada ke-7 Angkatan Laut AS mengatakan kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke USS Halsey melakukan transit rutin Selat Taiwan pada hari Rabu. “Melintasi perairan di mana kebebasan navigasi dan penerbangan di laut lepas berlaku sesuai dengan hukum internasional,” kata armada tersebut dalam sebuah pernyataan, yang dilansir Reuters, Kamis (9/5/2024).
Militer China menggambarkan pelayaran tersebut sebagai “kehebohan publik”, dan menambahkan bahwa pihaknya telah mengirimkan pasukan Angkatan Laut dan Angkatan Udara untuk memantau dan memperingatkan kapal AS sepanjang pelayarannya. “Dan menanganinya sesuai dengan hukum dan peraturan,” kata Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China dalam sebuah pernyataan.
“Pasukan di teater selalu dalam siaga tinggi dan akan dengan tegas membela kedaulatan dan keamanan nasional serta perdamaian dan stabilitas regional.”
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan bahwa kapal AS berlayar ke selatan melalui selat tersebut dan pasukan Taiwan telah memantau situasi namun tidak melihat adanya kelainan.
Pemerintah Taiwan menolak klaim kedaulatan Beijing, dengan mengatakan hanya masyarakat pulau tersebut yang dapat menentukan masa depannya.
Lai, yang saat ini menjabat wakil presiden, telah berulang kali menawarkan untuk berbicara dengan China tetapi ditolak.
Taiwan waspada terhadap setiap manuver militer China di sekitar pulau itu menjelang dan setelah pelantikan presiden terpilih.
Selama empat tahun terakhir, militer China telah meningkatkan aktivitasnya secara besar-besaran di sekitar Taiwan, seperti dengan menerbangkan pesawat tempur melewati garis tengah selat tersebut, yang pernah menjadi zona penyangga tidak resmi.
China mengatakan mereka tidak mengakui keberadaan garis tersebut.
Pada Kamis pagi, dalam laporan hariannya mengenai aktivitas militer China selama 24 jam sebelumnya, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan pihaknya mendeteksi empat pesawat China melintasi garis tengah, terbang di dekat kepulauan Penghu Taiwan, yang merupakan lokasi pangkalan udara utama.
China mengeklaim kedaulatan atas Taiwan yang telah memerintah sendiri secara demokratis, dan mengatakan pihaknya memiliki yurisdiksi atas selat tersebut.
Taiwan dan Amerika Serikat menolak klaim Beijing, dengan mengatakan Selat Taiwan adalah jalur perairan internasional.
Kapal perang AS, dan terkadang pesawat patroli Angkatan Laut AS, melewati atau melintasi selat tersebut sebulan sekali.
Penentuan waktu misi terbaru ini sangat sensitif, mengingat itu dilakukan menjelang pelantikan presiden terpilih Taiwan Lai Ching-te pada 20 Mei—politisi Taipei yang menurut China adalah seorang separatis berbahaya.
Armada ke-7 Angkatan Laut AS mengatakan kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke USS Halsey melakukan transit rutin Selat Taiwan pada hari Rabu. “Melintasi perairan di mana kebebasan navigasi dan penerbangan di laut lepas berlaku sesuai dengan hukum internasional,” kata armada tersebut dalam sebuah pernyataan, yang dilansir Reuters, Kamis (9/5/2024).
Militer China menggambarkan pelayaran tersebut sebagai “kehebohan publik”, dan menambahkan bahwa pihaknya telah mengirimkan pasukan Angkatan Laut dan Angkatan Udara untuk memantau dan memperingatkan kapal AS sepanjang pelayarannya. “Dan menanganinya sesuai dengan hukum dan peraturan,” kata Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China dalam sebuah pernyataan.
“Pasukan di teater selalu dalam siaga tinggi dan akan dengan tegas membela kedaulatan dan keamanan nasional serta perdamaian dan stabilitas regional.”
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan bahwa kapal AS berlayar ke selatan melalui selat tersebut dan pasukan Taiwan telah memantau situasi namun tidak melihat adanya kelainan.
Pemerintah Taiwan menolak klaim kedaulatan Beijing, dengan mengatakan hanya masyarakat pulau tersebut yang dapat menentukan masa depannya.
Lai, yang saat ini menjabat wakil presiden, telah berulang kali menawarkan untuk berbicara dengan China tetapi ditolak.
Taiwan waspada terhadap setiap manuver militer China di sekitar pulau itu menjelang dan setelah pelantikan presiden terpilih.
Selama empat tahun terakhir, militer China telah meningkatkan aktivitasnya secara besar-besaran di sekitar Taiwan, seperti dengan menerbangkan pesawat tempur melewati garis tengah selat tersebut, yang pernah menjadi zona penyangga tidak resmi.
China mengatakan mereka tidak mengakui keberadaan garis tersebut.
Pada Kamis pagi, dalam laporan hariannya mengenai aktivitas militer China selama 24 jam sebelumnya, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan pihaknya mendeteksi empat pesawat China melintasi garis tengah, terbang di dekat kepulauan Penghu Taiwan, yang merupakan lokasi pangkalan udara utama.
(mas)