Korea Utara-Amerika Lanjutkan Proses Denuklirisasi

Senin, 08 Oktober 2018 - 13:30 WIB
Korea Utara-Amerika Lanjutkan Proses Denuklirisasi
Korea Utara-Amerika Lanjutkan Proses Denuklirisasi
A A A
SEOUL - Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo menggelar perundingan dua jam dengan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un di Pyongyang, kemarin.

Menurut Pompeo, dua negara terus membuat kemajuan menuju denuklirisasi. Beberapa saat setelah tiba di Korea Selatan (Korsel) setelah mengunjungi Pyongyang, Pompeo mengunggah foto dirinya sedang berjalan dengan Kim di Twitter.

“Memiliki perjalanan bagus ke #Pyongyang untuk bertemu Chairman Kim. Kami terus membuat kemajuan dalam kesepakatan yang dibuat di KTT Singapura. Terima kasih telah menerima saya dan tim saya @StateDept,” tweet Pompeo dikutip kantor berita Reuters. Kim dan Pompeo bertemu selama dua jam, termasuk makan siang di Paekhwawon atau 100 Flowers Garden, istana tamu kenegaraan prestisius.

Kun jungan singkat itu meru pakan keempat bagi Pompeo sejak Maret lalu. Lawatan itu sebelumnya dijadwalkan pada Agustus, tapi dibatalkan pada menit terakhir oleh Presiden AS Donald Trump karena menganggap perkembangan proses denuklirisasi yang kurang cepat.

“Ini hari yang sangat bagus menjanjikan masa depan baik untuk kedua negara,” kata Kim berbicara melalui seorang penerjemah saat dia duduk di meja makan siang bersama Pompeo. Pompeo menjelaskan, “Terima kasih untuk menjamu, Presiden Trump mengirim penghargaannya. Kami memiliki pagi yang sangat sukses, jadi terima kasih dan saya menantikan waktu kita di sini makan siang dengan baik.”

Kim berjanji bekerja menuju denuklirisasi saat bertemu Trump dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) di Singapura pada Juni lalu. Meski demikian, Korut dianggap kurang banyak bertindak menyerahkan persenjataannya, termasuk mendeklarasikan semua fasilitas rudal dan nuklir.

Pejabat AS yang menjadi bagian tim delegasi Pompeo menyatakan, kunjungan terbaru ke Korut itu lebih baik dibandingkan sebelumnya, tapi dia menambahkan, “Ini akan menjadi perjalanan panjang.”

Lawatan Pompeo sebelumnya ke Korut tidak berjalan baik. Dia meninggalkan Pyongyang pada Juli lalu dengan memuji kemajuan yang terjadi, namun Korut menyangkal pernyataan Pompeo dengan mengatakan dia membuat permintaan seperti penjahat. Saat lawatan itu Pompeo tidak bertemu Kim.

“Di Seoul, Pompeo dijadwalkan bertemu Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jaein sebelum bertemu Menlu Korsel Kang Kyung-wha,” ungkap pernyataan kantor Moon. Pompeo mengunjungi Tokyo pada Jumat (5/10) dan akan ke Beijing sebelum kembali ke AS pada Senin (8/10).

Dia menjelaskan perjalanannya di Asia bertujuan memastikan apa yang diinginkan semua pihak. Dia juga berharap bisa menyepakati tanggal dan lokasi untuk KTT kedua Kim dan Trump, seperti yang diusulkan Kim melalui suratnya pada Trump bulan lalu.

Pompeo menolak memberi rincian tentang negosiasi yang dilakukan dengan Korut saat dia ditanya, apakah dia setuju dengan permintaan Korut untuk deklarasi berakhirnya Perang Korea 1950-1953.

Dia juga menghindari menjawab pertanyaan tentang cadangan senjata nuklir Korut. Trump menunjukkan keinginan untuk KTT kedua dengan Kim, meski kedua pemimpin menyatakan berbagai perbedaan antara AS dan Korut masih sangat besar.

Barubaru ini, Pompeo membuat marah Korut dengan menegaskan bahwa sanksi internasional tetap berlanjut hingga Pyongyang menyerahkan senjata nuklir. Pada Rabu (3/10), Pompeo menyatakan ada dukungan di Sidang Umum Perserikatan Bangsa
Bangsa (PBB) untuk tetap mempertahankan sanksi internasional pada Korut.

Meski demikian, Rusia dan China memiliki beberapa ide tentang bagaimana mulai berpikir untuk mengurangi berbagai sanksi tersebut. Menlu Korut Ri Yong-ho menjelaskan di PBB bulan lalu bahwa berlanjutnya sanksi pada Korut semakin memperdalam ketidakpercayaan pada AS. Dia juga menegaskan Pyongyang tidak akan menyerahkan senjata nuklir secara sepihak dalam kondisi apapun.

Di sisi lain, hubungan Korut dan Korsel semakin membaik. Awal bulan ini kedua negara mulai memindahkan ranjau darat di sepanjang perbatasan yang dijaga ketat. Pembersihan ranjau ini dilakukan untuk mengurangi ketegangan dan membangun ke percayaan di Semenanjung Korea.

Proyek itu disepakati saat KTT bulan lalu di Pyong yang antara Kim dan Moon. Kementerian Pertahanan (Kemhan) Korsel menyatakan kedua pihak sepakat memindahkan semua ranjau darat di Area Keamanan Gabungan (JSA) di Panmunjom dalam 20 hari mendatang.

Para pakar militer melakukan tugas berbahaya itu di wilayah Korsel. Belum ada konfirmasi dari Korut bahwa tentaranya juga melalui proses pembersihan ranjau darat. Kesepakatan ini juga akan memindahkan pospos penjagaan dan persenjataan dari JSA setelah pemin dahan ranjau.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3315 seconds (0.1#10.140)