Israel Bisa Putus Bank-bank Palestina dari Sistem Global Pekan Depan
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Bank-bank Palestina dapat diputus dari sistem perbankan Israel mulai pekan depan menyusul keputusan Menteri Keuangan Israel untuk menghentikan transaksi antara kedua lembaga keuangan tersebut.
Kabar itu menurut laporan pada Kamis (28/3/2024) oleh surat kabar Israel Haaretz.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memiliki waktu dua hari untuk mengadakan rapat kabinet guna membahas pembatalan rencana Menteri Keuangan Bezalel Smotrich untuk mengisolasi bank-bank Palestina dari sistem perbankan Israel dan internasional.
Perekonomian Palestina didasarkan pada mata uang Israel, syikal, sehingga bergantung pada hubungan dengan Israel dan transaksi keuangannya dengan seluruh dunia harus melalui Bank Israel dan bank-bank Israel.
Awal bulan ini, menteri sayap kanan Smotrich mengancam akan melumpuhkan perekonomian Otoritas Palestina sebagai tanggapan terhadap sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap empat pemukim ekstremis Tepi Barat yang dituduh melakukan kekerasan terhadap warga Palestina.
Bank-bank Israel telah mematuhi sanksi tersebut meskipun ada seruan dari Smotrich untuk tidak mematuhinya.
Dua bank Israel, Israel Discount Bank dan Bank Hapoalim, saat ini memelihara hubungan bank-bank Palestina dengan sistem perbankan di Israel dan secara global.
Untuk melindungi mereka dari tuntutan hukum yang melibatkan Otoritas Palestina karena “mentransfer dana ke kelompok teror”, pemerintah Israel telah mengeluarkan perlindungan bagi kedua bank tersebut setiap tahun, yang ditandatangani menteri keuangan.
Smotrich kini menolak memperbarui perjanjian yang telah berlaku selama bertahun-tahun itu.
Tanpa perlindungan ini, kekebalan Otoritas Palestina akan dicabut dan bank-bank Israel akan terkena tuntutan hukum dan diperkirakan akan memutuskan hubungan dengan bank-bank Palestina.
Konsekuensi dari isolasi Otoritas Palestina dari dunia keuangan dan perekonomian Israel, akan melumpuhkan perekonomian Palestina secara signifikan.
Perusahaan Israel mana pun yang memiliki hubungan bisnis dengan Otoritas Palestina tidak lagi dapat menyetor cek Palestina atau menerima pembayaran dari bank Palestina, menurut Haaretz.
Bahkan pekerja Palestina, yang hanya boleh menerima gaji mereka dalam bentuk deposito bank sesuai dengan perjanjian tahun 2022 antara otoritas Palestina dan Israel, tidak akan dapat terus menerima gaji di Israel, kecuali jika gaji tersebut dibayar tunai.
Bidang lain yang akan terkena dampak langkah Smotrich termasuk operasi ekspor dan impor Palestina, yang melalui pelabuhan Israel, dan dana pajak Palestina, yang dikumpulkan Israel.
Kabar itu menurut laporan pada Kamis (28/3/2024) oleh surat kabar Israel Haaretz.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memiliki waktu dua hari untuk mengadakan rapat kabinet guna membahas pembatalan rencana Menteri Keuangan Bezalel Smotrich untuk mengisolasi bank-bank Palestina dari sistem perbankan Israel dan internasional.
Perekonomian Palestina didasarkan pada mata uang Israel, syikal, sehingga bergantung pada hubungan dengan Israel dan transaksi keuangannya dengan seluruh dunia harus melalui Bank Israel dan bank-bank Israel.
Awal bulan ini, menteri sayap kanan Smotrich mengancam akan melumpuhkan perekonomian Otoritas Palestina sebagai tanggapan terhadap sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap empat pemukim ekstremis Tepi Barat yang dituduh melakukan kekerasan terhadap warga Palestina.
Bank-bank Israel telah mematuhi sanksi tersebut meskipun ada seruan dari Smotrich untuk tidak mematuhinya.
Dua bank Israel, Israel Discount Bank dan Bank Hapoalim, saat ini memelihara hubungan bank-bank Palestina dengan sistem perbankan di Israel dan secara global.
Untuk melindungi mereka dari tuntutan hukum yang melibatkan Otoritas Palestina karena “mentransfer dana ke kelompok teror”, pemerintah Israel telah mengeluarkan perlindungan bagi kedua bank tersebut setiap tahun, yang ditandatangani menteri keuangan.
Smotrich kini menolak memperbarui perjanjian yang telah berlaku selama bertahun-tahun itu.
Tanpa perlindungan ini, kekebalan Otoritas Palestina akan dicabut dan bank-bank Israel akan terkena tuntutan hukum dan diperkirakan akan memutuskan hubungan dengan bank-bank Palestina.
Konsekuensi dari isolasi Otoritas Palestina dari dunia keuangan dan perekonomian Israel, akan melumpuhkan perekonomian Palestina secara signifikan.
Perusahaan Israel mana pun yang memiliki hubungan bisnis dengan Otoritas Palestina tidak lagi dapat menyetor cek Palestina atau menerima pembayaran dari bank Palestina, menurut Haaretz.
Bahkan pekerja Palestina, yang hanya boleh menerima gaji mereka dalam bentuk deposito bank sesuai dengan perjanjian tahun 2022 antara otoritas Palestina dan Israel, tidak akan dapat terus menerima gaji di Israel, kecuali jika gaji tersebut dibayar tunai.
Bidang lain yang akan terkena dampak langkah Smotrich termasuk operasi ekspor dan impor Palestina, yang melalui pelabuhan Israel, dan dana pajak Palestina, yang dikumpulkan Israel.
(sya)