Pangeran Saudi Tak Pulang usai Salahkan Raja Salman dalam Perang Yaman

Senin, 10 September 2018 - 08:41 WIB
Pangeran Saudi Tak Pulang...
Pangeran Saudi Tak Pulang usai Salahkan Raja Salman dalam Perang Yaman
A A A
RIYADH - Pangeran senior Kerajaan Arab Saudi, Ahmed bin Abdulaziz al-Saud, dilaporkan tak pulang ke negaranya setelah membuat komentar yang terkesan menyalahkan Raja Salman dan Putra Mahkota Saudi dalam perang di Yaman. Pangeran Ahmed diduga sedang mencari pengasingan di luar negeri.

Middle East Eye, mengutip sumber yang dekat dengan Pangeran Ahmed, mengatakan pada hari Jumat bahwa adik Raja Saudi itu mungkin tidak kembali ke negaranya setelah video dari komentarnya di-posting online pekan lalu.

Dalam video tersebut, Pangeran Ahmed, mengatakan kepada para demonstran anti-perang yang berkumpul di luar kediamannya di London bahwa seluruh keluarga kerajaan tidak boleh disalahkan atas perang di Yaman.

"Ada orang-orang tertentu yang bertanggung jawab. Jangan salahkan seluruh keluarga," katanya.

Ditanya siapa orang-orang itu, sang pangeran mengatakan; "Itu adalah raja dan pewarisnya."

"Di Yaman dan di tempat lain, harapan kami adalah bahwa perang berakhir hari ini sebelum besok," imbuh dia.

Video itu sudah beredar luas secara online dan memicu spekulasi bahwa ada perpecahan di internal keluarga Kerajaan Saudi.Baca Juga: Pangeran Saudi Sangkal Ada Perpecahan Keluarga Kerajaan
Kantor berita negara negara Saudi, SPA, sudah menerbitkan klarifikasi dari Pangeran Ahmed terkait komentarnya di depan para demonstran di London, Inggris. Menurut sang pangeran, komentarnya disalahtafsirkan.

"Saya telah menegaskan bahwa raja dan putra mahkota bertanggung jawab atas negara dan keputusannya," kata pangeran dalam pernyataan.

"Ini benar untuk keamanan dan stabilitas negara dan rakyat. Oleh karena itu, tidak mungkin menafsirkan apa yang saya katakan dengan cara lain," ujarnya.

Namun, Middle East Eye mengatakan bahwa sumbernya mengklaim Pangeran Ahmed sejatinya membela atas pernyataan aslinya.

"Dia mengatakan, laporan oleh SPA yang dikontrol negara itu palsu dan bahwa kata-kata yang dikutip oleh agensi (berita) itu bukan miliknya," tulis Middle East Eye, yang dikutip Senin (10/9/2018).

Perbedaan pendapat jarang ditampilkan di internal kerajaan, di mana kritikus raja Saudi telah menghadapi hukuman penjara yang lama, hukuman fisik dan denda besar.

Puluhan anggota keluarga kerajaan, menteri dan pengusaha top ditangkap pada bulan November 2017 lalu selama "pembersihan anti-korupsi" yang diluncurkan oleh Mohammed bin Salman. Tuduhan terhadap mereka yang ditahan termasuk pencucian uang, penyuapan, dan pemerasan.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6859 seconds (0.1#10.140)