Pemimpin Negara Tetangga Indonesia Ini Marah Besar kepada Joe Biden

Senin, 22 April 2024 - 18:40 WIB
loading...
Pemimpin Negara Tetangga Indonesia Ini Marah Besar kepada Joe Biden
PM Papua Nugini James Marape marah ketika negaranya disebut sebagai kanibal oleh Joe Biden. Foto/Reuters
A A A
WASHINGTON - Perdana Menteri (PM) Papua Nugini James Marape mengatakan negaranya tidak pantas dicap kanibal. Itu sebagai bentuk kemarahan Marape setelah Presiden AS Joe Biden mengungkapkan pamannya yang hilang di Papua Nugini saat perang.

Dia juga mendesak AS untuk membersihkan sisa-sisa Perang Dunia II yang berserakan di Pasifik. "Biden tampaknya menyiratkan bahwa pamannya dimakan oleh kanibal setelah pesawatnya ditembak jatuh di PNG selama Perang Dunia II", kata Marape, dilansir Reuters.

“Pernyataan Presiden Biden mungkin salah bicara; namun, negara saya tidak pantas diberi label seperti itu,” kata Marape dalam pernyataannya.

"Saya mendesak Presiden Biden agar Gedung Putih mempertimbangkan pembersihan sisa-sisa Perang Dunia II sehingga kebenaran tentang hilangnya prajurit seperti Ambrose Finnegan dapat dikesampingkan."

AS menandatangani perjanjian kerja sama pertahanan dengan Papua Nugini tahun lalu, di tengah persaingan pengaruh di wilayah tersebut dengan China, yang memiliki perjanjian keamanan dengan negara tetangganya, Kepulauan Solomon.



Menteri Luar Negeri China Wang Yi bertemu dengan Marape di ibu kota Port Moresby pada hari Minggu untuk membangun hubungan ekonomi yang lebih erat, sementara Perdana Menteri Australia Anthony Albanese tiba minggu ini untuk memperingati sejarah Perang Dunia II.

Biden sebelumnya mengutip hubungan pribadinya dengan sejarah masa perang Papua Nugini saat berkunjung ke Australia, menceritakan kisah pamannya yang meninggal dalam kecelakaan pesawat pada Mei 1944.

Biden pekan lalu mengemukakan kemungkinan pamannya menjadi korban kanibal, setelah mengunjungi tugu peringatan perang yang hilang di Pennsylvania.

Para sejarawan mengatakan Papua Nugini sangat penting bagi upaya Amerika Serikat melintasi Pasifik untuk membebaskan Filipina dalam Perang Dunia Kedua, sementara Australia mengatakan sejarah masa perang menunjukkan pentingnya strategis baru bagi negara tetangganya di utara.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2025 seconds (0.1#10.140)