6 Alasan Israel Tetap Ngotot Rebut Rafah meski Dikecam Banyak Pihak
loading...
A
A
A
6. Tekanan AS Lemah pada Israel
Pada Mei, Presiden AS Joe Biden memperingatkan Netanyahu agar tidak menginvasi Rafah dan mengatakan tindakan seperti itu akan menjadi “garis merah”.
Lovatt yakin AS harus menghukum Netanyahu karena mengabaikan ancaman Biden. Dia menambahkan AS harus menangguhkan bantuan militer dan mengklarifikasi proposal gencatan senjata yang diterima Hamas sejalan dengan proposal yang dimediasi Kepala CIA Burns.
“Tampaknya Israel mengabaikan proposal gencatan senjata yang dibuat Will Burns. Ini adalah langkah besar yang menentang diplomasi AS dan saya pikir AS perlu mengambil tindakan,” papar Lovatt kepada Al Jazeera.
Dia menjelaskan, “Ini tentang menyelamatkan Netanyahu dari dirinya sendiri dan menyelamatkan Israel dari dirinya sendiri.”
AS telah menunda penjualan ribuan senjata presisi ke Israel, namun Elgindy skeptis AS akan memberikan tekanan lebih besar untuk mencegah bencana di Rafah.
Dia mengatakan Biden tampaknya masih belum memahami kesalahan strategis Israel di Gaza atau skala bencana yang diakibatkannya.
“Beberapa orang di pemerintahan Biden telah mencapai kesimpulan tersebut (bahwa Israel melakukan kesalahan strategis), tetapi mereka bukanlah pengambil keputusan. Mereka bukan presiden,” ungkap dia kepada Al Jazeera.
Zonszein, dari Crisis Group, menambahkan tidak jelas seberapa jauh AS akan mendorong Netanyahu agar menerima gencatan senjata.
Dia mengatakan bahwa AS tampaknya telah memberikan jaminan pribadi kepada para mediator bahwa setiap gencatan senjata pada akhirnya akan mengakhiri perang secara permanen.
“AS sangat tertarik untuk menghentikan invasi Israel ke Rafah dan saya pikir AS mempunyai kemampuan untuk menghentikannya,” papar dia. “Mereka tidak ingin terlihat membantu Hamas, jadi ini adalah situasi yang sulit.”