Mengapa Jepang Menjual Jet Tempur Generasi Masa Depan ke Negara Lain?

Kamis, 28 Maret 2024 - 21:50 WIB
loading...
Mengapa Jepang Menjual...
Jepang akan menjual jet tempur generasi masa depan yang dikembangkan dengan Inggris dan Italia. Foto/Reuters
A A A
TOKYO - Kabinet Jepang menyetujui rencana untuk menjual jet tempur generasi masa depan ke negara-negara lain pada hari Selasa, sebuah langkah terbaru yang menyimpang dari prinsip-prinsip pasifis yang diadopsi negara tersebut pada akhir Perang Dunia II.

Keputusan kontroversial yang mengizinkan penjualan senjata internasional diperkirakan akan membantu mengamankan peran Jepang dalam proyek pengembangan jet tempur baru bersama dengan Italia dan Inggris, yang telah berlangsung selama satu tahun. peranannya dalam urusan global.

Untuk saat ini, Tokyo mengatakan bahwa mereka tidak berencana untuk mengekspor senjata mematikan yang dikembangkan bersama selain pesawat tempur baru, yang diperkirakan baru akan mulai beroperasi pada tahun 2035.

Berikut ini adalah perubahan terkini dan alasan Jepang dengan cepat melonggarkan aturan ekspor senjata.

Mengapa Jepang Menjual Jet Tempur Generasi Masa Depan ke Negara Lain?

1. Merespons Ketegangan Regional

Mengapa Jepang Menjual Jet Tempur Generasi Masa Depan ke Negara Lain?

Foto/Reuters

Pada hari Selasa, Kabinet menyetujui revisi pedoman penjualan peralatan pertahanan di luar negeri, dan mengizinkan penjualan jet masa depan. Pemerintah mengatakan bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk mengekspor senjata mematikan lainnya yang dikembangkan bersama berdasarkan pedoman tersebut, dan hal ini memerlukan persetujuan Kabinet untuk melakukannya.

Padahal, Jepang telah lama melarang sebagian besar ekspor senjata berdasarkan konstitusi pasifis negara tersebut, meskipun Jepang mulai mengambil langkah-langkah menuju perubahan di tengah meningkatnya ketegangan regional dan global.

Pada tahun 2014, mereka mulai mengekspor sejumlah perlengkapan militer yang tidak mematikan, dan pada bulan Desember lalu, mereka menyetujui perubahan yang memungkinkan penjualan 80 senjata dan komponen mematikan yang diproduksi di bawah lisensi dari negara lain kembali ke pemberi lisensi. Perubahan tersebut, yang dilakukan pada bulan Desember, membuka jalan bagi Jepang untuk menjual rudal Patriot rancangan AS ke Amerika Serikat, membantu menggantikan amunisi yang dikirim Washington ke Ukraina.

Keputusan mengenai jet akan memungkinkan Jepang untuk mengekspor senjata mematikan yang mereka produksi bersama ke negara lain untuk pertama kalinya.


2. Kerja Sama dengan Italia dan Inggris Mengembangkan F-2

Jepang bekerja sama dengan Italia dan Inggris untuk mengembangkan jet tempur canggih untuk menggantikan armada pesawat tempur F-2 rancangan Amerika yang sudah tua, dan Eurofighter Typhoon yang digunakan oleh militer Inggris dan Italia.

Jepang, yang sebelumnya sedang mengerjakan desain buatan dalam negeri yang disebut F-X, pada bulan Desember 2022 setuju untuk menggabungkan upayanya dengan program Inggris-Italia yang disebut Tempest. Proyek gabungan tersebut, yang dikenal sebagai Global Combat Air Program, berbasis di Inggris, dan belum mengumumkan nama baru untuk desainnya.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Tegang di Langit Indo-Pasifik,...
Tegang di Langit Indo-Pasifik, Jet Tempur China Kejar Pesawat AS Dekat Kapal Induk
3 Tujuan Rusia Menempatkan...
3 Tujuan Rusia Menempatkan Pesawat Tempur di Biak Papua
2 Jet Tempur Inggris...
2 Jet Tempur Inggris Cegat Sepasang Pesawat Rusia di Dekat Negara NATO
Penyanyi Jepang Ini...
Penyanyi Jepang Ini Lakukan Perjalanan Pulang Pergi 4 Jam untuk Kuliah, Habiskan Rp3,5 Juta Setiap Hari
AS Kerahkan Pesawat...
AS Kerahkan Pesawat Pengebom Nuklir B-1B ke Jepang, Pertama Kali sejak Perang Vietnam
MA Inggris Putuskan...
MA Inggris Putuskan Wanita Adalah Perempuan dari Lahir, Pukulan Telak bagi LGBT
Jet Tempur Israel Hendak...
Jet Tempur Israel Hendak Mengebom Gaza, tapi Malah Menghantam Permukiman Zionis
Gempa M 6,2 Guncang...
Gempa M 6,2 Guncang Istanbul, Orang-Orang Berlarian Keluar Gedung
Biodata Haitham bin...
Biodata Haitham bin Tariq: Sultan Oman, Diplomat Ulung Lulusan Oxford
Rekomendasi
Realisasi Investasi...
Realisasi Investasi Kuartal I/2025 Capai Rp465,2 Triliun, Rosan: Sesuai Target
AI Jadi Kunci LG untuk...
AI Jadi Kunci LG untuk Menguasai Pasar Peralatan Rumah Tangga di Asia
Drama Korea A Shop For...
Drama Korea A Shop For Killer Lanjut Season 2, Tayang Perdana 2026
Berita Terkini
Terungkap! Sheikh Zayed...
Terungkap! Sheikh Zayed Pernah Ragukan AS Akan Lindungi Pemimpin Arab saat Krisis
4 jam yang lalu
Vietnam Hendak Beli...
Vietnam Hendak Beli 24 Jet Tempur F-16 AS, Hubungan dengan Rusia Bisa Tamat dan China Bakal Marah
5 jam yang lalu
Mesir Hancurkan Masjid...
Mesir Hancurkan Masjid Mahmoud Pasha Al-Falaky yang Bersejarah di Kairo, Picu Kecaman
8 jam yang lalu
3 Langkah Rusia untuk...
3 Langkah Rusia untuk Merebut Crimea dari Ukraina, Apa Saja?
9 jam yang lalu
Mahmoud Abbas Minta...
Mahmoud Abbas Minta Hamas Serahkan Gaza dan Senjata kepada Otoritas Palestina, Serta Lepaskan Sandera Israel
10 jam yang lalu
Ini Ivan Vladimirovich,...
Ini Ivan Vladimirovich, Bocah 10 Tahun Diduga Anak Rahasia Putin dan Si Cantik Alina Kabaeva
11 jam yang lalu
Infografis
Stop Ekspor Suku Cadang...
Stop Ekspor Suku Cadang Jet Tempur Siluman F-35 ke Israel!
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved