Tradisi Mudik di Beberapa Negara Tetangga Indonesia

Kamis, 11 April 2024 - 16:28 WIB
loading...
Tradisi Mudik di Beberapa Negara Tetangga Indonesia
Umat Islam mengikuti salat Idulfitri di Kuala Lumpur, Malaysia, 10 April 2024. Foto/AP
A A A
KUALA LUMPUR - Mudik adalah tradisi yang mendalam dalam budaya Indonesia, terutama saat menjelang hari raya Idulfitri. Tradisi ini melibatkan perjalanan massal dari kota-kota besar seperti Jakarta ke kampung halaman di berbagai daerah.

Tujuannya adalah merayakan Lebaran bersama keluarga dan kerabat, mempererat ikatan kekeluargaan, dan menghormati leluhur.

Tradisi mudik ini mencerminkan nilai-nilai kekeluargaan dan gotong royong yang kuat dalam masyarakat Indonesia.

Meski perjalanan bisa melelahkan dan memakan waktu yang lama, semangat untuk berkumpul dan merayakan bersama keluarga menjadi motivasi utama.

Tradisi ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Indonesia, dan terus dijaga dari generasi ke generasi.

Ternyata, tradisi mudik juga ada di negara-negara tetangga Indonesia, meski intensitasnya tidak sebesar yang terjadi di negeri ini.

Berikut ini berbagai negara tetangga Indonesia yang memiliki tradisi mudik:

1. Malaysia


Di Malaysia, tradisi mudik dikenal dengan istilah “balik kampung”. Tradisi ini umumnya dimulai sejak seminggu sebelum hari Lebaran.

Masyarakat Malaysia, yang mayoritas memeluk agama Islam, memanfaatkan momen ini untuk pulang ke kampung halaman dan berkumpul bersama keluarga.

Meski memiliki banyak kesamaan dengan tradisi mudik di Indonesia, ada beberapa perbedaan, seperti waktu dan cara pelaksanaannya.

2. Brunei Darussalam


Brunei Darussalam, sebagai negara serumpun, memiliki banyak tradisi Lebaran yang mirip dengan Indonesia.

Salah satunya adalah tradisi “Malam Tujuh Likur” di mana masyarakat mengunjungi keluarga dan kerabat untuk saling bermaafan.

Meski tidak disebut sebagai mudik, tradisi ini memiliki esensi yang sama, yaitu berkumpul dan bersilaturahmi dengan keluarga dan kerabat.

Tradisi ini adalah bagian dari perayaan Lebaran dan biasanya dilakukan pada tanggal 27 Ramadan. Pada malam ini, masyarakat biasanya mengunjungi keluarga dan kerabat untuk saling bermaafan.

Pada malam Tujuh Likur, rumah-rumah menjadi hidup dengan cahaya hangat dari lampu minyak tradisional yang disebut 'pelita’.

Jumlah pelita terus bertambah setiap malam, hingga mencapai puncaknya pada malam ke-27, inti dari tradisi ini.

Tradisi ini bukan hanya tentang keindahan visual, tetapi juga menandakan peningkatan rasa refleksi spiritual selama minggu terakhir Ramadan, waktu yang diyakini penuh berkah.

Keluarga berkumpul untuk salat tarawih dan berbagi makanan tradisional, menumbuhkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan.

3. Australia


Di Australia, tradisi mudik tidak dikenal dengan istilah tersebut, tetapi mereka memiliki tradisi serupa yang biasa dilakukan saat perayaan “Thanksgiving”.

Orang-orang yang merantau ke luar kota akan pulang ke kampung halaman untuk merayakan Thanksgiving bersama keluarga.

Meski tidak identik dengan mudik Lebaran di Indonesia, esensi dari tradisi ini adalah sama, yaitu pulang ke kampung halaman dan berkumpul bersama keluarga.

4. Singapura


Meskipun mayoritas penduduk Singapura adalah non-Muslim, Lebaran tetap menjadi hari libur nasional.

Tradisi Lebaran di Singapura juga mirip dengan Indonesia, seperti “open house” dan "berkumpul bersama keluarga".

Masyarakat Singapura yang memeluk agama Islam melakukan aktivitas mudik ke rumah orang tua, kerabat, dan saudara untuk saling memaafkan.

(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0786 seconds (0.1#10.140)