4 Alasan Junta Myanmar Minta Bantuan Rusia setelah Pemberontak Tingkatkan Serangan

Sabtu, 27 April 2024 - 13:01 WIB
loading...
A A A
Mereka melihat pemberontak semakin berani menyerang tentara dalam pertempuran yang lebih besar di lokasi yang lebih kritis dan bahkan berupaya menyerang akademi dinas militer.

Bahkan belum lama ini Junta Myanmar telah menjatuhkan hukuman mati kepada tiga perwira tinggi yang menyerah kepada pejuang etnis minoritas. Hal ini tentunya membuat posisi militer semakin melemah.

3. Persediaan Makanan Terbatas


Menurut Washington Post, para pemberontak mengatakan junta hanya mempunyai jatah makanan yang terbatas untuk memberi makan anggotanya, selain para petinggi, dan pasukan militer penting.

Para prajurit militer dikabarkan sudah mulai putus asa atas isolasi yang dilakukan para pemberontak. Mereka juga menyadari jumlah pemberontak kini sudah mulai meningkat drastis dari sebelumnya.

4. Memiliki Hubungan yang Erat dengan Rusia dalam Beberapa Tahun Terakhir


Hubungan erat antara Myanmar dan Rusia telah berkembang selama beberapa tahun terakhir. Terutama ketika Moskow mulai terisolasi di kancah global karena sanksi ekonomi yang diberlakukan Barat.

Karena itulah Rusia mulai membangun kekuatan baru dengan beberapa negara sekutu seperti China, Korea Utara, dan Myanmar. Dari sinilah hubungan kedua negara terjalin erat.

Tak heran jika beberapa waktu lalu, tepatnya di tahun 2022, Rusia memberikan bantuan persenjataan ke Myanmar untuk hadapi banyaknya pemberontak.

Tidak hanya itu, Myanmar juga meminta bantuan Rusia untuk menyelenggarakan pemilu, menurut laporan dari Time.

Tak heran jika pada saat tertekan ini Rusia menjadi negara yang sangat diharapkan bantuannya oleh Myanmar.

Namun sampai saat ini masih belum ada kejelasan terkait tindak lanjut Moskow untuk negara yang tengah mengalami perang saudara tersebut.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0781 seconds (0.1#10.140)