Lagi, Swedia Izinkan Demo Pembakaran Al-Qur'an Hari Ini
loading...
A
A
A
MALMO - Pihak berwenang Swedia telah memberikan izin untuk demo lain yang melibatkan pembakaran Al-Qur'an pada Jumat (3/5/2024).
Polisi di Malmo, Swedia selatan, mengeluarkan izin untuk demo kontroversial tersebut di lapangan umum kota Gustavs Adolfs Torg pada hari Jumat. Demikian laporan media setempat, SVT Nyheter, pada hari Kamis.
Sementara itu, pihak berwenang belum memutuskan dua permohonan lagi untuk demo serupa pekan ini, satu di pusat kota Malmo pada hari Sabtu dan satu lagi di Rosengard pada hari Minggu.
Demo dengan membakar Al-Qur'an di Swedia telah memperburuk hubungan diplomatik Stockholm dengan beberapa negara mayoritas Muslim.
Organisasi Kerjasama Islam (OKI), misalnya, meminta anggotanya untuk mengambil tindakan politik dan ekonomi terhadap Swedia, Denmark dan negara-negara lain yang mengizinkan pembakaran dan penodaan kitab suci umat Islam.
Demonstrasi serupa di Swedia dan Denmark, dengan dalih kebebasan berpendapat, juga telah memicu protes dan serangan terhadap misi diplomatik di negara-negara mayoritas Muslim.
Sebagai tanggapan, Denmark mengadopsi undang-undang pada bulan Desember lalu yang melarang pembakaran salinan Al-Quran di tempat umum.
Swedia juga mempertimbangkan opsi hukum yang memungkinkan polisi melarang protes serupa karena alasan keamanan nasional.
OKI telah memperingatkan bahwa penting untuk menghentikan tindakan yang dapat dikategorikan sebagai “agresi yang menyebarkan kebencian dan penghinaan terhadap agama serta mengancam perdamaian, keamanan dan harmoni global.”
Sementara itu, protes kontroversial pada hari Jumat terjadi saat Malmo bersiap menjadi tuan rumah pekan Eurovision Song Contest.
“Saat ini, kami berada dalam situasi yang memerlukan, sebagai tindakan pencegahan, untuk memastikan bahwa kami memiliki keterampilan dan peralatan jika terjadi insiden serius,” kata kepala Polisi Malmo, Petra Stenkula, bulan lalu dalam konferensi pers tentang situasi keamanan selama Eurovision.
Keamanan juga ditingkatkan di tengah partisipasi Israel dalam kontes tersebut, meskipun ada seruan untuk melarang negara itu karena perangnya di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 34.500 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan puluhan ribu lainnya terluka.
Pihak berwenang Swedia telah meminta tindakan tambahan, termasuk polisi bersenjata lengkap dan penguatan dari dua negara Nordik lainnya, Denmark dan Norwegia.
Lebih dari 20.000 orang dari berbagai negara Eropa dilaporkan akan turun ke Malmo untuk memprotes partisipasi Israel dalam kontes lagu yang dimulai pada 7 Mei.
Malmo, kota terbesar ketiga di Swedia, memiliki populasi beragam lebih dari 360.000 orang dari 186 kebangsaan berbeda, termasuk komunitas Muslim yang besar.
Pada 2022, kota ini menyaksikan demonstrasi dan kerusuhan besar-besaran setelah demo dengan membakar Al-Qur'an dilakukan oleh politisi sayap kanan Swedia-Denmark, Rasmus Paludan.
Polisi di Malmo, Swedia selatan, mengeluarkan izin untuk demo kontroversial tersebut di lapangan umum kota Gustavs Adolfs Torg pada hari Jumat. Demikian laporan media setempat, SVT Nyheter, pada hari Kamis.
Sementara itu, pihak berwenang belum memutuskan dua permohonan lagi untuk demo serupa pekan ini, satu di pusat kota Malmo pada hari Sabtu dan satu lagi di Rosengard pada hari Minggu.
Demo dengan membakar Al-Qur'an di Swedia telah memperburuk hubungan diplomatik Stockholm dengan beberapa negara mayoritas Muslim.
Organisasi Kerjasama Islam (OKI), misalnya, meminta anggotanya untuk mengambil tindakan politik dan ekonomi terhadap Swedia, Denmark dan negara-negara lain yang mengizinkan pembakaran dan penodaan kitab suci umat Islam.
Demonstrasi serupa di Swedia dan Denmark, dengan dalih kebebasan berpendapat, juga telah memicu protes dan serangan terhadap misi diplomatik di negara-negara mayoritas Muslim.
Sebagai tanggapan, Denmark mengadopsi undang-undang pada bulan Desember lalu yang melarang pembakaran salinan Al-Quran di tempat umum.
Swedia juga mempertimbangkan opsi hukum yang memungkinkan polisi melarang protes serupa karena alasan keamanan nasional.
OKI telah memperingatkan bahwa penting untuk menghentikan tindakan yang dapat dikategorikan sebagai “agresi yang menyebarkan kebencian dan penghinaan terhadap agama serta mengancam perdamaian, keamanan dan harmoni global.”
Sementara itu, protes kontroversial pada hari Jumat terjadi saat Malmo bersiap menjadi tuan rumah pekan Eurovision Song Contest.
“Saat ini, kami berada dalam situasi yang memerlukan, sebagai tindakan pencegahan, untuk memastikan bahwa kami memiliki keterampilan dan peralatan jika terjadi insiden serius,” kata kepala Polisi Malmo, Petra Stenkula, bulan lalu dalam konferensi pers tentang situasi keamanan selama Eurovision.
Keamanan juga ditingkatkan di tengah partisipasi Israel dalam kontes tersebut, meskipun ada seruan untuk melarang negara itu karena perangnya di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 34.500 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan puluhan ribu lainnya terluka.
Pihak berwenang Swedia telah meminta tindakan tambahan, termasuk polisi bersenjata lengkap dan penguatan dari dua negara Nordik lainnya, Denmark dan Norwegia.
Lebih dari 20.000 orang dari berbagai negara Eropa dilaporkan akan turun ke Malmo untuk memprotes partisipasi Israel dalam kontes lagu yang dimulai pada 7 Mei.
Malmo, kota terbesar ketiga di Swedia, memiliki populasi beragam lebih dari 360.000 orang dari 186 kebangsaan berbeda, termasuk komunitas Muslim yang besar.
Pada 2022, kota ini menyaksikan demonstrasi dan kerusuhan besar-besaran setelah demo dengan membakar Al-Qur'an dilakukan oleh politisi sayap kanan Swedia-Denmark, Rasmus Paludan.
(mas)