Si 'Otak' Putin Ungkap Satu-satunya Solusi Akhiri Perang Rusia-Ukraina
loading...
A
A
A
MOSKOW - Aleksandr Dugin, filsuf terkenal yang dijuluki sebagai “otak”-nya Presiden Rusia Vladmir Putin, telah mengungkap satu-satunya solusi untuk mengakhiri perang negaranya dengan Ukraina.
Solusi tersebut, kata Dugin, Kyiv harus menyerahkan wilayahnya kemudian bergabung dengan negara-negara bekas Slavia Timur dan blok Barat menghentikan pasokan senjatanya ke Ukraina.
Dugin, seorang ultranasionalis yang juga sekutu Putin, mengatakan kepada Al Arabiya English bahwa politisi Barat yang tidak bertanggung jawab harus disalahkan atas tingginya ancaman perang nuklir yang dihadapi pihak-pihak yang bertikai dan negara-negara tetangga Rusia.
Namun, para pengkritik Dugin tidak percaya bahwa dia mempunyai pengaruh atas tindakan Kremlin.
“Perang nuklir belum pernah sedekat sekarang ini,” kata Dugin.
“[Ancaman] perang nuklir mencapai titik ini karena ideologi dominan di Barat, yaitu globalisasi dan liberalisme, tidak menerima pandangan yang berlawanan,” ujarnya, yang dilansir Minggu (10/3/2024).
“Jika elite Barat yang mengadopsi ideologi liberalisme dan globalisasi, berpihak pada sistem unipolaritas dan berpegang pada prinsip ini tanpa mempertimbangkan variabel-variabel baru…mereka akan mengambil tindakan provokatif seperti memberikan pesawat tempur F-16 kepada Ukraina meskipun landasan pacunya kurang untuk jet jenis ini,” papar Dugin.
Sejak Rusia menginvasi wilayah Ukraina pada Februari 2022, Kyiv dengan cepat kehabisan kemampuan militernya dan terus sangat bergantung pada bantuan militer dari negara-negara NATO.
Jet tempur F-16 telah menjadi bagian dari daftar keinginan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang telah lama diminta, yang menurutnya akan memberikan hasil baru yang menguntungkan Kyiv karena kedua pihak masih menemui jalan buntu meskipun ada kekuatan militer Moskow.
Solusi tersebut, kata Dugin, Kyiv harus menyerahkan wilayahnya kemudian bergabung dengan negara-negara bekas Slavia Timur dan blok Barat menghentikan pasokan senjatanya ke Ukraina.
Dugin, seorang ultranasionalis yang juga sekutu Putin, mengatakan kepada Al Arabiya English bahwa politisi Barat yang tidak bertanggung jawab harus disalahkan atas tingginya ancaman perang nuklir yang dihadapi pihak-pihak yang bertikai dan negara-negara tetangga Rusia.
Namun, para pengkritik Dugin tidak percaya bahwa dia mempunyai pengaruh atas tindakan Kremlin.
“Perang nuklir belum pernah sedekat sekarang ini,” kata Dugin.
“[Ancaman] perang nuklir mencapai titik ini karena ideologi dominan di Barat, yaitu globalisasi dan liberalisme, tidak menerima pandangan yang berlawanan,” ujarnya, yang dilansir Minggu (10/3/2024).
“Jika elite Barat yang mengadopsi ideologi liberalisme dan globalisasi, berpihak pada sistem unipolaritas dan berpegang pada prinsip ini tanpa mempertimbangkan variabel-variabel baru…mereka akan mengambil tindakan provokatif seperti memberikan pesawat tempur F-16 kepada Ukraina meskipun landasan pacunya kurang untuk jet jenis ini,” papar Dugin.
Jalan Buntu Picu Perang Nuklir
Sejak Rusia menginvasi wilayah Ukraina pada Februari 2022, Kyiv dengan cepat kehabisan kemampuan militernya dan terus sangat bergantung pada bantuan militer dari negara-negara NATO.
Jet tempur F-16 telah menjadi bagian dari daftar keinginan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang telah lama diminta, yang menurutnya akan memberikan hasil baru yang menguntungkan Kyiv karena kedua pihak masih menemui jalan buntu meskipun ada kekuatan militer Moskow.