Bus Pariwisata Dibom di Mesir, 3 Turis Vietnam Tewas

Minggu, 30 Desember 2018 - 07:22 WIB
Bus Pariwisata Dibom di Mesir, 3 Turis Vietnam Tewas
Bus Pariwisata Dibom di Mesir, 3 Turis Vietnam Tewas
A A A
KAIRO - Pemerintah Mesir bergerak cepat memburu pelaku serangan bom yang menghancurkan sebuah bus di dekat Piramida Giza, Kairo, Mesir, kemarin. Sedikitnya 40 tersangka teroris tewas dalam operasi keamanan tersebut.

Seperti diketahui, ledakan bom rakitan di bus tersebut menyebabkan 3 turis Vietnam dan 1 pemandu wisata tewas. Kantor Kejaksaan Umum Mesir menyatakan 11 turis dari Vietnam dan 1 sopir juga mengalami luka-luka.

Korban diyakini terkena serangan bom improvised explosive device (IED) tersebut saat memasuki Jalan Mariyutiya di Distrik Al-Haram. Bom itu ditanam di dekat dinding. Jumlah penumpang di dalam bus mencapai 16 orang. Saksi di dalam bus Lan Le, 41, mengatakan rombongan hendak pergi menuju area piramida.

“Saya bersyukur tidak mengalami luka,” kata Lan Le di RS Al-Haram seperti dikutip channelnewsasia.com. “Saat itu kami hendak pergi ke sebuah pertunjukan. Kemudian tiba-tiba kami mendengar ledakan hebat. Itu sangat mengerikan. Semua orang di dalam bus berteriak histeris. Setelah itu saya tidak ingat apa-apa,” tambahnya.

Pasukan keamanan bersenjata lengkap langsung diterjunkan dan menutup area sekitar tempat kejadian perkara (TKP) untuk melakukan inspeksi. Sementara itu Perdana Menteri (PM) Mesir Mostafa Madbouli menjenguk korban di RS Al-Haram dan mengungkapkan belasungkawa. Dia juga mengutuk serangan tersebut.

Selain itu Madbouli mendesak agar media tidak melebih-lebihkan insiden ini karena tidak ada negara di dunia yang dapat menjamin keamanan dan keselamatan 100%. “Insiden dapat terjadi di mana saja,” ujar Madbouli. Sejauh ini pelaku yang meletakkan atau merakit bom itu dan apa tujuannya belum diketahui.

Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengutuk keras serangan tersebut. “Kami bersama seluruh rakyat Mesir turut berjuang melawan terorisme dan mendukung Pemerintah Mesir untuk membawa pelaku serangan ini ke meja pengadilan,” sebut Juru Bicara (Jubir) Kementerian Luar Negeri (Kemlu) AS, Robert Palladino.

Peristiwa ini membuat Pemerintah Vietnam marah karena banyak warga mereka yang tak berdosa menjadi korban. Vietnam mendesak Mesir agar memburu pelaku di balik serangan tersebut. “Kami meminta agar Mesir meluncurkan penyelidikan atas kasus ini dan melacak pelaku,” kata Jubir Kemlu Vietnam, Le Thi Hang.

Pasukan keamanan Mesir menjawab permintaan Vietnam dengan menerjunkan pasukan khusus di Sinai Utara dan Giza. Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Mesir menyatakan sebanyak 40 tersangka tewas dalam operasi itu, 30 di antaranya diduga sedang mempersiapkan serangkaian serangan terhadap pemerintah.

Pemerintah Mesir telah melakukan kontak dengan perwakilan Vietnam di Kairo mengenai dampak serangan, kondisi korban, dan informasi terkini lainnya. Di RS Al-Haram, Madbouli menyatakan bus travel yang ditumpangi turis Vietnam mengabaikan instruksi dari pasukan keamanan dan memasuki jalur merah.

Namun sopir bus yang kini dirawat di RS Al-Haram membantah mengambil rute yang menyimpang dari yang sudah ditetapkan pasukan keamanan. Sejak Februari silam, pasukan gabungan polisi dan tentara Mesir meluncurkan operasi besar melawan kelompok militan di Semenanjung Sinai, wilayah selatan Mesir.

Pemerintah Mesir berjuang keras untuk dapat kembali menarik wisatawan setelah dicederai serangan teror. Pada Juli 2017, 2 turis asal Jerman tewas ditusuk pelaku yang dituduh berasal dari kelompok militan di Pantai Laut Merah. Dua tahun sebelumnya, sebuah bom juga menewaskan 224 orang di dalam pesawat.

Insiden itu mengguncang industri pariwisata Mesir yang sedang berjuang memulihkan kondisi setelah insiden pemakzulan Hosni Mubarak pada 2011. Sejak saat itu Pemerintah Mesir mencoba mengucurkan dana untuk mencari situs arkeologi baru dan memperketat keamanan di sekitar kawasan arkeologi, termasuk juga di bandara.

Upaya Pemerintah Mesir berbuah manis. Jumlah turis yang berkunjung ke Mesir naik menjadi 8,2 juta orang pada 2017 dari setahun sebelumnya yang hanya mencapai 5,3 juta orang. Namun angka itu masih lebih rendah bila dibandingkan dengan rekor-rekor sebelum pemakzulan Mubarak. Pada 2010, jumlahnya mencapai 14 juta orang.

Selama bertahun-tahun Pemerintah Mesir telah melawan pemberontakan dari kelompok militan di Sinai Utara yang bergejolak akibat penggulingan Presiden Mohamed Morsi pada 2013. Sedikitnya 450 tentara militan dan 30 tentara Mesir tewas dalam berbagai pertempuran yang terjadi di belahan utara Mesir itu.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4240 seconds (0.1#10.140)