Daftar Jenderal Myanmar yang Hilang atau Dieksekusi akibat Perang Saudara
loading...
A
A
A
Selama penyerahan Komando Operasi Regional di Laukkai, hampir 2.400 tentara Myanmar menyerahkan senjata mereka.
Ini dilaporkan sebagai penyerahan senjata terbesar dalam sejarah angkatan bersenjata Myanmar.
Dengan menyerahkan senjata, para tentara diizinkan melakukan perjalanan yang aman ke Lashio, 186 kilometer ke arah barat daya, bersama dengan keluarga mereka.
Menurut The Irrawaddy, keenam jenderal tersebut kemudian diterbangkan dengan helikopter militer ke Lashio, di mana mereka ditahan di markas Komando Timur Laut untuk diinterogasi.
Mereka kemudian diterbangkan untuk menghadapi pengadilan militer di Naypyidaw, sementara perwira junior dipromosikan untuk menggantikan mereka.
Chindwin News mengutip laporan yang belum dikonfirmasi bahwa pemimpin junta Jenderal Senior Min Aung Hlaing “sangat marah melihat enam brigadir jenderal mengadakan makan malam bersama di kota Laukkai” setelah penyerahan diri.
Foto tersebut telah disebarluaskan di media sosial oleh MNDAA dan organisasi media afiliasinya.
Kalimat-kalimat keras tersebut secara bersamaan menunjukkan hilangnya muka yang luar biasa akibat penyerahan Laukkai, keputusasaan pihak militer, dan ketidakmampuan mereka membalikkan kekalahan di medan perang.
Dalam pengarahan baru-baru ini di Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS), Morgan Michaels menulis junta militer didekati perantara China pada tahap awal Operasi 1027 dan diberi kesempatan merundingkan penyerahan Kokang SAZ.
Min Aung Hlaing menolak melakukannya, namun juga gagal melancarkan serangan balasan yang berarti. Hal ini menyebabkan para jenderalnya harus merundingkan perjanjian ad hoc dari posisi yang lemah, tanpa mendapatkan imbalan apa pun yang berarti.
Ini dilaporkan sebagai penyerahan senjata terbesar dalam sejarah angkatan bersenjata Myanmar.
Dengan menyerahkan senjata, para tentara diizinkan melakukan perjalanan yang aman ke Lashio, 186 kilometer ke arah barat daya, bersama dengan keluarga mereka.
Menurut The Irrawaddy, keenam jenderal tersebut kemudian diterbangkan dengan helikopter militer ke Lashio, di mana mereka ditahan di markas Komando Timur Laut untuk diinterogasi.
Mereka kemudian diterbangkan untuk menghadapi pengadilan militer di Naypyidaw, sementara perwira junior dipromosikan untuk menggantikan mereka.
Chindwin News mengutip laporan yang belum dikonfirmasi bahwa pemimpin junta Jenderal Senior Min Aung Hlaing “sangat marah melihat enam brigadir jenderal mengadakan makan malam bersama di kota Laukkai” setelah penyerahan diri.
Foto tersebut telah disebarluaskan di media sosial oleh MNDAA dan organisasi media afiliasinya.
Kalimat-kalimat keras tersebut secara bersamaan menunjukkan hilangnya muka yang luar biasa akibat penyerahan Laukkai, keputusasaan pihak militer, dan ketidakmampuan mereka membalikkan kekalahan di medan perang.
Dalam pengarahan baru-baru ini di Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS), Morgan Michaels menulis junta militer didekati perantara China pada tahap awal Operasi 1027 dan diberi kesempatan merundingkan penyerahan Kokang SAZ.
Min Aung Hlaing menolak melakukannya, namun juga gagal melancarkan serangan balasan yang berarti. Hal ini menyebabkan para jenderalnya harus merundingkan perjanjian ad hoc dari posisi yang lemah, tanpa mendapatkan imbalan apa pun yang berarti.