Sudah 50 Tahun Menanti, Pembunuh Berantai Ini Justru Selamat dari Eksekusinya

Minggu, 31 Maret 2024 - 12:47 WIB
loading...
A A A
“Tim medis tidak dapat memasang infus, sehingga eksekusi tidak dapat dilanjutkan,” kata Direktur Pemasyarakatan Departemen Idaho, Sanda Kuzeta-Cerimagic, dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip news.com.au, Minggu (31/3/2024).

Enam pejabat negara dan empat wartawan menyaksikan tim medis di balik eksekusi tersebut berusaha melakukan kontak pada tangan, kaki, tungkai dan lengan Creech.

Salah satu anggota tim bahkan meninggalkan ruang eksekusi untuk mendapatkan perbekalan lebih banyak.

Setiap kali mencoba memasukkan infus, yang memakan waktu beberapa menit, petugas medis harus membersihkan kulit Creech dengan alkohol, menyuntikkan larutan mati rasa, membersihkan kulit lagi dan kemudian mencoba memasang kateter IV ke dalam pembuluh darah.

Para saksi mata mengatakan bahwa tahanan tersebut, yang lengannya diikat ke meja, mengulurkan jarinya ke arah anggota keluarganya dan para pendukungnya yang duduk di ruang menonton terpisah.

Dia juga terlihat mengucapkan kata-kata, “Aku cinta kamu” kepada seseorang.

Di situs Death Penalty Info, hanya disebutkan bahwa hasil eksekusinya “dihentikan karena tim medis tidak dapat memasang infus, sehingga eksekusi tidak dapat dilanjutkan."

Tim yang melakukan suntikan mematikan tersebut termasuk relawan yang diharuskan memiliki pengalaman medis minimal tiga tahun, sesuai dengan protokol pelaksanaan negara.

“Kami marah namun tidak terkejut bahwa Negara Bagian Idaho menggagalkan eksekusi Thomas Creech hari ini,” kata pihak pengacaranya dalam sebuah pernyataan.

“Inilah yang terjadi ketika individu tak dikenal dan pelatihannya tidak diketahui ditugaskan untuk melakukan eksekusi.”
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
Hamas Senang Trump Cabut...
Hamas Senang Trump Cabut Rencana AS Usir Warga Gaza
Ukraina Kehabisan Rudal...
Ukraina Kehabisan Rudal ATACMS Amerika untuk Melawan Rusia
Donald Trump: Tidak...
Donald Trump: Tidak Ada yang Mengusir Rakyat Palestina dari Gaza
Ukraina Setuju Gencatan...
Ukraina Setuju Gencatan Senjata 30 Hari, Ini Respons Rusia
7 Fakta Donald Trump...
7 Fakta Donald Trump Memecat Tentara Transgender AS, dari 12.000 Prajurit LGBT hingga Bumerang Kepalsuan
7 Negara yang Berebut...
7 Negara yang Berebut Kekuasaan di Arktik, Rusia Jadi Jagoannya
Profil Linda McMahon,...
Profil Linda McMahon, Menteri Pendidikan AS Era Trump yang Pecat 50 Persen Pegawainya
Profil Mahmoud Khalil,...
Profil Mahmoud Khalil, Aktivis Muslim AS yang Ditangkap karena Menentang Kebijakan Donald Trump
Rekomendasi
Kisah Hikmah : Nilai...
Kisah Hikmah : Nilai Umur Manusia di Bulan Ramadan
PSI Yakin Ada Alasan...
PSI Yakin Ada Alasan Kuat di Balik Penundaan Pengangkatan CPNS dan PPPK
Ketika Prabowo Cari...
Ketika Prabowo Cari Jaksa Agung: Nggak Hadir Ya, Lagi Ngejar-ngejar Orang
Berita Terkini
Mahkamah Internasional...
Mahkamah Internasional Gelar Sidang Terbuka Kewajiban Israel di Wilayah Palestina yang Diduduki
41 menit yang lalu
Bosnia Buru Presiden,...
Bosnia Buru Presiden, Perdana Menteri dan Ketua Parlemen Republika Srpska
1 jam yang lalu
Penjualan Mobil Anjlok,...
Penjualan Mobil Anjlok, Volkswagen akan Produksi Senjata dan Peralatan Militer
2 jam yang lalu
Putin Kunjungi Wilayah...
Putin Kunjungi Wilayah Kursk Rusia, Seru Militer Kalahkan Ukraina Secepatnya
3 jam yang lalu
4 Isi Gencatan Rusia...
4 Isi Gencatan Rusia dan Ukraina yang Diajukan AS, Tidak Ada Perang Selama 30 Hari
3 jam yang lalu
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
4 jam yang lalu
Infografis
Komputer Berusia 2.000...
Komputer Berusia 2.000 Tahun Ditemukan, Ini Fungsinya
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved