Pemimpin Senat AS: Ukraina Kalah Perang karena Kurang Dana

Selasa, 09 April 2024 - 14:30 WIB
loading...
Pemimpin Senat AS: Ukraina Kalah Perang karena Kurang Dana
Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Ukraina gagal di medan perang karena kurangnya pendanaan Amerika Serikat (AS), menurut Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer pada Senin (8/4/2024).

Dia menuntut Partai Republik di DPR meloloskan rancangan undang-undang bantuan senilai USD61 miliar sesegera mungkin.

Schumer, Demokrat dari New York, menyinggung Ukraina dalam pidatonya tentang agenda legislatif AS yang akan datang.

Senat yang mayoritas anggotanya dari Partai Demokrat meloloskan proposal pendanaan tersebut pada pertengahan Februari, namun DPR yang mayoritas anggotanya dari Partai Republik belum memberikan suara mengenai hal tersebut.

“Situasi di Ukraina sangat menyedihkan,” ujar Schumer, seraya mengklaim rancangan undang-undang pendanaan telah “mengumpulkan debu” selama 55 hari sementara “teman-teman kita di Ukraina berjuang dan mati di medan perang tanpa dukungan.”

“Semakin hari, Ukraina semakin kehabisan tentara, amunisi, dan harapan,” ujar dia.

“Jujur saja: alasan terbesar Ukraina kalah perang adalah karena kelompok sayap kanan di Kongres telah melumpuhkan tindakan AS. Itu dia, itulah alasannya,” tegas Schumer.

“Dengan mengesahkan RUU tersebut, Ketua DPR Mike Johnson akan melakukan hal yang benar untuk Ukraina, untuk Amerika, dan untuk demokrasi,” ujar politisi Partai Demokrat dari New York itu.



Dia menambahkan, “Jika tidak, Partai Republik akan memberikan kemenangan besar kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.”

Schumer mengemukakan argumen yang sama ketika mengunjungi Ukraina pada akhir Februari, mengklaim, “Jika Kiev mendapatkan uang, mereka akan memenangkan perang dan mengalahkan Rusia.”

Partai Demokrat berusaha memecah Partai Republik menjadi “moderat” dan “Partai Republik MAGA” mengacu pada slogan kampanye mantan Presiden AS Donald Trump ‘Make America Great Again’ untuk mendapatkan dukungan bagi agenda legislatif mereka di kedua kamar Kongres.

Taktik ini telah membuahkan hasil di Senat, di mana 22 anggota Partai Republik memberikan suara mendukung pendanaan Ukraina, lebih dari sekadar mengimbangi tiga anggota Partai Demokrat yang menentang.

Partai Republik saat ini memiliki mayoritas tipis di DPR yang beranggotakan 435 orang, dengan 218 kursi berbanding 213 kursi dari Partai Demokrat.

Johnson menjadi juru bicara pada akhir Oktober, setelah sekelompok anggota parlemen dari Partai Republik yang tidak puas memilih menggulingkan pendahulunya Kevin McCarthy karena membuat kesepakatan rahasia dengan Demokrat untuk meloloskan pendanaan Ukraina.

AS telah memberi Ukraina USD113 miliar dalam berbagai bentuk bantuan sejak dimulainya permusuhan.

Sementara itu, Rusia telah berulang kali mengecam pengiriman senjata Barat ke Ukraina, dan mengatakan hal ini hanya akan memperpanjang konflik, sekaligus menjadikan Barat sebagai partisipan langsung dalam permusuhan tersebut.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1096 seconds (0.1#10.140)